Materi Inversio Uteri

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Perdarahan pasca persalinan di bagi menjadi perdarahan pasca persalinan primer dan sekunder:
1.      Perdarahan pasca persalinan primer (Early Postpartum Haemorrhage, atau perdarahan pascapersalinan segera).
Perdarahan pascapersalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama Perdarahan pascapersalinan primer ialah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2.      Perdarahan pascapersalinan sekunder (Late Postpartum Haemorrhage, atau perdarahan masa nifas, atau perdarahan pascapersalinan lambat, atau PPP kasep).Perdarahan pascapersalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama Perdarahan pascapersalinan sekunder ialah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.

a.      Definisi
Perdarahan pascapersalinan salah satunya sanggup disebabkan oleh:
Inversio uteri ialah penggalan atas uterus memasuki cavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam cavum uteri. 
Pada inversio uteri menahun, yang di temukan beberapa usang setelah persalinan, sebaiknya di tunggu berakhirnya involusi kemudian di lakukan pembedahan pervaginam. Inversio uteri jarang terjadi, tetapi kalau terjadi, sanggup mengakibatkan trauma yang berat.
Menurut dr. Ida Bagus GdeManuaba, SpOG) Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam kavum uteri, sanggup secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasanya disebabkan pada saat melaksanakan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik. Inversio uterim emberikan rasa sakit yang sanggup menimbulkan keadaan syok.

b.      Pembagian inversio uteri :
1.              Inversio uteri ringan/ inversio uteri inkomplit : fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri namun belum keluar dari ostium uteri
2.              Inversio uteri sedang /inversio uteri inkomplit :: terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.
3.               Inversio uteri berat/ inversio prolaps : uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.
Perdarahan pasca persalinan di bagi menjadi perdarahan pasca persalinan primer dan sekunde bahan inversio uteri
pembagian pembagian terstruktur mengenai inversio uteri

Klasifikasi prolapsus uteri
-Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
-Tingkat II: uterus sebagian besar keluar dari vagina
-Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio vagina ( prosidensia uteri)

c.       Etiologi Inversio Uteri
Penyebab Inversio Uteri yaitu :
1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2. Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.

d.      Faktor yang mempermudah terjadinya inversio uteri :
1. Tunus otot rahim yang lemah
2. Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal, tekanan dengan tangan, tarikan pada tali pusat)
3. Canalis servikalis yang longgar.
4.      Patulous kanalis servikalis.Frekuensi inversio uteri : angka kejadian 1: 20.000 persalinan.

. Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga hiperbola dan diluar kontraksi uterus akan mengakibatkan inversio uteri

e.       Tanda tanda-tanda inversio uteri
gejala klinis inversio uteri:
1.              Dijumpai pada kala III atau post partum dengan tanda-tanda nyeri yang hebat, perdarahan yang banyak hingga syok.Apalagi bila plasenta masih menempel dansebagian sudah ada yang terlepas dandapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2.              Pemeriksaan dalam : ± Bila masih inkomplit maka pada daerahsimfisis uterus teraba fundus utericekung ke dalam. ± Bila komplit, di atas simfisis uterusteraba kosong dan dalam vagina terabatumor lunak. ± Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

Tanda dan tanda-tanda inversio uteri yang selalu ada
a) Uterus terlihat
b) Uterus sanggup terlihat sebagai tonjolan mengilat, merah lembayung di vagina
c) Plasenta mungkin masih menempel (tampak tali pusat)
d) Perdarahan

Tanda paling sering inversio uteri ialah perdarahan, tetapi cepatnya ibu mengalami kolaps dengan jumlah kehilangan darahnya
a)  Syok berat
b) Nyeri
c) Nyeri abdomen bawah berat, disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum serta bias disertai rasa ingin defekasi
d) Lumen vagina terisi massa

Tanda dan tanda-tanda yang kadang – kadang ada :
a) Syok neurogenik
b) Pucat dan limbung

Gejala klinis prolapsus uteri :
Sangat individual dan berbeda-beda, adakala prolapsus uterinya cukup berat tapi keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolapsus uteri sanggup mendadak menyerupai nyeri,
Muntah, kolps ( jarang), keluhan- keluhannya :
- Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema
(vagina atau perasaan berat pada perut penggalan bawah
- Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan berbaring.
- Timbulnya gejala-gejala dari : Sitokel : Pipis sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan stress inkontinensia (tak sanggup menahan BAK) lantaran dinding belakang uretra tertarik, sehingga fungsi sfincter terganggu. Rektokel : terjadi gangguan defikasi menyerupai obstipasi, lantaran faeces berkumpul di rongga rektokel. Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja. Leukorea, lantaran bendungan/kongesti kawasan serviks. Luka lecet pada portio lantaran geseran celana dalam. Enterokel, mengakibatkan rasa berat dan penuh pada kawasan panggul. Servisitis sanggup mengakibatkan infertility. Menoragia lantaran bendungan

f.       Komplikasi inversio uteri:
1. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitis
3. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa
4. Gangguan miksi dan stress inkontenensia
5. Infeksi saluran kencing
6. Infertilitas
7. Gangguan partus
8. Hemoroid 
9. inkarserasi usus


g.      Diagnosis perdarahan pasca persalinan
Diagnosis biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
- Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
- Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.
- Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari:
- Sisa plasenta atau selaput ketuban
- Robekan rahim
- Plasenta suksenturiata
- Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah
- Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dll

Perdarahan pascapersalinan ada kalanya merupakan perdarahan yang andal dan seram hingga dalam waktu singkat ibu sanggup jatuh kedalam keadaan syok. Atau sanggup berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga ancaman lantaran kita tidak menyangka jadinya perdarahan berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan juga jatuh dalam presyok dan syok. Karena itu, ialah penting sekali pada setiap ibu yang bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin, serta pengawasan tekanan darah, nadi, pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus perdarahan selama 1 jam.

skema perilaku bidan
h.      Patofisiologi  inversio uteri
Uterus dikatakan mengalami inversi kalau penggalan dalam menjadi di luar ketika melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, bundar konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil danuterus akan terisi darah.
Dengan adanya persalinan yang sulit, mengakibatkan kelemahan pada ligamentum-ligamentum, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul lantaran peningkatan tekanan intra abdominal dan faktor usia. Karena serviks terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus (borok). Dapat menjadi SISTOKEL lantaran kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma obstetrik) sehingga kandung kemih terdorong ke belakang dan dinding depan vagian terdorong ke belakang. Dapat terjadi URETROKEL, lantaran uretra ikut dalam penurunan tersebut. Dapat terjadi REKTOKEL, lantaran kelemahan fasia di dinding belakang vagina, ok trauma obstetri atau lainnya, sehingga rektum turun ke depan dan mengakibatkan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan. Dapat terjadi ENTEROKEL, lantaran suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan. Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina.Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina sanggup bangkit sendiri

Inversio uteri ialah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masukIni ialah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem. Inversio Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya terus sehingga penggalan dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya ke dalam kavum uteri. Oleh lantaran servik mendapat pasokan darah yang sangat banyak maka inversio uteri yang total sanggup mengakibatkan renjatan vasovagal dan memicu terjadinya perdarahan pasca persalinan yang masif akhir atonia uteri yang menyertainya Inversio Uteri sanggup terjadi pada perkara sumbangan persalinan kala III aktif . khususnya bila dilakukan tarikan talipusat terkendali pada ketika masih belum ada kontraksi uterus dan keadaan ini termasuk pembagian terstruktur mengenai tindakan iatrogenic

i.        Penatalaksanaan inversio uteri :
Dalam memimpin persalinan harus dijaga kemungkinan timbulnya inversio uteri. Tarikan pada tali sentra sebelum plasenta benar-benar lepas, jangan dilakukan dan apabila melaksanakan prasat Crede harus diperhatikan syarat-syaratnya.
Apabila terdapat inversio uteri dengan gejala-gejala syok, maka harus diatasi lebih dulu dengan infuse i.v cairan elektrolit dan transfusi darah, segera setelah itu dilakukan reposisi. 
Perdarahan pasca persalinan di bagi menjadi perdarahan pasca persalinan primer dan sekunde bahan inversio uteri
reposisi

      Apabila reposisi pervaginam gagal, sebaiknya dilakukan pembedahan berdasarkan Haultein (dikerjakan laparotomi, dinding belakang bundar konstriksi dibuka, sehingga memungkinkan penyelenggaraan reposisi uterus sedikit demi sedikit, kemudian luka di bawah uterus dijahit dan luka laparotomi ditutup).
Perdarahan pasca persalinan di bagi menjadi perdarahan pasca persalinan primer dan sekunde bahan inversio uteri
reposisi dengan laparotomi


Pencegahan Inversi Sebelum Tindakan :
- Koreksi Manual
o Pasang sarung tangan DTT 
o Pegang uterus pada kawasan insersi tali sentra dan masukkan kembali melalui serviks.Gunakan tangan lain untuk membantu menahan uterus dari dinding abdomen.Jika plasenta masih belum terlepas,lakukan plasenta manual setelah tindakan koreksi.masukkan penggalan fundus uteri terlebih dahulu.
o Jika koreksi manual tidak berhasil,lakukan koreksi hidrostatik.
- Koreksi Hidrostatik
o Pasien dalam posisi trendelenburg dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari perineum.
o Siapkan sistem bilas yang sudah desinfeksi,berupa selang 2 m berujung penyemprot berlubang lebar.Selang disambung dengan tabung berisi air hangat 2-5 l(atau NaCl atau infus lain) dan dipasang setinggi 2 m.
o Identifikasi forniks posterior.
o Pasang ujung selang douche pada forniks posterior hingga menutup labia sekitar ujung selang dengan tangan.
o Guyur air dengan leluasa biar menekan uterus ke posisi semula.
- Koreksi Manual Dengan Anestesia Umum
o Jika koreksi hidrostatik gagal,upayakan reposisi dalam anastesia umum. Halotan merupakan pilihan untuk relaksasi uterus.

 Koreksi Kombinasi Abdominal – Vaginal
Ø
Kaji ulang indikasi
o Kaji ulang prinsip dasar perawatan operatif
o Lkukan insisi dinding abdomen hingga peritoneum,dan singkirkan usus dengan kasa.tampak uterus berupa lekukan.
o Dengan jari tangan lakukan dilatasi cincin konstriksi serviks.
o Pasang tenakulum melelui cincin serviks pada fundus.
o Lakukan tarikan atau traksi ringan pada fundus sementara tangan kanan melaksanakan koreksi manual melalui vagina.
o Jika tindakan traksi gagal,lakukan insisi cincin kontriksi serviks di penggalan belakang untuk menghindari resiko cedera kandung kemih,ulang tindakan dilatasi,pemasangan tenakulum dan fraksi fundus.
o Jika koreksi berhasil,tutup dinding abdomen setelah melaksanakan penjahitan hemostasis dan dipastikan tidak ada perdarahan.
o Jika ada bisul ,pasang drain karet.

j.        Perawatan Pasca Tindakan
o Jika inversi sudah diperbaiki,berikan infuse oksitisin 20 unit dalam 500 ml I.V. (NaCl 0.9 % atau ringer laktat) 10 tetes/menit.
- Jika dicurigai terjadi perdarahan,berikan infus hingga dengan 60 
tetes/ menit.
- Jika kontraksi uterus kurang baik,berikan ergometrin 0,2 mg .

o Berikan antibiotic propilaksis takaran tunggal:
- Ampisilin 2g I.V dan metronidazol 500 mg I.V
- Atau sevasolin 1g I.V dan metrodinasol 500 mg I.V

o Lakukan perawatan paska bedah kalau dilakukan koreksi kombinasi abdominal vaginal.
o Jika ada tanda bisul berikan sntibiotik kombinasi hingga pasien bebas demam selama 48 jam.
o Berikan analgetik kalau perlu.

Pencegahan

Faktor-faktor yang mempermudah prolapsus uteri dan dengan tawaran :
- Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi cukup
- Pimpin yang benar waktu persalinan, menyerupai : Tidak mengedan sebelum waktunya, Kala II jangan terlalu lama, Kandung kemih kosongkan), episiotomi biar dijahit dengan baik, Episiolomi kalau ada indikasi, Bantu kala II dengan FE atau VE

Pengobatan
Pengobatan tanpa operasi
- Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara pada prolapsus uteri ringan, ingin punya anak lagi, menolak untuk dioperasi, Keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
- Caranya : Latihan otot dasar panggul, Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik, Pemasangan pesarium, Hanya bersifat paliatif, Pesarium dari cincin plastic

Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga uterus tak sanggup turun melewati vagina penggalan bawah. Biasanya digunakan pada keadaan: Prolapsus uteri dengan kehamilan, Prolapsus uteri dalam masa nifas, Prolapsus uteri dengan dekubitus/ulkus, Prolapsus uteri yang tak mungkin dioperasi : keadaan umu yang jelek

      Pengobatan dengan operasi
- Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
- Histeraktomi vaginal
- Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
- Operasi-operasi lainnya :Ventrofiksasi/hlsteropeksi, Interposisi

Jika Prolaps uteri terjadi pada perempuan muda yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksinya cara yang terbaik ialah dengan :
- Pemasangan pesarium
- Ventrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan pesarium)


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Materi Inversio Uteri"

Posting Komentar