Masalah Pelayanan Kesehatan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Pelayanan kesehatan sanggup diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit, dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat sampaumur ini sudah makin kritis menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain pemerintah belum sanggup memperlihatkan pelayanan sebagaimana yang diharapkan lantaran adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali rumah sakit swasta yang berorientasi bisnis, sanggup memperlihatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dan akomodasi rumah sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit sanggup memenuhi kriteria tersebut sehingga meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan sampaumur ini.  Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan sanggup kita lihat dari pencatatan rekam medis atau rekam kesehatan. Oleh lantaran itu, penulis akan menciptakan makalah perihal Tenaga Kesehatan dan Mutu Pelayanan Kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Tenaga Kesehatan ?
2.    Apa Peran Tenaga Kesehatan ?
3.    Apa Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan ?
4.    Bagaimana Sistem Dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan ?
5.    Bagaimana Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan ?
6.    Bagaimana Kebijakan Dalam Menjamin Mutu Pelayanan Kesehatan ?
7.    Apa Indikator Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan ?
8.    Apa Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan ?
9.    Apa Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ?
C. Tujuan
            Tujuan Umum
                        Mahasiswa/pembaca sanggup mengetahui Tenaga Kesehatan dan Mutu Pelayanan Kesehatan.
            Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa sanggup mengerti Pengertian Tenaga Kesehatan.
2.    Mahasiswa sanggup mengerti Peran Tenaga Kesehatan.
3.    Mahasiswa sanggup mengerti Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan.
4.    Mahasiswa sanggup mengerti Sistem Dan Mekanisme Peningkatan Mutu Pelayanan.
5.    Mahasiswa sanggup mengerti Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan.
6.    Mahasiswa sanggup mengerti Kebijakan Dalam Menjamin Mutu Pelayanan Kesehatan.
7.    Mahasiswa sanggup mengerti Indikator Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan.
8.    Mahasiswa sanggup mengerti Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan.
9.    Mahasiswa sanggup mengerti Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan.
10. Mahasiswa sanggup mengerti Batasan Mutu Pelayanan Kesehatan.

D. Manfaat
       Mahasiswa sanggup mengerti dan memahami perihal Tenaga Kesehatan dan Mutu Pelayanan Kesehatan






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Mutu yakni lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956).
Mutu yakni sifat yang dimiliki oleh suatu aktivitas (Danabedian, 1980).
Mutu yakni totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa kondusif atau pemenuhn kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402, 1986).
Kualitas merupakan perwujudan atau citra hasil yang dipertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh lantaran itu memperlihatkan kepuasan (J.M Juran: Juran's Quality Control Handbook, 1988).
Mutu yakni sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan, dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan. Berpikir perihal mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi banyak sekali standar / spesifikasi.
Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan yang sanggup dijangkau rakyatnya. Masyarakat, dari semua lapisan, mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menerima pelayanan kesehatan.
Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan yakni derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan memakai potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, effisien, dan efektif serta diberikan secara kondusif dan menuaskan secara norma , etika, aturan dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah , serta masyarakat konsumen.

Selain itu mutu pelayanan kesehatan diartikan berbeda sebagai berikut :
1.    Menurut pasien/ masyarakat tenggang rasa , menghargai, dan tanggap sesuai dengan kebutuhan dan    ramah.
2.    Menurut petugas kesehatan yakni bebas melaksanakan segala sesuatu secara profesional sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan , dan peralatan yang memenuhi standar.
3.    Menurut manajer / direktur yakni mendorong manager untuk mengatur staf dan pasien/ masyarakat yang baik.
4.    Menurut yayasan atau pemilik yakni menuntut pemilik semoga mempunyai tenaga profesional yang bermutu dan cukup.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi perihal duduk kasus peayanan kesehatan seharusnya ajaran yang digunakan yakni hakekat dasar dari diselenggaranya pelayanan kesehatan tersebut. Yang dimaksud hakekat dasar tersebut yakni memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa pelayanan kesehatan yang apabila berhasil dipenuhi akan menjadikan rasa puas ( client satisfaction ) terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan yakni menunjuk pada ringkat pelayanan kesehatan dalam menjadikan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin tepat kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan keputusan ini telah diterima secara luas , namun penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah lantaran kepuasan tersebut bersifat subjektif. Tiap orang, tergantung dari kepuasan yang dimiliki, sanggup saja mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan kesehatan yang sama. Disamping itu sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari isyarat etik serta standar pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
Kesimpulan, Makara mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, di mana di satu pihak sanggup menjadikan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk, akan tetapi di pihak lain dalam tatacara penyelenggaraannya juga sesuai dengan isyarat etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
 
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TENAGA KESEHATAN
            Tenaga Kesehatan yakni setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta mempunyai pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melaksanakan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3; pendidikan non gelar; hingga dengan pembinaan khusus kejuruan khusus menyerupai Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melaksanakan pekerjaan tertentu yang berafiliasi dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

B. PERAN TENAGA KESEHATAN
            Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, pencetus dan sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan sanggup berjalan secara optimal. Kebijakan perihal pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan kepegawaian.

 C. PENGERTIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan yakni sebagai berikut:
·         Mutu pelayanan kesehatan yakni pelayanan kesehatan yang sanggup memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan isyarat etik profesi (Azrul Azwar, 1996).
·         Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta impian pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputu, pasien, keluarga, dan lainnya yang tiba untuk pelayanan dokter, karyawan (Mary R. Zimmerman).
            Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan yakni menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menjadikan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin tepat kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.

D. BATASAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
            Untuk mengatasi duduk kasus dalam perbedaan tingkat kepuasaan setiap orang dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, maka telah disepakati bahwa pembahasan perihal kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan mengenal paling tidak dua pembatasan, yaitu:
1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
          Pembatasan pertama yang telah disepakati yakni pada derajat kepuasan pasien. Untuk menghindari adanya subjektivitas individual yang sanggup mempersulit pelaksanan aktivitas meenjaga mutu, maka ditetapkan bahwa ukuran yang digunakan untuk mengukur kepuasan disini bersifat umum yakni sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
2. Pembatasan pada upaya yang dilakukan
          Pembatasan kedua yang telah disepakati pada upaya yang dilakukan dalam menimbulakan rasa puas pada diri setiap pasien. Untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang pada umumnya awam terhadap tindakan kedokteran, ditetapkanlah upaya yang dilakukan tersebut harus sesuai dengan isyarat etik serta standar pelayanan profesi, bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan kata lain dalam pengetian mutu pelayanan kesehatan tercakup pula kesempurnaan tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan isyarat etik serta standar pelayanan prifessi yang telah ditetapkannya.

E. SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud (Azwar, 1996) yakni :
1. Tersedia dan berkesinambungan
          Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik yakni pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan gampang dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar
          Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik yakni apa yang sanggup diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat masuk akal (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan susila istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Praktis dicapai
          Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik yakni yang gampang dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Praktis dijangkau
          Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat yakni gampang dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan menyerupai ini harus sanggup diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
          Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima yakni yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud yakni yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak sanggup memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan isyarat etik serta standar yang telah ditetapkan.

F. KOMPONEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
            Berdasar definisi (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan keberhasilan administrasi kesehatan, yaitu:
1. Input
Input (masukan) yakni segala sesuatu yg dibutuhkan untuk sanggup melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, mekanisme serta kebijakan sarana dan prasarana akomodasi dimana pelayanan diberikan.
2. Proses
Proses (process) yakni langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi administrasi merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses yakni semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
3. Output
Output yakni hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk administrasi kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output yakni hasil pelaksanaan kegiatan. Output yakni hasil yang dicapai dalam jangka pendek, contohnya selesai darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome yakni hasil yang terjadi sesudah pelaksanaan kegiatan jangka pendek contohnya plebitis sesudah 3x24jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan yakni Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

4. Sasaran
Sasaran (target group) yakni kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan:
1.   UKP untuk perseorangan
2.   UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
1.   Sasaran pribadi (direct sasaran group)
2.   Sasaran tidak pribadi (indirect sasaran group)
5. Impact
Dampak (impact) yakni jawaban yang ditimbulkan oleh output. Untuk administrasi kesehatan dampak yang diharapkan yakni untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan sanggup tercapai kalau kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat sanggup dipenuhi.

G. INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan, yaitu:
1.            Indikator yang mengacu pada aspek medis.
2.            Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS.
3.            Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
4.            Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan pasien.

H. KEBIJAKAN DALAM MENJAMIN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan kesehatan
Upaya ini melalui pengembangan dan pemantapan jejaring pelayanan kesehatan dan rujukannya serta penetapan pusat-pusat unggulan sebagai sentra acuan (top referral).
2. Penetapan dan penerapan banyak sekali standar dan pedoman
Yaitu dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan standar internasional.
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia
Upaya ini diarahkan pada peningkatan profesionalisme meliputi kompetensi, moral dan etika.
4. Penyelenggaraan Quality Assurance
Untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disertai dengan Evidence-based Parcipitatory Continuous Quality Improvement.
5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi
Yang diarahkan pada pencapaian pengukuhan untuk banyak sekali aspek pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan public
Peningkatan public-private mix dalam mengatasi banyak sekali problem pelayanan kesehatan
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
Yang dilakukan antar banyak sekali pihak yang berkepentingan dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
8. Peningkatan kiprah serta masyarakat
Termasuk swasta dan organisasi profesi dalam penyelenggaraan dan pengawasan pelayanan kesehatan.

I. STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
            Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan kemudian menciptakan kriteria untuk menilai kesuksesan.
2. Perbaikan kinerja
Bila impian pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya yakni menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pinjaman reward.
3. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan lantaran duduk kasus pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada dikala proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka sanggup diidentifikasi duduk kasus proses yang sanggup mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diharapkan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga sanggup mendukung peningkatan mutu. Untuk sanggup melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu pelayanan terus-menerus.

J. SISTEM DAN MEKANISME PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
            Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut :
1. Visi administrasi dan komitmen
Nilai organisasi dan janji dari semua level sangat diperlukan.
2. Tanggung jawab
Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.
3. Pengukuran umpan balik
Perlu dibentuk sistem penilaian sehingga sanggup mengukur apakah kita mempunyai info yang cukup.
4. Pemecahan duduk kasus dan proses perbaikan
Ketepatan waktu, pengorganisasian sistem yang efektif untuk menuntaskan keluhan, dan duduk kasus sistem memerlukan proses perbaikan dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.
5. Komunikasi
Perlu ada mekanisme komunikasi yang jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai.
6. Pengembangan staf dan pelatihan
Pengembangan staf dan pembinaan berhubengan dengan pengembangan sumber daya yang dapt mempengaruhi kemampuan organisasi dalam memperlihatkan pelayanan.
7. Keterlibatan tim kesehatan
Perlu ketrlibatan tim kesehatan semoga mereka terlibat dan berperan serta dalam seni administrasi organisasi.
 8. Penghargaan dan pengakuan
Sebagai cuilan dari strategi, perlu memperlihatkan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim menerima insentif untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf
Staf yang terlibat yakni yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan
Petugas harus diingatkan perihal prioritas pelayanan yang harus diberikan.

 BAB IV
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
            Mutu pelayanan kesehatan yakni pelayanan kesehatan yang sanggup memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan isyarat etik profesi. Empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu Pelanggan dan harapannya, perbaikan kinerja, proses perbaikan, budaya yang mendukung perbaikan terus menerus.

B. SARAN
            Agar selalu memperlihatkan pelayanan kepada pasien maupun keluarga,sehingga sanggup memilih asuhan keperawatan yang sesuai baik bagi individu maupun keluarga. Komunikasi dengan pasien maupun keluarga perlu ditingkatkan terutama mengenai sesuatu yang berafiliasi dengan planning dan tujuan keperawatan yang akan diberikan, sehingga pasien atau keluarga mengetahui planning dan jenis perawatan yang akan diterimanya. Meningkatkan disiplin kepada karyawan yang sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga sanggup menumbuhkan kehandalan pelayanan kesehatan dan balasannya meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.


DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
http://dr-suparyanto.blogspot.com/search/label/Komunitas
http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=pelayanan-kesehatan-health-service
http://drsuparyanto.blogspot.com/search/label/Kuliah%20Manajemen%20dan%20Organisasi
http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=pelayanan-kesehatan-health-service
http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=pelayanan-kesehatan-health-service

 

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Masalah Pelayanan Kesehatan"

Posting Komentar