Materi Lengkap Atonia Uteri

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280


Atonia Uteri



a.     Pengertian
Atonia uteri terjadi kalau uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik sehabis dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri. Perdarahan postpartum dengan penyebab uteri tidak terlalu banyak dijumpai lantaran penerimaan gerakan keluarga berencana makin meningkat (Manuaba & APN). 
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melaksanakan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan prosedur utama untuk mengontrol perdarahan sehabis melahirkan. Atonia terjadi lantaran kegagalan prosedur ini. Perdarahan  pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi tempat implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.

Batasan: Atonia uteri yaitu uterus yang tidak berkontraksi sehabis janin dan plasenta lahir.


b.     Penyebab :
Atonia uteri sanggup terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi (penunjang ) ibarat :
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus usang / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam perjuangan melahirkan plasenta, contohnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.


c.     Gejala Klinis:
·         Uterus tidak berkontraksi dan lunak 
·         Perdarahan segera sehabis plasenta dan janin lahir (P3).

d.     Pencegahan atonia uteri.
Atonia uteri sanggup dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu pinjaman oksitosin segera sehabis bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III sanggup mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga sanggup mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III sanggup mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.Oksitosin memiliki onset yang cepat, dan tidak mengakibatkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani ibarat preparat ergometrin. Masa paruh oksitosin lebih cepat dari Ergometrin yaitu 5-15 menit.
Prostaglandin (Misoprostol) akhir-akhir ini digunakan sebagai pencegahan perdarahan postpartum.


  e. Penanganan Atonia Uteri

Penanganan Umum

·         Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan siapkan akomodasi tindakan gawat darurat.
·         Lakukan investigasi cepat keadaan umum ibu termasuk tanda vital(TNSP).
·         Jika dicurigai adanya stress berat segera lakukan tindakan. Jika tanda -tanda stress berat tidak terlihat, ingatlah dikala melaksanakan penilaian lanjut lantaran status ibu tersebut sanggup memburuk dengan cepat. 
·         Jika terjadi syok, segera mulai penanganan syok.oksigenasi dan pinjaman cairan cepat, Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah.
·         Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: 
·         lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang efektif. berikan 10 unit oksitosin IM 
·         Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk.
·         Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina, dan perineum.
·         Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
Setelah perdarahan teratasi (24 jam sehabis perdarahan berhenti), periksa kadarHemoglobin:
·         Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20%( anemia berat):berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;
·         Jika Hb 7-11 g/dl: beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 60 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan;

Penanganan Khusus
·         Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri.
·         Teruskan pemijatan uterus.Masase uterus akan menstimulasi kontraksi uterus yang menghentikan perdarahan.
·         Oksitosin sanggup diberikan bersamaan atau berurutan
·         Jika uterus berkontraksi.Evaluasi, kalau uterus berkontraksi tapi perdarahan uterus berlangsung, periksa apakah perineum / vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahit atau rujuk segera.
·         Jika uterus tidak berkontraksi maka :Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & ostium serviks. Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong
Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai kebutuhan. Jika perdarahan terus berlangsung:
Pastikan plasenta plasenta lahir lengkap;Jika terdapat gejala sisa plasenta (tidak adanya kepingan permukaan maternal atau robeknya membran dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa plasenta tersebut.Lakukan uji pembekuan darah sederhana.
Kegagalan terbentuknya pembekuan sehabis 7 menit atau adanya bekuan lunak yang sanggup pecah dengan gampang memperlihatkan adanya koagulopati.

Sikap bidan

Atonia uteri terjadi kalau uterus tidak berkontraksi dalam  Materi Lengkap Atonia Uteri
penanganan atonia uteri




Teknik KBI
1.      Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke intraktus dan ke dalam vagina itu.
2.      Periksa vagina & serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin uterus tidak sanggup berkontraksi secara penuh.
3.      Letakkan kepalan tangan pada fornik anterior tekan dinding anteror uteri sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan berpengaruh dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
Atonia uteri terjadi kalau uterus tidak berkontraksi dalam  Materi Lengkap Atonia Uteri
kompresi bimanual eksterna (KBE)




4.      Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini memperlihatkan tekanan pribadi pada pembuluh darah di dalam dinding uterus dan juga merang sang miometrium untuk berkontraksi.
5.      Evaluasi keberhasilan:
-     Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melaksanakan KBl selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara menempel selama kala empat.
-     Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa perineum, vagina dari serviks apakah terjadi laserasi di kepingan tersebut. Segera lakukan    si penjahitan kalau ditemukan laserasi.
-     Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melaksanakan kompresi bimanual eksternal (KBE, Gambar 5-4) kemudian terus kan dengan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.
Alasan: Atonia uteri seringkali sanggup diatasi dengan KBl, kalau KBl tidak berhasil dalam waktu 5 menit diharapkan tindakan-tindakan lain.
6.      Berikan 0,2 mg ergometrin IM (jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi)         
Alasan : Ergometrin yang diberikan, akan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal.
7.      Menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500 ml larutan Ringer Laktat yang mengandung 20 unit oksitosin. 
          Alasan:   Jarum dengan diameter besar, memungkinkan pinjaman cairan IV secara cepat, dan dapat  langsung digunakan kalau ibu membutuhkan transfusi darah. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi uterus. Ringer Laktat akan membantu mengganti volume cairan yang hiking selama perdarahan. 
8.      Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI.
Alasan:   KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin sanggup membantu menciptakan uterus-berkontraksi
9.      Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu hingga 2 menit, segera lakukan acuan Berarti ini bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan perawatan gawat-darurat di akomodasi kesehatan yang sanggup melaksanakan tindakan pembedahan dan transfusi darah.
10.  Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melaksanakan KBI hingga ibu datang di tempat rujukan. Teruskan pinjaman cairan IV hingga ibu datang di akomodasi rujukan:
a.  Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit.
b.  Kemudian berikan 500 ml/jam hingga datang di tempat acuan atau hingga jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 liter, dan kemudian berikan 125 ml/jam.
c.   Jika cairan IV tidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan cairan tambahan.

Kompresi bimanual eksternal
1.      Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, sempurna di atas simfisis pubis.
2.      Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri), usahakan memegang kepingan belakang uterus seluas mungkin.
Atonia uteri terjadi kalau uterus tidak berkontraksi dalam  Materi Lengkap Atonia Uteri
Kompresi bimanual eksterna (KBE)




3.      
3.      Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melaksanakan kompresi pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus di antara kedua tangan tersebut. (Pusdiknakes, Asuhan Persalinan Normal)

Jika perdarahan terus berlangsung sehabis dilakukan kompresi:
·         Lakukan ligasi arteri uterina dan ovarika. 
·         Lakukan histerektomi kalau terjadi perdarahan yang mengancam jiwa sehabis ligasi. 

Uterotonika :

Oksitosin : merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis. Obat ini mengakibatkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada takaran rendah oksitosin menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi pada takaran tinggi mengakibatkan tetani.
Oksitosin sanggup diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus dengan Larutan Ringer laktat 20 IU perliter, kalau sirkulasi kolaps sanggup diberikan oksitosin 10 IU intramiometrikal (IMM).
Efek samping pinjaman oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu nausea dan vomitus, imbas samping lain yaitu intoksikasi cairan jarang ditemukan.

Metilergonovin maleat : merupakan golongan ergot alkaloid yang sanggup mengakibatkan tetani uteri sehabis 5 menit pinjaman IM.
Dapat diberikan secara IM 0,25 mg, sanggup diulang setiap 5 menit hingga takaran maksimum 1,25 mg, sanggup juga diberikan pribadi pada miometrium kalau diharapkan (IMM) atau IV bolus 0,125 mg.
Obat ini dikenal sanggup mengakibatkan vasospasme perifer dan hipertensi, sanggup juga mengakibatkan nausea dan vomitus. Obat ini dihentikan diberikan pada pasien dengan hipertensi.

Prostaglandin (Misoprostol) : merupakan sintetik analog 15 metil prostaglandin F2alfa.
Misoprostol sanggup diberikan secara intramiometrikal, intraservikal, transvaginal, intravenous, intramuscular, dan rectal. Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang sanggup diulang setiap 15 menit hingga takaran maksimum 2 mg. Pemberian secara rektal sanggup digunakan untuk mengatasi perdarahan pospartum (5 tablet 200 µg = 1 g).
Prostaglandin ini merupakan uterotonika yang efektif tetapi sanggup mengakibatkan imbas samping prostaglandin seperti: nausea, vomitus, diare, sakit kepala, hipertensi dan bronkospasme yang disebabkan kontraksi otot halus, bekerja juga pada sistem termoregulasi sentral, sehingga kadang kala mengakibatkan muka kemerahan, berkeringat, dan gelisah yang disebabkan peningkatan basal temperatur, hal ini mengakibatkan penurunan saturasi oksigen.
    Uterotonika ini dihentikan diberikan pada ibu dengan kelainan kardiovaskular, pulmonal, dan gangguan hepatik.
Efek samping serius penggunaannya jarang ditemukan dan sebagian besar sanggup hilang sendiri. Dari beberapa laporan kasus penggunaan prostaglandin efektif untuk mengatasi perdarahan persisten yang disebabkan atonia uteri dengan angka keberhasilan 84%-96%. Perdarahan pospartum dini sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri maka perlu dipertimbangkan pemakaian Uterotonika untuk menghindari perdarahan masif yang terjadi.


. Daftar Pustaka :
James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002. Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku bimbing keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro, Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Materi Lengkap Atonia Uteri"

Posting Komentar