Pedoman Pengisian Partograf

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

                        Partograf yakni alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam memilih keputusan dalam penatalaksanaan.( saifudin, abdul bari. 2002).
            Partograf yakni alat bantu yang di gunakan selama fase aktif persalinan ( depkes RI, 2004).
Menurut depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf yakni untuk:
1.      Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui investigasi dalam.
2.      Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan demikian, juga sanggup melaksanakan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Menurt depkes RI (2004) partograf harus dipakai :
1.      Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elmen penting asuhan  persalinan. partograf harus di gunakan, baik ataupun adanya penyulit.
2.      Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, menevaluasi dan menciptakan keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
3.      Selama persalinan dan kelahiran di semua kawasan ( rumah, puskesmas,klinik bidan swasta, rumah sakit,DLL).
4.      Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang menawarkan asuhan kepada ibu sekama pesalinan dan kelahiran ( dr. seorang hebat obstetric ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteron).
       Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinnya mendapat asuhan yang kondusif dan sempurna waktu. Selain itu juga mecegah terjadinya penyulit yang sanggup mengancam keselamatan jiwa mereka.
Mencatat temuan pada partograf :
1.      Informasi wacana ibu
Lengkapi pecahan awal ( atas ) partograf secara teliti pada dikala mulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu tiba dalam fase laten persalinan catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2.      Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom,lajur dan skala pada partograf yakni untuk pencatatn DJJ, air ketuban dan penyusupan ( kepala janin ).
a)      DJJ
Dengan memakai metode menyerupai yang di urauikan pada pecahan investigasi fisik, nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jikalau ada tanda – tanda gawat janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal 180. Tetapi,penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di



b)      Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali di lakukan investigasi dalam, dan nilai warna air ketuban pecah. Catat temuan – temuan dalam kotak yang sesuai  di bawah lajur DJJ.
Gunakan – gunakan lambing berikut ini :
Ø  U               : ketuban utuh (belum pecah)
Ø  J     : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
Ø  M   : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
Ø  D               : ketuban sudah pecah dan air ketuan bercampur darah
Ø  K               :ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (“kering”)
c)      Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan yakni indicator penting wacana seberapa jauh kepala bayi sanggup beradaptasi dengan pecahan keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjujkan kemungkinan adanya  Chepalo Pelvic Disporportion (CPD). Ketidakmampuan fasilitas akan benar – benar terjadi jikalau tulang kepala yang saling menyusup tidak sanggup di pusahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu tangan tanda – tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Gunakan lambing lambing berikut :
0             : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan gampang sanggup di    palpasi.
1              : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2               : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih sanggup di  pisahkan.
                        3             : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da tidak sanggup dipisahkan
3.      Kemajuan persalinan
      Menurut Depkes (2004), kolom dan lajr kedua pada partograf yakni untuk pencatatan kemajuan persalinan.
a)      Pembukaan serviks
            Dengan memakai metode yang di jelaskan di pecahan investigasi fisik dalam pecahan ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering di lakukan jikalau ada tanda – tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu yang sesuai dengan jalur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan – temuan dari investigasi dalam yang di lakukakn pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap investigasi dengan garis utuh (tidak terputus).
b)      Penurunan pecahan terbawah atau presentasi janin.
            Dengan memakai metode yang di jelaskan di pecahan fisik pecahan ini. Setiap kali melaksanakan investigasi dalam(setiap 4 jam), atau lebih sering jikalau ada tanda – tanda penyulit, nilai dan catat turunnya pecahan terbawah atau presentasi janin.
            Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya di ikuti dengan turunnya pecahan terbawah/presentasi janin gres terjadi sesudah pembukaan serviks sebesar & cm.
c)      Garis waspada dan garis bertindak
            Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 jam cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus di pertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang di perlukan, contohnya persiapan acuan ke fasilitaskesehatan acuan (rumah sakit atau puskesmas) yang bisa menangani penyulit dan kegawat daruratan obsetetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan bertindak, maka tindakan untuk menuntaskan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di kawasan acuan sebelum garis bertindak terlampui.
4.      Jam dan waktu
a)      Waktu mulainya fase aktif persalinan
            Di pecahan bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak – kotak yang di beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam semenjak dimulainnya fase aktif persalinan.
b)      Waktu kasatmata dikala investigasi dilakukan
            Di bawah lajur kotak untuk waktu contohnya fase aktif, tertera kotak – kotak untuk mencatat waktu kasatmata dikala investigasi dilakukan. Setiap kotak menimbulkan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan waktu kasatmata investigasi ini di kotak waktu yang sesuai.
5.      Kontraksi uterus
      Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan goresan pena “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai.
6.     Obat – obatan dan cairan yang di berikan
      Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat – obat lainnya dan cairan IV.
a.       Oksitosin
            Jika tetesan (drip) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang di berikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
b.      Obat – obatan lain dan cairan IV
            catat semua pertolongan obat – obatan embel-embel dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7.      Kesehatan dan kenyamanan ibu
      Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan keehatan dan kenyamanan.
a.       Nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh.
Angka di sebelah kiri pecahan partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
(1)               Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
(2)               Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.
(3)               Nilai dan catat temperature badan ibu (lebih sering jikalau meningkat, atau di anggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperature badan dalam kotak yang sesuai.
b.      Volume urine, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam ( setiap kali ibu berkemih).
8.      Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah wacana kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu dikala menciptakan catatan persalinan.
      Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik meliputi :
a.       Jumlah cairan peroral yang di berikan.
b.      Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
c.       Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter umum).
d.      Persiapan sebelum melaksanakan rujukan.
e.       Upaya rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang partograf :
                  Halaman belakang partograf merupakan pecahan untuk mencatat hal – hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang di lakukan semenjak pesalinan kala I sampai IV (termasuk bayi gres lahir). Itulah sebabnya pecahan ini di sebut sebagai catatn persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang di berikan pada ib u dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan menciptakan keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk menciptakan keputusan klinik, terutamam pada pemantaun kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan( yang sudah di isi dengan lengkap dan tepat) sanggup pula di gunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah di lakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang higienis dan aman.

contoh pengisian partograf

Partograf yakni alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan da Pedoman Pengisian Partograf


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pedoman Pengisian Partograf"

Posting Komentar