Reportase Pemeriksaan Manisnya Kecap Berbahaya Pemicu Kanker

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280



Protein nabati merupakan materi pangan yang anggun untuk tubuh. Salah satu sumber protein nabati ialah kecap.
Kecap seharusnya merupakan pangan yang menyehatkan badan dikarenakan tingginya potein yang terkandung di dalamnya yang minimal terdapat 2,5%. 
Hanya saja meskipun begitu kecap manis tidak terlalu banyak kuat besar dikarenakan pemanfaatannya tersebut yang hanya dipakai sebagai perhiasan makanan.
Protein nabati merupakan materi pangan yang anggun untuk badan Reportase Investigasi Manisnya Kecap Berbahaya Pemicu Kanker
Kecap

Di Indonesia kecap bahkan biasa dipakai sebagai obat batuk murah contohnya dengan dicampur jeruk nipis.
dengan ibarat itu kita tidak perlu merasa khawatir sedikitpun dalam pengkonsumsiannya.


Namun, sesudah saya menonton Reportase Investigasi di Trans TV episode kecap, saya rasa kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan.


Disana terungkap bahwa 2 dari 10 sampel acak yang didapat di pasaran termasuk buatan Bondol (nama disamarkan) sesudah dilakukan investigasi lab terbukti mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.


Bondol, dalam prakteknya medemostrasikan proses pembuatan kecap berbahayanya. 
Dimulai dari dirinya membeli materi dasar yaitu kedelai hitam, dirinya membeli kedelai hitam dengan kualitas buruk yang tentunya dengan harga murah.
Jadi, awalnya Bondol mempersiapkan kedelai yang sudah ia beli namun tidak difermentasi terlebih dahulu ibarat pembuatan kecap yang sebenarnya. Lalu merebusnya dan Bondol menambahkan tepung terigu, bumbu, borak, tawas dan juga pewarna tekstil
Borak sendiri untuk pengawet supaya kecap bertahan lama,sedangkan tawas supaya tampilan kecap lebih mengkilap dan pewarna tekstil supaya lebih hitam.


Sambil menunggu dingin, Bondol yang sebelumnya tak lupa membeli botol-botol bekas di pasaran selanjutnya mencuci botol-botol tersebut asal-asalan dan niscaya tidak steril untuk menjadi wadah kecap buatannya.
Selain dalam proses pembuatan tersebut, Bondol juga terkadang membeli kecap kadaluarsa di pasaran dengan harga murah yang nantinya sanggup dicampur dalam proses pembuatan kecapnya. Hal tersebut dilakukan untuk menambahkan cita rasa kedelai lebih kuat di kecap berbahaya buatannya.


Setelah semua proses selesai, supaya lebih meyakinkan maka Bondol menciptakan sendiri brand kecap dengan menciptakan label.


Kecap buatan Bondol laku manis di pasaran sebab harganya yang murah. Dirinya mengaku sudah memiliki pelanggan setia ibarat penjual mie, bakso, dan pedagang bubur ayam. Hal tersebut tak lain sebab para pedagang itu memang mencari kecap yang murah. Bayangkan saja, kecap buatan Bondol per botolnya dihargai hanya 4000 rupiah.


Kecap seharusnya menyehatkan namun jikalau ibarat itu akan lain ceritanya. Harus diwaspadai sebab anak-anakpun banyak yang menyukainya. Bondol merasa tidak dilema sebab beliau merasa banyak juga pedagang yang lainnya yang melaksanakan hal yang sama.


Berikut tips membedakan kecap yang sehat dan yang berbahaya :


Kecap Sehat
- Warna hitam, pekat dan bila diraba halus
- Aroma dari kecap tercium kedelai
- Rasa manis yang dirasakan berasal dari kedelai


Kecap Berbahaya
- Warna tidak terlalu hitam, bila diraba terasa kasat
- Aroma tidak yummy (seperti khas karamel atau tebu)
- Rasa manis dari gula


Disini akan diungkapkan beberapa tips lain menentukan kecap yang sehat.
1. Jangan tergiur harga kecap yang harganya murah dan tidak wajar
2. Amati no reg BPOM
3. Amati tanggal kadaluarsanya
4. Apabila kecap sudah habis maka hancurkan kemasan kecap tersebut baik dari plastik ataupun kaca. Hal ini untuk mengurangi resiko  penggunaan kemasan bekas oleh oknum-oknum curang.






Resource : Reportase Investigasi minggu, TRANS TV,
9 Juni 2012
                                                                                                            Created by : Bidan Diah

Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Reportase Pemeriksaan Manisnya Kecap Berbahaya Pemicu Kanker"

Posting Komentar