ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bentuk bentuk diskriminasi gender
1. Marginalisasi
Proses peminggiran atau penyisihan yang menimbulkan dalam keterpurukan. Hal ini banyak terjadi dalam msyarakat di Negara berkembang menyerupai penggusuran dari kamoung halaman, eksploitasi. Namun, pemiskinan atas prempuan maupun pria yang disebabkan jenis kelamin merupakan salah satu bentuk ketidak adilan yang disebabkan gender. Sebagai contoh, banyak pekerja prempuan tersingkir dan menjadi miskin akhir dari progam permbangunan menyerupai intersifikasi pertanian yang hanya menfokuskan petani laki-laki. Prempuan dipinggirkan dari aneka macam jenis acara pertanian dan industry yang lebih memerlukan ketrampilan yang biasanya lebih banyak dimiliki laki-laki. Selain itu perkembangan teknologi telah menimbulkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh prempuan diambil alih oleh mesin yang umumnya dikerjakan oleh tenaga laki-laki.
Contoh lain marginalisasi:
a. Design teknologi terbaru diciptakan untuk laki laki, dengan postur tun
b. Mesin mesin digerakkan membutuhkan tenaga laki laki
c. Bay sister ialah perempuan
d. Perusahaan garmen banyak membutuhkan perempuan
e. Direktur banyak oleh laki laki.
2. Sub ordinasi
Sub ordinasi pada dasaranya ialah iktikad bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama disbanding jenis kelamin lainnya. Sudah semenjak dahulu ada pandangan yang menempatkan kedudukan dan tugas prempuan lebih rendah dari laki-laki. Banyak kasus dalam tradisi, tafsiran aliran agama mupun dalam hukum birokrasi yang meletakkan kaum prempuan sebagai subordinasi dari kaum laki-laki. Kenyataan mengatakan bahwa masih ada nilai-nilai masayarkat yang membatasi ruang gerak terutama prempuan dalam kehidupan.
Contoh sub ordinasi :
a. Persyaratan melanjutkan studi untuk istri hatus ada ijin suami
b. Dalam kepanitiaan wanita paling tinggi pada jabatan sekretaris.
3. Pandangan stereotip
Adalah penandaan atau cap yang sering bermakna negative. Pelabelan negative secara umum selalu melahirkan ketidakadilan. Salah satu stereotype yang berkembang menurut pengertian gender, yakni terjadi terhadap salah satu jenis kelamin prempuan, contohnya
a. Pekerjaan dirumah menyerupai mencucui, memasak, membersihkan rumah diidentikkan dengan pekerjaan wanita atau ibu rumah tangga
b. Laki laki sebagai pencari nafkah yang utama, harus diperlakukan dengan istimewa di dalam rumah tangga, contohnya yang berkaitan dengan makan.
Hal ini tidak hanya terjadi dalam lingkup rumah tangga tetapi juga terjadi di daerah kerja dan masyarakat, bahkan di tingkat pemerintah dan Negara. Apabila seorang pria marah, ia dianggap tegas, tetapi bila prempuan murka atau tersinggng dianggap emosional dan tidak dfapat menahan diri. Standar nilai terhadap sikap prempuan dan pria berbeda, namun standar nilai tersebut banyak menghakimi dan merugikan prempuan. Label kaum prempuan sebagai “ibu rumah tangga” merugilkan, kalau hendak aktif dalam “kegiatan laki-laki” menyerupai berpolitik, bisnis atau birokrat. Smentra label pria sebagai pencari nafkah utama, (breadwinner) ,mengakibatkan apa saja yang dihasilkan oleh prempuan dianggap sebagai Sambilan atau pemanis dan cenderung tidak diperhitungkan.
4. Kekerasan
Berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap prempuan sebagai akhir perbedaan muncul dalam aneka macam bentuk. Kata kekerasan merupakan terjemahan dari violence artinya suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Oleh lantaran itu kekerasan tidak hanya menyangkut serangan fisik saja menyerupai perkosaa, pemukulan dan penyiksaan tetapi bersifat non fisik menyerupai pemerkosaan sehingga secara emosional terusik.
Adapun contoh-contoh tindak kekerasan yaitu :
a. Suami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga
b. Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat
c. Istri mencela pendapat suami di depan umum
d. Istri merendahkan martabat suami di hadapan masyarakat
e. Suami membakat/ memukul istri.
Dan lain-lain.
Pelaku kekerasan bermacam-macam, ada yang bersifat individu, baik di dalam rumah tangga sendiri maupun di daerah umum, ada juga di dalam masayarakat itu sendiri. Pelaku sanggup saja suami/ayah, keponakan, sepupu, paman, mertua, anak laki-laki, tetangga, majikan
5. Beban kerja
Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin terlalu lebih banyak. Bagi wanita di rumah memiliki beban kerja lebih besar dari pada laki laki, 90% pekerjaan domestic/rumah tangga dilakukan oleh wanita belum lagi kalau dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah
Dalam proses pembangunan, kenyataannya prempuan sebagai sumber daya insane masih menerima pembedaan perlakuan terutama bila bergerak dalam bidang public. Dirasakan banyak ketimpangan, meskipun ada juga ketimpangan yang dialami kaum pria di satu sisi.
0 Response to "Bentuk Bentuk Diskriminasi Gender"
Posting Komentar