ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL
Ibu Hamil |
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan menyidik keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil investigasi di ikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .
TUJUAN ASUHAN ANTENATAL
1. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan sanggup berjalan secara normal dan bayi sanggup lahir dengan sehat.
2. Tujuan Khusus
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi
2. Mendeteksi adanya komplikasi yang sanggup mengancam jiwa ibu dan janin
3. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
4. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
5. Mempersiapkan masa nifas dan dukungan ASI Ekslusif
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan penggalan dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut mencakup :
Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melaksanakan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara terencana untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya supaya mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Ibu memahami tanda dan tanda-tanda kehamilan.
2. Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat investigasi kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui kawasan investigasi hamil.
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
Standar 4 : investigasi dan pematauan antenatal
Bidan menunjukkan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan mencakup anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; menunjukkan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta kiprah terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus sanggup mencatat data yang sempurna pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus bisa mengambil tindakan yang diharapkan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Ibu hamil mendapat pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan.
2. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda ancaman kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5. Mengurus transportasi acuan kalau sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melaksanakan investigasi abdomen dengan seksama dan melaksanakan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, menyidik posisi, penggalan terendah, msuknya kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melaksanakan acuan sempurna waktu.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
2. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
3. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melaksanakan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau acuan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
2. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3. Penurunan jumlah bayi gres lahir dengan anemia/BBLR
Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan mengenali tanda serta tanda-tanda preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang sempurna dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan sempurna waktu.
2. Penurunan angka kesakitan dan tamat hidup akhir preeklamsia.
Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan menunjukkan saran yang sempurna kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan higienis dan kondusif dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melaksanakan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang higienis dan aman.
2. Persalinan direncanakan di kawasan yang kondusif dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
3. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin kalau perlu.
4. Rujukan sempurna waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
5.
STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
5. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS)
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
1. Timbang Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, dan Tinggi Fundus Uteri
Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin yaitu dengan mengukur berat badan, tekanan darah,dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.
Kunjungan dilakukan :
a. Sampai 28 minggu: 4 ahad sekali
b. 28-36 ahad : 2 ahad sekali
c. Diatas 36 minggu: satu ahad sekali
2. Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini ibarat adanya preeklamsi dan eklamsi
3. Ukur tinggi fundus uteri
Untuk memantau perkembangan janin
4. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka tamat hidup bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus
TT1 diberikan ketika ANC pertama, dilanjutkan TT 2 sehabis 4 minggu dari TT1
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum ( 3 tahun )
Dengan dukungan imunisasi TT diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum dalam kurun waktu 3 tahun.
Dalam menunjukkan imunisasi TT, harus dikaji perihal status imunisasi TT ibu yaitu :
· Usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)
· Umur dibawah 20 tahun (lahir sehabis 1987)
Seorang WUS muda sebagian besar diperkirakan telah mendapat imunisasi lengkap pada waktu bayi dan sekolah, sehingga sudah mempunyai status TT lengkap 5 dosis.
· Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada ketika bayi, anak sekolah, calon pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi ketika bayi maka abaikan pertanyaan imunisasi ketika bayi.
· Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997) niscaya tidak mendapat imunisasi BIAS.
Imunisasi Anak Sekolah
· Apakah lulus kelas 6 SD?
(bila ya, pertanyaan selanjutnya, bila tidak eksklusif ke pertanyaan 3)
· Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
Imunisasi calon pengantin
·Apakah ketika calon pengantin mendapat suntikan imunisasi di lengan?
(bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak eksklusif ke pertanyaan 4)
·Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
Imunisasi masa kehamilan
· Apakah sudah pernah hamil sebelumnya?
(bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak eksklusif ke pertanyaan 5)
Pada kehamilan sebelumnya apakah mendapat imunisasi TT? Berapa kali?
(bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak eksklusif ke pertanyaan 5)
· Berapa jarak (interval) dari imunisasi TT yang didapat ketika catin dengan imunisasi ketika hamil?
Imunisasi acara akselerasi MNTE
· Apakah pernah mendapat suntikan imunisasi di lengan selain pada ketika calon pengantin, dan masa kehamilan? Berapa kali? Kapan?
5. Tablet Besi
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500µg. Pemberian dimulai dengan takaran satu tablet sehari pada ketika ibu tidak merasa mual, dan dukungan selama kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.
6. Tes terhadap PMS
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan investigasi konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang niscaya perihal ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting lantaran PMS sanggup menjadikan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan. Upaya diagnosis yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan diagnosis pendekatan gejala, menunjukkan terapi sesuai dengan tanda-tanda yang muncul, dan menunjukkan konseling untuk rujukan.
7. Temu Wicara Dalam Rangka Proses Rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk menunjukkan konsuultasi atau melaksanakan kolaborasi penanganan. Tindakan yang harus dilakukan yaitu :
· Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang sempurna untuk konsultasi.
· Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
· Meminta ibu untuk kembali sehabis konsultasi dan membawa surat hasil rujukan.
· Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
· Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
· Perencanaan dini kalau tidak kondusif bagi ibu melahirkan di rumah.
· Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga perihal planning kelahiran.
· Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke kawasan persalinan.
STANDAR ALAT ANTENATAL
Standar peralatan dalam asuhan antenatal mencakup perlatan steril dan tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.
Peralatan Tidak Steril | Peralatan Steril | Bahan Habis Pakai | Formulir yang Disediakan | Obat-Obatan |
1. Timbangan dewasa 2. Pengukur tinggi badan 3. Sphygmomanometer (tensimeter) 4. Stetoskop 5. Funduskup 6. Termometer aksila 7. Pengukur waktu 8. Senter 9. Refleks hammer 10. Pita pengukur lingkar lengan atas 11. Pengukur hb 12. Metline 13. Bengkok 14. Handuk kering 15. Tabung urine 16. Lampu spiritus 17. Reagen untuk investigasi urine 18. Tempat sampah | 1. Bak instrumen 2. Spatel lidah 3. Sarung tangan (handscoen) 4. Spuit (jarum) | a. Kasa bersih b. Kapas c. Alkohol 70% d.Larutan klorin | 1. Buku KIA 2. Kartu status 3. Formulir rujukan 4. Buku register 5. Alat tulis kantor 6. Kartu penapisan dini 7. Kohort ibu/bayi | a. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B kompleks) b. Tablet zat besi c. Vaksin TT d.Kapsul Yodium e. Obat KB |
MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL
Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat menurut standar yang berlaku. Dalam administrasi asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melaksanakan kolaborasi dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolong persalinan, kawasan bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi.
Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melaksanakan investigasi selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya yaitu ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu dengan:
1. Melakukan kunjungan rumah;
2. Berusaha memperoleh gosip mengenai alasan ibu tidak melaksanakan pemeriksaan;
3. Apabila ada masalah, coba untuk menciptakan ibu dalam mencari pemencahannya;
4. Menjelaskan pentingnya investigasi kehamilan.
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum ahad ke -14
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 hingga ahad ke -28
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara ahad ke-28 hingga ahad ke-36 dan sehabis ahad ke-36
Kunjungan ideal selama kehamilan:
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu menyampaikan terlambat haid 1 bulan
2. Satu kali setiap bulan hingga usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan hingga usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap ahad samapai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan sanggup melaksanakan beberapa hal berikut dalam menunjukkan asuhan antenatal di rumah.
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
2. Bidan melaksanakan identifikasi apakah ibu hamil melaksanakan investigasi kehamilan dengan teratur
3. Bidan harus melaksanakan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak mencicipi kehamilannya
4. Sebelum melaksanakan suhan dirumah, lakukan kontrak perihal waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil supaya tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
5. Pada ketika melaksanakan kunjungan rumah, lakukan investigasi sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai planning melahirkan dirumah
Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan kawasan persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada ketika ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan kawasan tidur, kondisi rumah, sehingga sanggup menentukan kawasan persalinan hal-hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan untuk menentukan kawasan persalinan dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya acuan secara estafet. Bidan harus melaksanakan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai dilema atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan memakai prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas yaitu sebagai berikut:
· Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman
· Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif
· Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
· Melakukan peeriksaan seperlunya
· Melakukan investigasi laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
· Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
· Memberikan konseling sesuai kebutuhan
· Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang higienis dan kondusif dirumah.
· Memberikan pesan yang tersirat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda ibarat perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak ibarat biasanya
· Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai ketika usia kehamilan 20 minggu
· Memberikan imunisasi TT dengan takaran 0,5 cc
· Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
· Mendokumentasikan hasil kunjungan.
Daftar Pustaka :
Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal – Neonatal. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi.
Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Yeni dkk. . Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan komunitas. Yayasan bina sumber kesehatan
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
0 Response to "Asuhan Antenatal Di Komunitas"
Posting Komentar