ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Imunisasi ialah suatu proses untukmembuat sistem pertahanan badan kebal terhadap infasi mekroorganisme (bakteri dan virus). Yang sanggup menjadikan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut mempunyai kesempatan untuk menyerang badan kita. Dengan imunisasi badan kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi ialah untuk menguranggi angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan sanggup menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu:
1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.
5. Tetanus.
6. Batuk Rejan.
7. Gondongan
8. Cacar air
9. TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan badan yang di sanggup seorang alasannya ialah badan yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga sanggup di bagi 2 macam:
1. Imunisasi aktif alamiah ialah kekebalan badan yang secara ototmatis di peroleh sembuh dari suatu penyakit.
2. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan badan yang di sanggup dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan proteksi dari sutu penyakit.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan badan yang di sanggup seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di sanggup dari luar. Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum). Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah: terdapat pada bayi yang gres lahir dimana bayi tersebut mendapatkan membuatkan jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1. Imunisai pasif alamiah ialah antibodi yang di sanggup seorang alasannya ialah di turunkan oleh ibu yang merupakan orang bau tanah kandung pribadi ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan. ialah kekebalan badan yang di peroleh alasannya ialah suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisai BCG ialah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi kekebalan badan terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi hepatitis B ialah tindakan imunisasi dengan dukungan vaksin hepatitis B ke badan bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
3. Imunisasi polio ialah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi kekebalan dari penyakit poliomelitis. Imunisasi sanggup di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT ialah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri, pertusis, dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnyadengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak ialah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakitcampak. Imunisasi sanggup di berikan pada usia 9 bulan secaras ubkutan,kemudian ulang sanggup diberikan dalam waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)
Jenis imunisasi yang wajib diketahui
Dari beberapa jenis imunisasi di atas, berikut beberapa imunisasi bayi yang perlu Anda tahu di antaranya:
1. Imunisasi BCG
Vaksin ini semoga badan bayi kebal terhadap basil tuberkulosis (TBC). BCG diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah.
Vaksin ini semoga badan bayi kebal terhadap basil tuberkulosis (TBC). BCG diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah.
2. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Difteri ialah suatu infeksi basil yang menyerang tenggorokan dan sanggup menjadikan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.
Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Difteri ialah suatu infeksi basil yang menyerang tenggorokan dan sanggup menjadikan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.
3. .Imunisasi DT
Imunisasi DT memperlihatkan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan kebutuhan khusus, contohnya sudah menerima suntikan DPT.
Imunisasi DT memperlihatkan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan kebutuhan khusus, contohnya sudah menerima suntikan DPT.
4. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memperlihatkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga sanggup dipakai untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh.
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memperlihatkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga sanggup dipakai untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh.
5. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi proteksi terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menjadikan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair.
Gondongan menjadikan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan.
Imunisasi MMR memberi proteksi terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menjadikan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair.
Gondongan menjadikan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan.
6. Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini sanggup menjadikan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang sanggup menjadikan anak tersedak. Sampai ketika ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini sanggup menjadikan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang sanggup menjadikan anak tersedak. Sampai ketika ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
7. Imunisasi Meningitis
Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi dibawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita.
Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi dibawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita.
8. Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memperlihatkan proteksi terhadap cacar air.
Imunisasi varisella memperlihatkan proteksi terhadap cacar air.
9. Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memperlihatkan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B ialah infeksi hati yang sanggup menjadikan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal dukungan imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung akad dokter dan orangtua. Bayi yang gres lahir pun sanggup memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
Imunisasi HBV memperlihatkan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B ialah infeksi hati yang sanggup menjadikan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal dukungan imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung akad dokter dan orangtua. Bayi yang gres lahir pun sanggup memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
10. Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap homogen basil yang sering menjadikan infeksi telinga. Bakteri ini juga sanggup menjadikan penyakit yang lebih serius, ibarat meningitis dan bakteremia (infeksi darah)
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap homogen basil yang sering menjadikan infeksi telinga. Bakteri ini juga sanggup menjadikan penyakit yang lebih serius, ibarat meningitis dan bakteremia (infeksi darah)
11. Imunisasi Tipa
Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat sanggup bertahan selama tiga-lima tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini sanggup diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah sanggup menelan kapsul.
Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat sanggup bertahan selama tiga-lima tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini sanggup diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah sanggup menelan kapsul.
12. Imunisasi Hepatitis A
Penyakit ini sebetulnya tidak berbahaya dan sanggup sembuh dengan sendirinya. Tetapi kalau terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. Jadwal dukungan yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua takaran dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Penyakit ini sebetulnya tidak berbahaya dan sanggup sembuh dengan sendirinya. Tetapi kalau terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. Jadwal dukungan yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua takaran dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Mekanisme Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadaporganisme tertentu,tanpa menjadikan seorang sakit terlebih dahulu.vaksin zatyang di gunakan untuk membentuk imunitas tubuh. Terbuat dari mikroorganismeataupun cuilan dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah di matikan ataudi lemahkan tidak akan menciptakan penderita jatuh sakitvaksin di masukan kedalamtubuh yang biasanya melalui suntikan
Sistem pertahanan badan kemudian akan bereaksi ke dalam vaksin yang dimasukan ke dalam badan tersebut sama ibarat apabila mikroorganisme menyerang badan dengan cara membentuk antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang.Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunisasi ketika suatu ketika badan di serang oleh mikroorganisme yang samadengan yang terdapat di dalam vaksin,maka antibodi akan melindungi badan dan mencegah terjadinya infeksi.Pada anak yaitu: Polio,c ampak, rubella, difteria,batuk rejan, meningitis, cacar air, gondongan, danh epatitis B. Sedangkan terdapat 3 jenis vaksinasi yag di berikan pada kelompok anak-anak ataupun remaja dengan resiko tinggi menderita infeksi yaitu: HepatitisA, Influenza, Pneumon
Jadwal Imunisasi 2011-2012
Jadwal Imunisasi 2011-2012 |
Keterangan
Vaksin Hepatitis B I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV ketika bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 sanggup diberikan vaksin OPV atau IPV.
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 hingga 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan setelah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG sanggup diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di daerah suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).
Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan agenda imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan agenda imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus sanggup diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu takaran ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah takaran terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq®) diberikan 3 kali.
Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV ketika bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 sanggup diberikan vaksin OPV atau IPV.
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 hingga 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan setelah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG sanggup diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di daerah suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).
Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan agenda imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan agenda imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus sanggup diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu takaran ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah takaran terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq®) diberikan 3 kali.
Rotarix® takaran I diberikan umur 6-14 minggu, takaran ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksinasi
Rotarix® selesai diberikan sebelum umur 16 ahad dan tidak melampaui umur 24 minggu.
Rotateq® takaran ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval takaran ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, takaran ke-3 diberikan pada umur < 32 ahad (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela sanggup diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 takaran dengan interval minimal 4 minggu.
Vaksin MMR sanggup diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum menerima vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu
Vaksin HPV sanggup diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®) 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.
Rotateq® takaran ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval takaran ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, takaran ke-3 diberikan pada umur < 32 ahad (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela sanggup diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 takaran dengan interval minimal 4 minggu.
Vaksin MMR sanggup diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum menerima vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu
Vaksin HPV sanggup diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®) 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.
Sumber :
0 Response to "Imunisasi Dan Jadwal Imunisasi Terbaru 2011-2012 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia"
Posting Komentar