Komplikasi Dan Inhibitor Hemofilia Serta Adanya Kerusakan Sendi

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

KOMPLIKASI Hemofilia


Komplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia A dan B
A.Timbulnya inhibitor. Suatu inhibitor terjadi kalau sistem kekebalan badan melihat konsentrat faktor VIII atau faktor IX sebagai benda absurd dan menghancurkannya.
B..Kerusakan sendi jawaban perdarahan berulang.
C.Infeksi yang ditularkan oleh darah menyerupai HIV, hepatitis B dan hepatitis C yang ditularkan melalui konsentrat faktor pada waktu sebelumnya.

A. INHIBITOR
Apa itu inhibitor ?
Inhibitor yaitu cara badan untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai benda absurd yang masuk . Hal ini berarti segera sesudah konsentrat faktor diberikan badan akan melawan dan akan menghilangkannya.
Hal ini menyerupai dengan apa yang terjadi kalau seseorang mendapatkan organ yang dicangkok. Sistem kekebalan badan melihat organ sebagai benda absurd dan badan akan berusaha untuk menolaknya. Orang yang mendapatkan organ cangkok perlu mendapat obat untuk menghentikan terjadinya hal ini.
Pada penderita hemofilia dengan inhibitor terhadap konsentrat faktor, reaksi penolaksan mulai terjadi segera sesudah darah diinfuskaan. Ini berarti konsentrat faktor dihancurkan sebelum ia sanggup menghentikan pedarahan.
Ini merupakan komplikasi hemofilia yang serius, lantaran konsentrat faktor tidak lagi efektif. Pengobatan untuk perdarahan tidak berhasil. Penderita hemofilia dengan inhibitor memiliki risiko untuk menjadi cacat jawaban perdarahan dalam sendi dan mereka sanggup meninggal jawaban perdarahan dalam yang berat.

Apakah inhibitor sering dijumpai ?
Inhibitor sanggup mengenai 1 diantara 5 penderita hemofilia A berat pada suatu ketika dalam hidupnya. Kebanyakan inhibitor timbul ketika anak masih sangat muda yaitu segera sesudah mendapatkan infus konsentrat Faktor VIII yang pertama. Pada beberapa orang inhibitor timbul belakangan.
Inhibitor juga sanggup timbul pada 1 diantara 15 penderita hemofilia A ringan atau sedang. Inhibitor ini sering kali muncul pada usia dewasa. Mereka tidak hanya menghancurkan konsentrat faktor VIII yang diinfus, tetapi juga menghancurkan faktor VIII itu sendiri. Sebagai akhirnya penderita hemofilia ringan dan sedang akan bermetamorfosis berat. Untunglah, pada sekitar 60% dari penderita hemofilia ini, inhibitor menghilang sendiri rata-rata dalam kurun waktu 9 bulan. Dan 40% sisanya, inhibitor tetap ada dan menjadi dilema yang besar.
Pada hemofilia B, inhibitor jauh lebih jarang, kira-kira 1 diantara 100 penderita. Pada kebanyakan kasus inhibitor ini muncul sesudah infus konsentrat F IX pertama. Sayangnya, inhibitor pada orang dengan hemofilia B sanggup menjadi sangat berat lantaran sanggup disertai reaksi alergi.

Apakah inhibitor selalu sama ?
Tidak, beratnya berbeda. Beberapa orang termasuk "perespon rendah". Ini berarti inhibitor terdapat dalam titer rendah dan bekerja lebih lambat untuk menghilangkan konsentrat faktor yang diinfus.
Yang lain disebut "perespon tinggi". Inhibitornya terdapat dalam kadar tinggi dan bekerja sangat cepat dalam menghilangkan konsentrat faktor yang diinfus. Akibatnya konsentrat faktor cepat dinetralkan.
Inhibitor sanggup bervariasi pada orang yang sama. Pada waktu tertentu, inhibitornya sanggup sangat aktif, pada waktu lain hampir menghilang.

Mengapa timbul inhibtor?
Dokter tidak tahu secara niscaya mengapa inhibitor timbul pada orang tertentu sedang orang lain tidak. Mereka memikirkan 2 kemungkinan penyebab.
-Kemungkinan penyebab pertama yaitu lingkungan. Hal ini sifatnya diluar penderita hemofilia. Dokter memikirkan sesuatu dalam konsentrat faktor memicu sistem kekebalan badan untuk bereaksi. Dengan alasan ini, banyak dokter yang mengobati hemofilia lebih suka untuk tidak mengganti brand konsentrat. Jika suatu produk bekerja baik, dokter tidak mau menganjurkan untuk ganti brand kecuali ada alasan yang sangat kuat.
  
-Kemungkinan kedua yaitu genetik. Beberapa penderita hemofilia dengan mutasi gen faktor VIII tertentu mungkin cenderung membentuk inhibitor. Ini menandakan mengapa pembentukan inhibitor seringkali terdapat dalam 1 keluarga. Anggota keluarga, tentu saja memiliki mutasi gen yang sama. Pembentukan inhibitor oleh penyebab genetik juga mungkin terjadi pada hemofilia B.
Inhibitor terhadap Faktor VIII juga sanggup muncul pada orang yang tidak mewarisi hemofilia secara genetik. Ini disebut hemofilia didapat ( Acquired Hemophilia), lantaran ia muncul sesudah dilahirkan kadang bahkan pada usia tua.

Apa itu Hemofilia yang didapat ( Acquired Hemophilia) ?
Orang dengan Hemofilia didapat membentuk antibodi terhadap Faktor VIII normal dalam tubuhnya sendiri. Namun hal ini sangat jarang. Ini terjadi kira-kira 1 dalam 1 juta orang per tahun. Ini juga sanggup terjadi :
-Setelah kehamilan
-Setelah operasi
-Setelah kecelakan
-Setelah menderita kanker
-Setelah minum antibiotika tertentu atau
-tanpa alasan yang jelas
Untunglah, antibodi atau inhibitor, pada banyak kasus sanggup diatasi dengan pengobatan medis. Darah orang tersebut bisa untuk membeku lagi.

Apa yang sanggup diperbuat supaya bisa bebas dari inhibitor pada hemofilia A?
Dokter telah memiliki pengalaman 25 tahun dalam membebaskan penderita hemofilia A dari inhibitor. Pengobatannya disebut Immune Tolerance Therapy (ITT). Tujuannya yaitu menciptakan sistem kekebalan badan menjadi terbiasa dengan infus Faktor VIII sehingga tidak lagi menolaknya.
Terdapat 3 cara ITT berbeda yang telah berhasil. Semua terapi mencakup :
-Dosis tinggi Faktor VIII untuk jangka waktu lama
-Pemakaian produk darah lain atau obat untuk melemahkan respon kekebalan tubuh.
Pengobatan ini berlangsung dalam kurun waktu 1 hingga 24 bulan. Cara ini berhasil pada 3 dari 4 penderita hemofilia berat.
"Perespon rendah" (orang dengan inhibitor kadar rendah) memiliki lebih banyak kesempatan berhasil dengan ITT dari pada perespon tinggi (orang dengan inhibitor kadar tinggi).

Apa yang sanggup diperbuat untuk bebas dari inhibitor pada hemofilia B?
Dokter memiliki lebih sedikit pengalaman dengan ITT pada hemofilia B. Ini lantaran jumlah penderita hemofilia B dengan inhibitor sangat jarang terjadi.
Sayangnya, ITT sepertinya kurang berhasil pada hemofilia B. Apa lagi banyak penderita hemofilia B dengan inhibitor mengalami reaksi alergi berat dengan infus faktor IX secara terus menerus. Ini sanggup menciptakan ITT menjadi terapi yang berbahaya.

Pengobatan apa yang tersedia untuk hemofilia dengan inhibitor ?
Beberapa penderita hemofilia tidak tertolong dengan Immune Tolerance Therapy. Mereka tetap memiliki inhibitor kadar tinggi yang akan menghilangkan konsentrat Factor VIII dan IX melalui infus. Mereka memerlukan jenis terapi lain yang tidak bertujuan untuk menghilangkan inhibitor, tetapi ditujukan untuk menghentikan perdarahan.
Penderita hemofilia A berat sanggup menerima:
-activated prothrombin complex concentrate (disebut FEIBA™VH)
-porcine Factor VIII, terbuat dari darah babi (disebut Hyate:C)
-Faktor VIIa rekombinan (disebut Niastase®)
Penderita hemofilia A sedang dan ringan sanggup menerima:
porcine Factor VIII
desmopressin
- Faktor VII rekombinan
Penderita hemofilia B sanggup menerima:
- Faktor VII rekombinan

B. KERUSAKAN SENDI
Kerusakan sendi yaitu kerusakan yang disebabkan oleh perdarahan berulang di dalam dan di sekitar rongga sendi. Kerusakan yang menetap sanggup disebabkan oleh satu kali perdarahan yang berat (hemarthrosis). Namun secara normal, kerusakan merupakan jawaban dari perdarahan berulang ulang pada sendi yang sama selama beberapa tahun. Makin sering perdarahan dan makin banyak perdarahan makin besar kerusakan.
Dokter menyebut kerusakan sendi pada hemofilia sebagai "artropati hemofilia".

Bagaimana kerusakan sendi terjadi ?
Kerusakan sendi pada hemofilia menyerupai dengan kerusakan sendi pada orang normal dengan radang sendi atau artritis. Ini terjadi pada 2 daerah yaitu pada sinovium dan rawan sendi.
Sinovium adalah lapisan tipis di belahan dalam sendi yang memiliki 3 fungsi :
-untuk melumasi sendi
-memberi makan rawan sendi dan
-untuk menyingkirkan cairan dan kotoran dari sendi
Terdapat banyak pembuluh darah dalam sinovium. Ini merupakan satu alasan mengapa sendi sering mengalami perdarahan pada hemofilia.
Jika terjadi perdarahan dalam sendi, sinovium menyerap darah untuk menyingkirkannya. Zat besi dalam darah akan tertimbun pada sinovium. Dokter menganggap zat besi sanggup menyebabkan sinovium menjadi tebal. Sinovium yang tebal ini mengandung lebih banyak pembuluh darah sehingga lebih gampang berdarah.
Terdapat 2 jenis rawan sendi, yang paling penting yaitu pembentuk tutup yang licin dan keras pada ujung tulang sendi. Ini memungkinkan tulang untuk saling bersinggungan tanpa gesekan. Rawan sendi ini mendapat makanan dari enzim dari sinovium yang bengkak. Jenis rawan sendi yang lain yaitu menyerupai peredam kejut, hanya terdapat pada lutut, dan sering stress berat waktu olah raga. Yang ini tidak begitu penting pada kerusakan sendi pada hemofilia.
Dengan cara ini, perdarahan pada sendi merupakan bulat setan. Jika sendi rusak, perdarahan lebih sering terjadi. Kerusakan akan makin buruk. Seperti kerusakan sendi, sering terjadi pengerutan jaringan lunak, tendo, dan ligamen sekitar sendi sehingga kemampuan gerak sendi sebagian hilang.(Bandingkan sendi normal dengan sendi artritis pada gambar 1)
Komplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia A dan B Komplikasi dan inhibitor hemofilia serta adanya kerusakan sendi
Gambar 1

Berapa seringnya terjadi artropati hemofilia ?
Hampir semua penderita hemofilia yang berusia lanjut menderita artropati pada satu atau beberapa sendi.Atropati sering terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan siku. Makin lanjut usia penderita hemofilia, makin besar kemungkinannya untuk menderita artropati multipel yang berat. Karena pada masa kanak - kanak pengobatan hemofilia belum maju sehingga terjadi kerusakan sendi.
Untunglah, banyak anak anak kini sanggup tumbuh dengan sendi yang mendekati normal. Penggunaan terapi profilaksis (terapi pengganti faktor beberapa kali seminggu untuk mencegah perdarahan) telah memperbaiki kesempatannya untuk mencapai usia pintar balig cukup akal tanpa artropati.
Penderita hemofilia ringan dan sedang lebih jarang mendapat perdarahan sendi dari pada hemofilia berat, sehingga mereka lebih jarang mendapat artropati hemofilia. Namun menyerupai dinyatakan di atas, kerusakan sendi sanggup dimulai juga dari satu kali perdarahan berat. Oleh lantaran itu, tetap penting untuk mencegah kerusakan sendi jawaban perdarahan pada hemofilia ringan dan sedang.

Sendi yang mana yang paling sering rusak jawaban perdarahan ?
Sendi yang paling sering rusak yaitu sendi engsel menyerupai :
-lutut
-pergelangan kaki
-siku
Sendi engsel ini hanya memiliki sedikit sumbangan terhadap tekanan dari samping. Akibatnya sering terjadi perdarahan.
Sendi peluru yang memiliki penunjang lebih baik, jarang terjadi perdarahan menyerupai :
-panggul
-bahu
Sendi pada pergelangan tangan, tangan dan kaki kadang - kadang mengalami perdarahan. Namun jarang menjadikan kerusakan sendi.

Bagaimana kerusakan sendi menghipnotis kegiatan sehari - hari penderita hemofilia ?
Kerusakan sendi sanggup menghipnotis kegiatan sehari hari melalui beberapa cara. Pada umumnya kerusakan sendi akan menjadikan :
-perdarahan berulang pada sendi yang sama
-kemampuan gerak sendi menjadi terbatas (sendi tak sanggup dibuka atau ditutup maksimal)
-hilangnya kekuatan otot sekitar sendi
-sendi terasa nyeri kalau dipakai
-bahkan nyeri terasa kalau sendi dalam keadaan istirahat
Jika kerusakan terjadi pada lutut atau pergelangan kaki dan tergantung beratnya, seorang penderita hemofilia berkemungkinan :
-tak sanggup mengendarai sepeda, lari atau menari
-tak sanggup berjalan tanpa nyeri
-tak sanggup membawa barang berat
-sendi terasa nyeri kalau dipakai
-tak sanggup berlutut
-mendapat dilema pada dikala naik terutama turun tangga
-mengalami kesulitan untuk masuk dan keluar dari mobil
-memerlukan tongkat atau penyangga
-memerlukan bangku roda untuk bergerak
Jika kerusakan terjadi pada siku, tergantung beratnya maka penderita hemofilia berkemungkinan :
-tak sanggup membawa beban berat
-tidak sanggup mengancingkan baju atau memasang dasi
-sulit untuk bercukur atau makan
-nyeri bila menulis

Bagaimana kerusakan sendi sanggup dicegah ?
Lebih gampang untuk mencegah dari pada memperbaiki kerusakan sendi. Faktanya, sekali sendi rusak, dokter mungkin sanggup memperlambat atau mencegah bertambah rusaknya sendi tetapi tak sanggup menciptakan sendi menyerupai baru.
Satu satunya cara untuk mencegah kerusakan sendi yaitu mencegah perdarahan ke dalam sendi. Ini sanggup dilakukan dengan terapi pengganti. (Lihat pengobatan hemofilia)
Jika terjadi perdarahan, mereka memerlukan pengobatan segera dengan konsentrat faktor. Hal ini akan menghentikan perdarahan dan membatasi jumlah darah dalam sendi.
Hal lain yang juga sanggup dilakukan untuk membatasi jawaban dari perdarahan yang menetap yaitu :
-istirahat (membiarkan perdarahan berhenti)
-angkat anggota gerak (untuk menurunkan tekanan darah dan memungkinkan darah untuk mengalir keluar)
-fisioterapi aktif ( supaya sendi sanggup bergerak lagi dan menghindari pembentukan jaringan ikat dalam sendi)
-rangsangan listrik pada otot sekitar sendi (untuk menghindari otot mengecil lantaran tak terpakai ketika sendi menyembuh)
-obat anti radang non steroid (untuk mengurangi pembengkakan)
Jika seorang hemofilia sering mengalami perdarahan pada sendi yang sama, maka dimungkinkan untuk mengadakan terapi profilaksisdalam jangka waktu 3 hingga 6 bulan. Tujuannya yaitu untuk tetapkan bulat setan perdarahan dan memungkinkan sinoviakembali normal. Jika ini tidak berhasil, mungkin perlu pengobatan lain.

Apa yang sanggup diperbuat untuk mengobati sendi yang rusak?
Pengobatan untuk kerusakan sendi disebut sinovectomi. Ini yaitu pengangkatan sinovium. Tujuan utamanya yaitu mengurangi usang perdarahan dan tetapkan bulat setan perdarahan dan kerusakan sendi. Setelah diangkat, sinovium tumbuh lagi tetapi tidak setebal dan sepenuh dengan pembuluh darah menyerupai sebelumnya.
Ada 3 cara sinovektomi:
-operasi
-radioaktif dan
-kimiawi

Pada operasi sinovektomi,penggangkatan sinovium dilakukan dengan cara bedah.
Jika kerusakan sendi tidak terlalu berat, mekanisme yang digunakan adalah arthroscopic synovectomy, atau sinovektomi "tertutup". Dokter mengangkat sinovium melalui tabung logam, tanpa membuka sendi. Keuntungan cara ini pasien segera sanggup mulai menggerakkan sendi. Hal ini menciptakan masa penyembuhan lebih pendek.
Jika kerusakan sendi lebih buruk, dan rawan serta tulang bernafsu dan bergerigi, sinovektomiterbuka sanggup dikerjakan. Sendi dibuka, sinovium diangkat, dan tonjolan rawan yang bernafsu dihaluskan. Namun penyembuhan perlu waktu lebih lama, cara ini tidak sanggup dikerjakan pada siku.
Jenis kedua adalah sinovektomi radioaktif. Bahan kimia radioaktif diinjeksikan ke dalamsinoviumSinovium yang infeksi perlahan lahan mati dan diganti dengan yang sehat. Keuntungan cara ini yaitu tak ada tindakan bedah. Kerugiannya lantaran materi radioaktif maka ada sedikit risiko kanker. Dengan alasan ini sinovektomi radioaktif tidak dilakukan pada anak - anak.
Jenis ketiga adalah sinovektomi yang sanggup dikerjakan dengan injeksi materi kimia sepertirifampisin. Ini telah terbukti lebih bermanfaat untuk sendi pergelangan kaki dan siku.
Dari cara cara ini tak ada yang sanggup menciptakan sendi menyerupai gres dan juga tidak sanggup memperbaiki pergerakan sendi yang telah hilang. Namun terdapat beberapa laba utama antara lain :
-nyeri berkurang
-sendi lebih fungsional (berjalan lebih mudah)
-jumlah perdarahan berkurang
-kerusakan sendi berhenti atau diperlambat.

C. INFEKSI YANG DITULARKAN OLEH DARAH
Dalam 20 tahu terakhir, komplikasi hemofilia yang paling serius yaitu infeksi yang ditularkan oleh darah. Di seluruh dunia banyak penderita hemofilia yang tertular HIV, hepatitis B dan hepatitis C. Mereka terkena infeksi ini dari plasma, cryopresipitat dan khususnya dari konsentrat factor yang dianggap akan menciptakan hidup mereka normal.


Sumber :


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Komplikasi Dan Inhibitor Hemofilia Serta Adanya Kerusakan Sendi"

Posting Komentar