Kehamilan Kembar (Gemeli) Pada Penyulit Persalinan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Kehamilan kembar terjadi jikalau 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.
Kembar dizygotic (fraternal) ialah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar.
15 tahun terakhir ini angka insiden kehamilan kembar meningkat oleh alasannya ialah :
1.     Pemakaian luas dari obat induksi ovulasi
2.     Penerapan ART (assisted reproductive technology)

Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar dibanding kehamilan tunggal akhir :
a.     Persalinan preterm
b.    Perdarahan
c.     Infeksi traktus urinarius
d.    Hipertensi dalam kehamilan
2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain berakhir dalam usia kehamilan 10 minggu)
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh alasannya ialah :
a.     Kelainan kromosome
b.    Prematuritas
c.     Kelainan kongenital
d.    Hipoksia
e.     Trauma
Hal-hal diatas terutama terjadi pada kehamilan kembar monozygotik.
A.    PATOGENESIS

1.     Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
Biasanya mempunyai jenis kelamin sama.
Perkembangan tergantung pada dikala kapan terjadinya divisi preimplantasi
Umumnya mempunyai karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.

2.     Kehamilan kembar DIZYGOTIK
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
Kehamilan kembar dizyogitic sanggup mempunyai jenis sex berbeda atau sama.
Faktor yang menghipnotis terjadinya kembar dizygotic :
Ø  Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
Ø  Angka insiden di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
Ø  Cenderung berulang.
Ø  Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
Ø  Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
Ø  Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
Ø  Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
Ø  Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
Ø  Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan insiden kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .

3.     Bentuk kehamilan kembar lain
Ø  Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
Ø  Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua insiden coitus yang berbeda (superfecundasi)
Ø  Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada manusia) oleh alasannya ialah corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.

B.    FAKTOR FAKTOR TERKAIT
1.     Anemia gravidarum sering terjadi .
2.     Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih bebas bernafas oleh alasannya ialah kadar progesteron yang tinggi.
3.     Kista lutein dan asites sering terjadi oleh alasannya ialah tingginya hCG.
4.     Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.
5.     Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh alasannya ialah meningkatnya insiden :
·         Anemia gravidarum
·         Infeksi traktus urinariums
·         Preeklampsia –eklampsia
·         Perdarahan sebelum-selama dan setelah persalinan
·         Kejadian plasenta previa
·         Inersia uteri
 atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membent Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
Gemeli

C.    PLASENTA DAN TALIPUSAT
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote sanggup bervariasi mirip terlihat pada gambar 22.1, tergantung pada dikala “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang sanggup terlihat ialah :

 atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membent Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
Selaput ketuban pada kehamilan kembar

1.     Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat ibarat kembar dizygotic dan mencakup hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
2.     Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion ( mencakup 2/3 kasus kembar monozygotic)
3.     Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
4.     Pembelahan setelah hari ke 15 mengakibatkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.
Masalah paling serius pada plasenta monochorionic ialah jalur pintas pembuluh darah yang disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang terjadi akhir anastomosis masing-masing individu semenjak kehamilan awal mereka.
Komunikasi yang terjadi sanggup ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya ialah kombinasi arteri-vena yang sanggup mengakibatkan sindroma “twin to twin tranfusion”
Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’ icterus, pembesaran ginjal dan jantung, hidramnion akhir poliuria, hipervolemia dan meninggal akhir gagal jantung dalam usia 24 jam pertama.
Janin donor : kecil, pucat, kehilangan cairan tubuh akhir PJT-Pertumbuhan janin terhambat, malnutrisi dan hipovolemia, oligohidramnion, anemia berat, hidrops fetalis dan gagal jantung.
Kejadian prolapsus talipusat sering terjadi pada kedua janin.
Janin kedua sering mengalami ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring dystocia”.
Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
Kembar monochorionic-monoamniotic ( angka insiden 1 : 100 kehamilan kembar) mempunyai kemungkinan lahir hidup 50% akhir komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya direncanakan SC pada kehamilan 32 – 34 ahad untuk mencegah terjadinya komplikasi pada talipusat.

D.    JANIN
Melalui investigasi ultrasonografi secara dini, diketahui bahwa angka insiden kehamilan kembar sebelum kehamilan 12 ahad kira-kira 3.29 – 5.39%. 
Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara impulsif dan kadang kala disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).
Kelainan kongenital pada kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%) 
Kelainan kongenital pada kembar monozygotic lebih sering.

E.    GEJALA KLINIK
1.     Gejala dan Tanda
a.     Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Tanda-tanda yang sering terlihat :
·         Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
·         Kenaikan berat tubuh ibu berlebihan.
·         Polihidramnion.
·         Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
·         Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
·         Palpasi yang meraba banyak serpihan kecil janin.
·         Detik Jantung Janin lebih dari 1 daerah dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
2.     Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau ultrasonografi.
Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun.
Anemia maternal : hipokromik normositik.
Kemungkinan terjadi gangguan pada investigasi OGTT-oral glucosa tolerance test. 
3.     Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan kembar harus dikerjakan. 
Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran menempel pada dua buah plasenta yang menjadi satu.
Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat citra diatas.
·         Presentasi vertex-vertex = 50% kasus kehamilan kembar
·         Presentasi vertex-bokong = 33% kasus kehamilan kembar
·         Presentasi bokong-bokong = 10% kasus kehamilan kembar
 atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membent Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan



F.    DIAGNOSA BANDING
1.     Kehamilan tunggal
Kesalahan dalam penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of Confinement-EDC sering mengakibatkan kesalahan diagnosa kehamilan kembar.
2.     Polihidramnion
3.     Mola Hidatidosa
4.     Tumor abdomen dalam kehamilan:
·         Mioma uteri
·         Tumor ovarium
·         Vesika urinaria yang penuh
5.     Kehamilan Kembar dengan komplikasi
Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi
Janin yang mati potensial untuk mengakibatkan problem pada ibu atau janin lain (gangguan pembekuan darah pada ibu) dan ini sanggup menjadikan problem medis yang pengambilan keputusan kliniknya amat sulit.

G.    PENATALAKSANAAN
Persalinan 
Pasien harus segera ke rumah sakit jikalau muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami perdarahan pervaginam.
Penilaian klinis dilakukan mirip pada umumnya proses persalinan normal. 
Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Klasifikasi presentasi intrapartum :
1.             Vertex – Vertex ( 40%)
2.             Vertex – nonVertex , bokong atau lintang ( 20% )
 atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membent Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan

Kiri : presentasi vertex-vertex
Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong

Penatalaksanaan persalinan :
1)     Posisi janin pertama harus ditentukan dikala masuk kamar bersalin.
2)     Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio caesar.
3)     Bila janin pertama letak kepala, sanggup dipertimbangkan persalinan pervaginam.
4)     Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
5)     Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan proteksi oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II sanggup lahir pervaginam.

 atau jikalau satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membent Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar

H.    KOMPLIKASI
a.     Hipertensi dalam kehamilan
b.    Anemia
c.     Polihidramnion
d.    Persalinan preterm
e.     Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
f.     Mortalitas perinatal meningkat

I.      PROGNOSIS
·         Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
·         Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya sebesar 10 kali lipat.
·         Morbiditas neonatus turun jikalau persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.


Daftar Referensi :
Berghella V, Kaufmann M: Natural history of twin to twin tranfusion syndrome.eproud Med 46:480,2001
Cauckwell S, Murphy DJ: The effect of mode of delivery and gestational age on neonatal outcome of the non-cephalic-presenting second twin. Am J Obstet Gynecol 187:1356,2002
DeCherney AH. Nathan L : Multiple Pregnancy in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003
Demaria F, Goffinet F, Kayem G,et al: Monoamniotic twin pregnancies : Antenatal management and perinatal result of 19 consecutive cases. BJOG 111:22, 2004
Victoria A, Mora G, Arias F:Perinatal outcome, placental pathology and severity of discordance in monochorionic twins. Obstet Gynecol 97:310, 2001



Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Kehamilan Kembar (Gemeli) Pada Penyulit Persalinan"

Posting Komentar