ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes SEKILAS TENTANG BLEFARITIS
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah satunya yakni pecahan kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini lantaran mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal jikalau tidak ditangani dengan serius maka akan muncul banyak sekali komplikasi dari penyakit ini menyerupai blefaritis salah satunya. Selain itu, penyakit ini juga sanggup mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah tugas tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
Blefaritis yakni radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak hiperbola di dalam kelenjar di erat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh basil yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata pecahan luar depan (tempat melekatnya bulu mata). Penyebabnya yakni basil stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis stafilokok sanggup disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata pecahan dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya yakni kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang sanggup mengakibatkan blefaritis posterior yakni rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).
Blefaritis sanggup disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi sanggup terjadi tanggapan debu, asap, materi kimia, iritatif, dan materi kosmetik. Infeksi kelopak sanggup disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.
Gejala umum pada blefaritis yakni kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia.
Penyulit blefaritis yang sanggup timbul yakni konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.
2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian blefaritis
2. Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
3. Mampu menyebutkan bagaimana tanda dan tanda-tanda dari penyakit blefaritis
4. Mengetahui cara menghindari atau memberantas penyakit blefaritis
5. Pasien dan keluarga sanggup mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Agent
Peradangan kelopak Mata atau lebih dikenal dengan nama Blefaritis yakni salah satu penyakit mata yang harus diwaspadai. Penyakit ini disebabkan kelenjar minyak di pangkal bulu mata mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan gatal di kelopak mata, iritasi, bahkan hingga peradangan. Kalau pengaruh ini dibiarkan makan akan menjadi Blefaritis.
Meskipun Blefaritis tidak menjadikan kerusakan permanen pada mata, tetapi sangat mengganggu aktifitas penglihatan kita.
Gejala dari Penyakit Blefarits sbb :
1. Kelopak mata sering berminyak.
2. Terasa gatal pada kelopak mata Mata
3. Terasa terbakar pada Mata
4. Mata terlihat merah
5. Mata sering berair
6. Mata abses di kelopak Mata
7. Bulu mata kotor dikala bangkit tidur
8. Sangat sensitif pada cahaya
9. Mengalami pengelupasan kulit di sekitar mata
10. Bulu Mata Rontok
11. Bulu Mata tidak normal dan arahnya tidak teratur
Penyebab Utama terjadinya Blefaritis ( Peradangan kelopak Mata )
1. Terinfeksi oleh Bakteri
2. Kelenjar Mata Rusak
3. Ketombe dari kulit kepala ke alis
4. Rosacea
5. Alergi terhadap sesuatu misal obat mata, lensa mata
2. Faktor Host
Blefaritis terjadi lantaran host yang tidak menjaga sikap gaya hidupnya ataupun personal hygiene yang kurang terjaga.
3. Faktor Environment
Blefaritis sanggup menular melalui iklim yaitu udara dan sanggup melalui pandangan mata antar seseorang yang sebelumnya sudah menderita penyakit blefaritis.
4. Portal Entry and Exit
Portal of Entry: Pintu masuknya Agent kedalam Host, Kulit, udara, cairan air mata
Portal of Exit: Pintu keluarnya Agent dari Host, Kulit, udara, cairan mata
5. Transmisi
Terjadinya blefaritis lantaran adanya kontak melalui udara, kulit, dan makluk hidup (manusia). Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak hiperbola di dalam kelenjar di erat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh basil yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
BAB III PEMBAHASAN
1. Pencegahan
Pencegahan yang sanggup dilakukan :
1. Menghindari daerah yang berdebu
2. Tidak mengusap mata terlalu sering
3. Menjaga kebersihan mata
4. Menghindari pandangan mata terhadap layar monitor yang terlalu terang
5. Menghindari bepergian jarak jauh diwaktu malam hari
3.2 Penatalaksanaan
Pengobatan Blefaritis :
1. Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Pada blepharitis sering diharapkan kompres hangat. Pada infeksi ringan diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan kompres berair dengan asam borat. Bila terjadi blepharitis menahun, maka dilakukan pemfokusan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah.
2. Pada blepharitis seroboik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argentin 1%. Dapat dipakai salepsulfonamid untuk agresi ketoritiknya. Kompres hangat selam 5-10 menit, tekan kelenjar Meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan juga antibiotik lokal, prednisolon 0,125% dua kali sehari, dan antibiotik sistemik, tetrasiklin 2 x 250 mg atau sesuai dengan hasil kultur.
3. Pengobatan pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan jikalau terdapat infeksi sekunder.
4. Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1 gram sehari dengan takaran tunggal atau dibagi dan diteruskan hingga 1-2 ahad sesudah tanda-tanda menurun. Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.
5. Pada infeksi jamur sistemik, diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas. Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis, dan lainnya, dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg Bb secara intravena lambat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikkan hingga 1 mg/kg BB, namun total dihentikan dari 2 gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 ahad atau hingga tanda-tanda berkurang. Hati-hati lantaran toksik terhadap ginjal.
6. Pada blepharitis tanggapan alergi sanggup diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dicegah pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
Blefaritis yakni radang pada kelopak mata. Radang yang sering mengenai pecahan kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa perkara disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak hiperbola di dalam kelenjar di erat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh basil yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Biasanya orang sering menganggap kelelahan pada mata, atau mata yang berpasir, dan terasa silau dan tidak nyaman jikalau terkena sinar matahari atau pada dikala berada pada lingkungan yang berasap, menunjukkan gambaran berupa mata merah, dan menyerupai ada benda absurd di dalam mata. Selain itu, blefaritis juga sanggup mengganggu pencitraan diri pasien. Penatalaksanaan pada pasien mencakup pemberian antibiotik (jenis salep lebih dipertimbangkan), pemberian kortikosteroid (dalam pengawasan) dan mengistirahatkan mata.
2. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lain lebih praktis mempelajari terapan ilmu kebidanan khususnya pada system persepsi sensori penyakit Blefaritis.
Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita sanggup lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, supaya mata kita sanggup terhindar dari penyakit mata.
REFERENSI
1. http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=trikiasis
2. Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
3. Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
4. Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya
5. http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=trikiasis
0 Response to "Sekilas Wacana Blefaritis"
Posting Komentar