Sekilas Perihal Filariasis

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG FILARIASIS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis. Di kawasan iklim tropis, kemungkinan terjadinya penyakitf ilariasis atau kaki gajah lebih besar daripada di kawasan yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan jenis penyakitr eemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada, kemudian tidakada dansekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan banyak sekali spesies nyamuk. Di Indonesia, vector penular filariasis sampai ketika ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis sanggup menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin.

Filariasis merupakan kelompok penyakit pada insan maupun binatang yang disebabkan oleh infeksi benalu Nematoda, ordo filaridae yang biasa disebut filariae. Penyakit ini gres menimbulkan tanda-tanda sesudah terpapar selama beberapa tahun, oleh lantaran itu pada bawah umur jarang mengalami filariasis klinis yang bermakna.

B. Tujuan
Adapuntujuandaripenulisanmakalahiniyaitu:
1.            Untuk mengetahui factor agent penyakit filariasis
2.            Untuk mengetahui factor host penyakit filariasis
3.            Untuk mengetahui environment penyakit filariasis
4.            Untuk mengetahui port of entry and exitpenyakit filariasis
5.            Untuk mengetahui transmisi penyakit filariasis
6.            Untuk mengetahui pencegahan penyakit filariasis
7.            Pengobatan penyakit filariasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Agent
1)    cacing filaria

2.2 Faktor Host
1)    Kondisiimunpada orang tersebutlemah.
2)    Kurangnyakebersihandiri.
3)    Orang tersebutseringbepergianketempat yang kumuh.
4)    Orang tersebuttinggalbersamaandenganbinantangpeliharaan.

2.3 Faktor Environment
1)    Kurangnyakebersihanlingkungan .
2)    TPA yang dekatdenganrumah.

2.4 Port of entry and exit
Kulit
           

2.5 Transmisi
Filariasis hanya sanggup tersebar melalui vektor yang terinfeksi larva infektif. Pencegahan untuk mengurangi kontak antara insan dan vector serta menurunkan jumlah infeksi dengan mengadakan pencegahan pada hospes (manusia).


BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan
Pencegahan filariasis sanggup dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor) contohnya menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak menggunakan pakaian berwarna gelap lantaran sanggup menarik nyamuk, dan memberi kan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara bersiklus pada kelompok beresiko tinggi terutama di kawasan endemis. Dari semua cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.

3.2 Pemberantasan

3.3 Pengobatan
Penggunaan obat-obat anti filarial harus diubahsuaikan per individu. Penderita-penderita yang lebih renta dengan obstruksi limfatik kronis dan mereka yang tinggal pada kawasan endemis tidak menawarkan adanya manfaat dari pengobatan spesifik. Pengobatan filariasis harus spesifik dan sesuai dengan mikrofilaria yang terisolasi atau anti gen dalam darah yang terdeteksi.

Diethylcarbamazine (DEC) merupakan obat pilihan baik untuk pengobatan perorangan atau masal. DEC bersifat membunuh microfilaria dan juga cacing remaja pada pengobatan jangka panjang. Pengobatan perorangan ditujukan untuk menghancurkan benalu dan mengeliminasi, mengurangi, atau mencagah kesakitan.

DEC merupakan derivate piperazine. Immobilisasi microfilaria terjadi dengan menurun kan kegiatan otot akhir imbas hiperpolarisasi, namun prosedur yang sempurna belum diketahui. Perubahan permukaan membrane dan peningkatan destruksi oleh didte mimun hospes juga terjadi. Bisa juga meningkatkan adhesi granulosit via prosedur antibodi-dependent dan antibodi-independent. Diduga pula, DEC juga mengganggu proses intrasel mikrifilaria dan transport makromolekul spesifik.

Dosisdewasa: 6 mg / kg / hari dalam takaran terbagi, sesudah makan, selama> 12 hari, sering dalam 3 minggu. Dosis rendah( kurang lebih 2-3 mg / kg / hari ) biasanya dianjurkan untuk 3 hari pertama pengobatan untuk menurunkan resiko efeksamping. Pada anak usia < 2 tahun tidak diberikan, tapi untuk usia lebih dari 2 tahun, takaran sama dengan orang dewasa. Kontraindikasi kalau terjadi reaksi hipersensitivitas. Individu yang lebih muda dengan limfangitis akut harus diberikan DEC 50 mg pada hari I, 2 x 50 mg pada hari II, 3 x 50 mg pada hari 3 dan 10 mg / kg BB pada hari ke 4-21.
Pada pengobatan masal, pinjaman DEC takaran standar tidak dianjurkan mengingat imbas samping yang sanggup ditimbulkan. Untuk itu DEC diberikan dengan takaran rendah dengan jangka waktu pinjaman lebih usang untuk mencapai takaran total yang sama. Jika terjadi        demam, nyeri kepala atau pembengkakan sendi maka pengobatan harus dilarang dan diberikan kortikosteroid.

Ivermectin (Mectizan, 22, 23- dihidro avermectin) merupakan derivate macrocyclic lactone dari Avermectin yang memiliki kegiatan luas terhadap nematode dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Dosis remaja ialah 150-200 µg / kg p.o., takaran tunggal, diberikan kurang lebih 2-3 bulan sekali. Pada anak dengan usia< 5 tahun atau berat tubuh < 15 kg tidak dianjurkan sedangkan anak usia 5 tahun atau beratbadan > 15 kg, takaran pinjaman menyerupai takaran dewasa. Kontraindikasi untuk penderita dengan hipersensitivitas dan penyakit berat lain yang terjadi  bersamaan, ibu hamil dan menyusui. Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan daripada DEC.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buatdapatdisimpulkanbeberapahaldiantaranyayaitu:
1)    Filariasis ialah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya ialah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematode benalu yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.
2)    Penyakit kaki gajah (filariasis) ini umumnya terdeteksi melalui investigasi mikroskopis darah.
3)    Filariasis sanggup dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor)
4)    Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada kawasan endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC sanggup membunuh microfilaria dan cacing remaja pada pengobatan jangka panjang.

4.2 Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani perkara filariasis lantaran penyakit ini sanggup menciptakan penderitanya mengalami cacat fisik sehingga akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan perkara filariasis ini pula, diperlukan Indonesia bisa mewujudkan acara Indonesia Sehat Tahun 2015.


Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Perihal Filariasis"

Posting Komentar