ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes SEKILAS TENTANG PENYAKIT ANTHRAX
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang mempunyai curah hujan yang tinggi.Curah hujan yang tinggi mengakibatkan genangan air dimana-mana dan juga sering mengakibatkan banjir. Itulah yang mengakibatkan bakteri-bakteri penyebab anthrax sanggup berkembang biak dan menyebar dengan sangat gampang di Indonesia .
Anthrax yakni penyakit binatang yang sanggup menular ke insan dan bersifat akut.Penyakit ini umumnya menyerang ternak domestik, menyerupai domba, kambing dan sapi.Tetapi insan juga sanggup terinfeksi lantaran mengkonsumsi daging yang sudah terkena bakteri, adanya kontak sembrono dengan binatang yang sedang sakit anthrax atau terkena tanah yang terkotori bakteri. Bakteri anthrax bisa masuk ke dalam badan melalui kulit, paru-paru atau akses pencernaan. Gejala umum serangan anthrax pada insan berupa mengalami halusinasi jelek dan pernapasannya terganggu , juga infeksi berwarna hitam kemerahan yang apabila pecah akan menjadikan luka dan meninggalkan cacat.
Penyebab Anthrax yakni basil Bacillus anthracis. Bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini berbentuk spora bertangkai dan suka hidup serta berkembang biak di dalam tanah. Keluarnya basil tersebut bisa terjadi di demam isu kemarau panjang, lantaran ternak suka menarik rerumputan kering hingga keakar-akarnya. Akibatnya spora anthrax yang selama ini bertahan hidup dalam tanah dan menempel di rumput, terbawa keluar dan bermetamorfosis basil ganas. Kondisi badan ternak yang lemah akhir kekurangan masakan dan stres oleh suhu udara yang panas, juga semakin memudahkan serangan anthrax.Selain itu spora ini juga sanggup menyebar lantaran terbawa banjir menyerupai kasus di Bogor. Hewan yang mati akhir anthrax harus eksklusif dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya basil tidak menyebar.
Penyakit Anthrax atau radang limpa yakni salah satu penyakit zoonotik penting , yang dikala ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit zoonotik berarti sanggup menular dari binatang ke manusia.Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di tempat endemis, yang hasilnya sanggup membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora menyerupai ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks sanggup ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa jadwal kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa tempat di dunia menyerupai (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Penyakit Anthrax diketahui sudah ada semenjak zaman Mesir Kuno. Di tahun 1613, Eropa dilanda wabah penyakit ini dan tercatat sekitar 60 ribu orang tewas. Penyakit anthrax sangat ditakuti, lantaran basil penyebabnya sanggup mematikan, gampang menyebar, sulit dimusnahkan dan bersifat zoonotik (dapat menular pada manusia).Pada tahun 1877, Robert Koch mencoba mengembangbiakan basil ini untuk pertama kali.Penelitiannya menunjukkan adanya jamur sporadis pada jenis Bacillus yang terdapat dalam badan hewan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia.Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6 orang dan Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang berasal dan ternak sakit yang diduga terkena anthrax.Kejadian ini telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil Iangkah proaktif untuk meneiti kejadian ini semoga tidak menjadikan dampak negatif yang lebih luas.
Inilah yang mendasari saya mengangkat problem ihwal penyakit anthrax . Karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa dan bagaimana penyakit anthrax itu sebenarnya. Anthrax termasuk kedalam penyakit yang sanggup menjadikan kematian, dan aneka macam macam kerugian lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat sanggup mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan pengobatannya kalau telah terjangkit penyakit ini.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui apa pengertian dari penyakit antrax
2) Mengetahui factor-faktor yang menghipnotis penyakit antrax menyerupai : Faktor Agent, Faktor Host, Faktor Environment, Port of Entry and Exit
3) Mengetahui cara pencegahan penyakit antrax
4) Mengetahui cara pemberantasan penyakit antrax
5) Mengetahui pengobatan/penatalaksanaa dari penyakit antrax
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Antraks atau anthrax yakni penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga sanggup menjangkiti insan lantaran terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan binatang yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi. Meskipun begitu, hingga sekarang belum ada kasus insan tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan lantaran kulit para korban akan berubah hitam.
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora menyerupai ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks sanggup ditemukan di seluruh dunia.Penyakit ini lebih umum di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa jadwal kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa tempat di dunia (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
2.2 Etiologi
Faktor Agent
Faktor Agent merupakan factor yang mengakibatkan penyakit atau problem kesehatan. Dalam penyakit Antrax factor agent yng menghipnotis yakni basil Bacillus Antrhacis
Faktor Host
Faktor Host yakni yang menempel pada Host.Faktor host yang menghipnotis yakni insan dan hewan.
Faktor Environment
Faktor Environment merupakan factor yang menghipnotis Host dan Agent.Faktor environment yang menghipnotis tersebarnya penyakit antrax yakni peternakan.
Port of Entry and Exit
Potral of entry ialah pintu masuk Agent ke dalam host sedangkan port of exit ialah pintu keluarnya agent dari host.Port of entry dari penyakit antrax ialah mulut,kulit,hidung sedangkan port of exit dari penyakit antrax ialah lisan dan anus.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pencegahan
Cara pencegahan penyakit anthrax yakni dengan menghindari kontak eksklusif dengan binatang atau benda-benda yang membawa basil penyakit ini. Ternyata basil ini mempunyai kemampuan yang unik .Jangkitan yang disebabkan oleh penyakit ini tidak gampang untuk di musnahkan, lantaran basil ini mempunyai kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora yang amat stabil. Saat bermetamorfosis spora basil ini sanggup masuk kedalam tanah dan bisa bertahan selama lima puluh hingga enam puluh tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang air, kuman ini sanggup tumbuh kembali dan menyerang binatang ataupun insan yang ada di sekitamya. Selain itu dikala terjadi demam isu kemarau biasanya ternak menaik rumput hingga ke akarnya ,inilah yang menciptakan penyakit ini akan terus terulang di tempat yang pernah terkena antrax.
Repotnya lagi kuman ini sanggup terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga sanggup masuk ke dalam daun dan buah, hingga bisa menginfeksi tenak maupun insan yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing, dan binatang-binatang lain juga sanggup menjadi mediator penularan penyakit ini, apabila telah mengalami kontak eksklusif dengan basil penyebab penyakit ini.
Namun pencegahan sanggup di lakukan dengan cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan binatang atau insan yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong binatang yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik binatang ternak, upayakan untuk menvaksinka binatang ternaknya.Dengan Pemberian SC ,untuk binatang besar 1 ml dan untuk binatang kecil 0,5 ml. Vaksin ini mempunyai daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
3.2 Pemberantasan
Disamping pengobatan, perlu cara-cara pengendalian khusus untuk menahan penyakit dan mencegah perluasannya. Seperti dilakukannya tindakan mengasingkan binatang -hewan yang menderita anthrax, binatang ternak yang sakit dihentikan disembelih lantaran ada kemungkinan binatang tersebut terkena penyakit antrhax , bangkai binatang yang mati lantaran anthrax harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam, untuk mencegah ekspansi penyakit melalui serangga digunakan obat-obat pembunuh serangga, binatang yang mati lantaran anthrax dicegah semoga tidak dimakan oleh binatang pemakan bangkai , dan tindakan sanitasi umum terhadap orang yang kontak dengan binatang penderita penyakit dan untuk mencegah ekspansi penyakit.
Selain itu, penyembelihan binatang di laksanakan di RPH resmi dibawah pengawasan dokter binatang dan Pelaksanaan investigasi kesehatan binatang sebelum penyembelihan (ante mortem) yaitu investigasi kesehatan daging, karkas, jeroan dan kepala sehabis penyembelihan (post mortem) oleh dokter binatang atau para medis kesehatan binatang dibawah pengawasan dokter binatang pun juga perlu di lakukan.
3.3 Pengobatan/Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik intravena direkomendasikan pada kasus antraks inhalasi, gastrointestinal dan meningitis.Pemberian antibiotik topikal tidak dianjurkan pada antraks kulit.Antraks kulit dengan tanda-tanda sistemik, edema luas, atau lesi di kepala dan leher juga membutuhkan antibiotic intravena.Walaupun sudah ditangani secara dini dan adekuat, prognosis antraks inhalasi, gastrointestinal, dan meningeal tetap buruk.
Anthracis alami resisten terhadap antibiotik yang sering dipergunakan pada penanganan sepsis menyerupai sefalosporin dengan spektrum yang diperluas tetapi hampir sebagian besar kuman sensitif terhadap penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, sefazolin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Bagi penderita yang alergi terhadap penisilin maka kloramfenikol, eritromisin, tetrasikilin, atau siprofloksasin sanggup diberikan.Pada antraks kulit dan intestinal yang bukan lantaran bioterorisme, maka pinjaman antibiotik harus tetap dilanjutkan hingga paling tidak 14 hari sehabis tanda-tanda reda.
Oleh lantaran antraks inhalasi secara cepat sanggup memburuk, maka pemberiaan antibiotik sedini mungkin sangat perlu.Keterlambatan pinjaman antibiotik sangat mengurangi angka kemungkinan hidup.Oleh lantaran investigasi mikrobiologis yang cepat masih sulit dilakukan maka setiap orang yang mempunyai risiko tinggi terkena antraks harus segera diberikan antibiotik sambil menunggu hasil investigasi laboratorium.
Sampai dikala ini belum ada studi klinis terkontrol mengenai pengobatan antraks inhalasi. Untuk kasus antraks inhalasi Food and Drug Administration (FDA) menganjurkan penisilin, doksisiklin, dan siprofloksasin sebagai antibiotik pilihan.hewan tersangka sakit sanggup dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1) Penyuntikan antiserum dengan takaran pencegahan (hewan besar 20-30 ml, binatang kecil 10-1 ml)
2) Penyuntikan antibiotika
3) Penyuntikan kemoterapetika
4) Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.
Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua ahad kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Perlunya Mengetahui Penyebab Penyakit Anthrax
Penyakit anthrax memang sudah sepatutnya diketahui oleh masyarakat lantaran penyakit ini sanggup menjadikan kematian.Selain sanggup menimbukan kematian, penyakit ini juga sanggup menjadikan cacat permanen bagi pederitanya.Untuk itu masarakat perlu mengetahui ihwal penyakit anthax untuk sanggup mencegah berkembangnya kembali penyakit ini di masyarakat.
b. Cara Pencegahan Penyakit Anthrax
Anthrax pada insan sanggup dicegah dengan tindakan-tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:
1) Cuci tangan sebelum makan
2) Hindari kontak dengan binatang atau insan yang sudah terjangkit anthrax
3) Beli daging dari rumah potong binatang yang resmi
4) Masaklah daging dengan sempurna
5) Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax
6) Melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax
Bagi peternak atau pemilik binatang ternak, upayakan untuk menvaksinka binatang ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk binatang besar 1 ml dan untuk binatang kecil 0,5 ml.Vaksin ini mempunyai daya pengebalannya tinggi berlangsung selama 1 tahun.
c. Cara Pengobatan Penyakit Anthrax
Semua penyakit anthrax secara efektif sanggup diobati dengan memakai antibiotik, menyerupai penicillin, doksisiklin, atau ciproflaksin.Pada inhalational dan gastrointestinal anthrax, pinjaman antibiotik harus segera diberikan pada dikala penderita melaksanakan kontak dengan basil anthrax.Hal ini lantaran pada dikala tanda-tanda timbul, anthrax jenis ini tidak merespon terhadap antibiotik.Perawatan di rumah sakit yang berfasilitas lengkap merupakan keharusan bagi penderita penyakit anthrax.
Untuk binatang tersangka sakit sanggup dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1) Penyuntikan antiserum dengan takaran pencegahan (hewan besar 20-30 ml, binatang kecil 10-1 ml)
2) Penyuntikan antibiotika
3) Penyuntikan kemoterapetika
4) Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.
Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua ahad kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.
Cara Pengendalian Penyakit Anthrax
1) Penyembelihan binatang di laksanakan di RPH resmi dibawah pengawasan dokter hewan.
2) Pelaksanaan investigasi kesehatan binatang sebelum penyembelihan (ante mortem) dan investigasi kesehatan daging, karkas, jeroan dan kepala sehabis penyembelihan (post mortem) oleh dokter binatang atau para medis kesehatan binatang dibawah pengawasan dokter hewan.
3) Hewan yang demam tinggi dan sakit jangan disembelih hanya binatang yang sehat menurut investigasi ante mortem boleh disembelih.
4) Paralatan dan sangkar yang kontak dengan binatang yang sakit harus didesinfeksi.
5) Hewan penderita anthrax: a. harus diisolasi (tidak kontak dengan binatang sehat lainnya); b. ditangani dan diawasi oleh dokter binatang atau para medis kesehatan binatang atau petugas yang berwenang; c. Hewan penderita anthrax dihentikan disembelih.
6) Hewan yang mati lantaran anthrax harus segera dimusnahkan adengan cara dibakar atau dikubur dalam-dalam. Seluruh peralatan dan sangkar dimusnahkan atau didesinfeksi
7) Orang yang kontak dengan binatang yang sakit dan mati akhir anthrax harus: a. Memperhatikan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan; b. Segera berobat ke RSUD atau dokter terdekat
4.2 Saran
Saran saya semoga dengan dibuatnya makalah ini, masyarakat lebih membuka mata terhadap penyakit anthrax. Selain itu juga semoga nantinya masyarakat sanggup mengusahakan seoptimal mungkin semoga angka kasus penyakit anthrax di tempat masing-masing tidak mengalami peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewan Redaksi Hamparan Dunia Ilmu. 2008. Penyakit Anthrax. Jakarta : Tiara Pustaka.
2. Prawirahartono, Slamet. 2008. Cara Penyakit Anthrax. Jakarta : Bumi Aksara.
3. http://www.google.co.id/anthrax/subject
0 Response to "Sekilas Perihal Penyakit Anthrax"
Posting Komentar