ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes SEKILAS TENTANG PENYAKIT HERPES
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular hingga ketika ini masih merupakan problem kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Insidens maupun prevalensi yang bekerjsama di banyak sekali negara tidak diketahui dengan pasti. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1999 di seluruh dunia terdapat sekitar 340 juta kasus gres penyakit menular yang salah satunya yaitu penyakit herpes. Penyakit herpes ini disebabkan oleh virus Herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan tipe 2. Penyakit herpes yaitu penyakit yang sangat umum. Di Amerika Serikat kurang lebih 20 persen orang di atas usia 12 tahun terinfeksi virus herpes simpleks, dan diperkirakan ada satu juta bisul gres setiap tahun. Angka prevalensi bisul HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasa warsa terakhir. Sekitar 80 persen orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di Amerika Serikat kurang lebih satu dari empat wanita dan satu dari lima pria terinfeksi HSV-2. HSV berpotensi menimbulkan maut pada bayi yang terinfeksi. HSV paling mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini termasuk orang dengan HIV, dan siapapun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan juga beropini bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang yang sangat lelah atau mengalami banyak stres.
HSV tidak termasuk bisul yang mendefinisikan AIDS. Namun orang yang terinfeksi dengan HIV dan HSV bersamaan biasanya mengalami jangkitan herpes kambuh lebih sering. Jangkitan lebih parah dan bertahan lebih usang dibanding dengan orang HIV-negatif.
Di Indonesia, hingga dengan ketika ini belum diketahui yang terinfeksi oleh virus herpes. Akan tetapi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan pada beberapa kelompok sikap risiko tinggi, tampak bahwa banyak masyarakat kita yang terinfeksi oleh HIV. Hal ini akan menjadi penyebab terjangkitnya penyakit herpes, disamping itu dengan kemajuan sistem transportasi pada ketika ini, tidak menutup kemungkinan virus herpes bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diharapkan perjuangan pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Herpes di Indonesia mengingat virus ini sangat gampang menular dan pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat kita jikalau sudah terinfeksi oleh virus Herpes.
1.2 Rumusan masalah
1) Bagaimana prosedur terjadinya herpes?
2) Bagaimana upaya pencegahannya?
3) Bagaimana upaya pengobatannya?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui prosedur terjadinya herpes, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini yaitu menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari prosedur terjadinya herpes, upaya pencegahan,dan upaya pengobatan, Sehingga dengan mengetahui lebih jauh perihal penyakit herpes, kita bisa terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Penyakit herpes disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1) atau Herpes simplek tipe 2 (HSV-2). Kedua Herpes ini mempunyai inti DNA ganda yang dikelilingi oleh lapisan protein yang memperlihatkan simetri ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer. Nukloeokapsida dikelilingi oleh suatu selubung yang dihasilkan oleh membran inti dari sel yang terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan panjang kurang lebih 8 nm. Struktur yang tidak terbentuk kadang kala asimetri diantara kapsid dan selubung membentuk tegument. Bentuk selubung berukuran 120 nm hingga dengan 200 nm. Virus ini mempunyai sifat-sifat yang penting diringkas sebagai berikut.
Virion : Bulat, berdiameter 120-200nm
Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : Lebih dari 35 protein dalam prion
Ciri-ciri yang menonjol : HSV-1 menyebar melalui kontak, biasanya melibatkan air liur yang terinfeksi, sedangkan HSV-2 ditularkan secara seksual atau dari bisul kelamin ibu ke anaknya yang gres lahir. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini yaitu berupa luka pada kulit yang terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian diikuti dengan lepuhan menyerupai luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan lantaran virus herpes menyerang pecahan saraf.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali menimbulkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan bisul sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menimbulkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus merupakan sumber bisul bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu oleh pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, aksentuasi system kekebalan, dan obat-obatan atau makanan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukka tanda-tanda sehingga penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes. Gejala awal dari herpes genital, antara lain:
• Rasa gatal dan terbakar di tempat genital atau anal
• Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau tempat genital
• Keluarnya cairan dari vagina
• Adanya perasaan menyerupai tertekan di tempat perut
Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman, yang dirasakan beberapa jam hingga 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh tempat kemerahan sanggup muncul dimana saja pada kulit atau selaput lender, tetapi lebih sering ditemukan di dalam dan disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan (yang biasanya terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.
2.2. ETIOLOGI
Herpes sanggup terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika seseorang mempunyai herpes di mulutnya kemudian ia mencium orang lain, maka orang itu sanggup terkena herpes pula. Jika ia melaksanakan oral seks, maka herpes tersebut sanggup menular ke kelamin walaupun kemungkinan menularnya lebih kecil dibandingkan jikalau terjadi kontak antar kelamin (hubungan seksual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada yang menyukai tempat verbal dan ada pula yang menyukai pecahan kelamin.
2.3.PATOFISIOLOGI
Cara-cara bisul yang dilakukan HSV ada 2 yaitu bisul primer dan bisul laten.
a) Infeksi primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulikan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak eksklusif dengan air liur yang terinfekisi. HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual. Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali di tempat infeksi. Virus kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui pemikiran akson ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya, dan bersifat laten.
Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian besar bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik. Penyebaran ke organ-organ lain sanggup terjadi jikalau system imun inang terganggu, dan hal ini tidak sanggup menahan perkembangbiakan inang.
b) Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam stadium non replikasi, hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus menetap pada ganglia yang terinfeksi secara laten hingga janjkematian inang. Tidak sanggup ditemukan virus ditempat kekambuhan atau didekat tempat biasanya lesi kambuh. Perangsangan yang provokatif sanggup mengaktifkan kembali virus dari stadium laten, virus kemudian mengikuti jalannya akson kembali ke perifer, dan melaksanakan perkembangbiakan di kulit atau selaput mukosa. Terjadi pengaktifan kembali secara impulsif walaupun terdapat imunitas seluler dan humoral yang spesifik pada inang. Namun, imunitas ini sanggup membatasi perkembangbiakan virus setempat sehingga kekambuhan lesi tidak begitu luas dan tidak begitu berat. Banyaknya kekambuhan bersifat asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh pelepasan virus dalam sekresi. Bila bersifat simtomatik, episode kekambuhan bisul HSV-1 biasanya termanifestasi sebagai cold sores (demam lepuh) di akrab bibir. Dasar molekuler pengaktifan kembali ini tidak diketahui, secara efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka pada akson, demam, tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap sinar ultraungu.
2.4.FAKTOR AGENT
· Gizi: Kurang gizi,sistem imunologi turun.
· Kimia : Terkena polusi dan tidak menjaga kebersihan( menggunakan sabun)
· Biologis: Herpes Simpleks di sebabkan oleh Virus. Yaitu Virus Herpes Simpleks (VHS) type 1dan (VHS) type 2 yaitu virus Herpes yang termasuk virus DNA.
2.5.FAKTOR HOST
1. Umur
Kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun terinfeksi HSV dan Lanjut Usia Herpes zoster pada dasarnya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terjangkit tanggapan daya tahan tubuhnya lemah. Orang-orang pada usia produktif juga gampang terjangkit jikalau kebetulan masuk golongan rentan. Misalnya, mereka yang terinfeksi HIV, penderita keganasan, atau peserta transplantasi organ tubuh. Juga terhadap orang yang mendapatkan terapi imunosupresif, kemoterapi, dan radiasi,seperti penderita kanker.
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki dan Perempuan bisa terinfeksi VHS.
3. Suku/Ras/Warna kulit :
Orang negro cenderung lebih berpengaruh dan mempunyai daya tahan tubuh lebih berpengaruh dari orang ras putih (ras Mongolia) menyerupai orang Indonesia.
3. Fisiologi
Kelelahan menimbulkan daya tahan tubuh rendah, kehamilan rentan terhadap infeksi,pubertas (anak diatas usia 12 tahun lebih banyak terinfeksi VHS, stress, dan kurang gizi.
4. Imunologis
Sakit dan Imunisasi Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi sanggup diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi ketika dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan hingga 10 tahun.
2.6.FAKTOR ENVIRONMENT
1. Fisik :
· Iklim : Penghujan meningkatkan perkembang biakan virus Herpes Simpleks lantaran Virus tersebut hidup di air.
· Geografis: Pada tempat manapun baik pegunungan,pantai bisa terinfeksi Virus Herpes Simpleks tapi cenderung pada tempat beriklim tropis.
· Demografi: Di desa
2. Biologi: fauna (Virus)
3. Sosial: pada masyarakat yang kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah, dirumah, tempat kerja, tempat umum, apabila terjadi tragedi alam, perang lantaran tidak terjaga kebersihannya.
2.7.PORTAL OF ENTRY AND EXIT
1. Portal of Entry: bersin, batuk, pakaian yang terkotori dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah, Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian verbal tanggapan oral sex, HSV1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan telinga. Sedangkan HSV2 pecahan yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan perianal.
2. Portal of Exit : Oral (sex oral pada penderiota Herpes Genitalis), kulit (kontak eksklusif dengan penderita), cairan tubuh (gelembung yang berisi cairan pecah)
2.8. TRANSMISI
Melalui cairan tubuh menyerupai bersin, batuk, pakaian yang terkotori dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah, Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian verbal tanggapan oral sex, HSV1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan telinga. Sedangkan HSV2 pecahan yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan perianal. dan menutup Portal of Exit dengan tidak melaksanakan oral (sex oral pada penderiota Herpes Genitalis),dan menghindaricara penularan lewat kulit (kontak eksklusif dengan penderita), cairan tubuh (gelembung yang berisi cairan pecah)
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. PENCEGAHAN
1. Herpes Dapat Dicegah
Penyebaran HSV sulit dicegah. Hal ini sebagian lantaran banyak orang dengan HSV tidak tahu dirinya terinfeksi dan sanggup menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi HSV pun mungkin tidak mengetahui mereka sanggup menularkan bisul walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka.
Angka penularan HSV sanggup dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak sanggup mencegah semua penularan. Infeksi HSV sanggup menulari dan ditulari dari tempat kelamin yang agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam – dan juga di tempat mulut. Bila orang dengan herpes minum asiklovir setiap hari, mereka sanggup mengurangi risiko menulari herpes pada orang lain.
Para peneliti kini mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah bisul HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.
2. Mencegah HSV Menular
1. Infeksi HSV ditularkan dari orang ke orang melalui relasi eksklusif dengan tempat tubuh yang terinfeksi. Penularan sanggup terjadi walaupun tidak ada luka HSV yang terbuka. Lagi pula, sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar sanggup menyebarkannya. Justru, di AS hanya 9% orang dengan HSV-2 mengetahui dirinya terinfeksi.
2. Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes)
Umum, seluruh jenis penyakit herpes sanggup menular melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, menyerupai yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang terkotori dan sentuhan ke atas gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian verbal tanggapan oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari sehabis seseorang mengalami kontak (terserang) virus varicella-zoster.
Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, bekerjsama virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana tanda-tanda yang ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terjangkit virus varicella-zoster maka tidak eksklusif mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.
3. Imunisasi untuk Mencegah Herpes
Herpes, demikianlah kalangan medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar peradangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkan virus herpes simpleks dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster karena,virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum.
Di Jawa, herpes zoster lebih dikenal dengan sebutan dompo. Sebenarnya herpes zoster merupakan kelanjutan dari cacar air yang juga disebabkan virus varisela zoster. Bedanya dari cacar air, herpes zoster mempunyai ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada pecahan tertentu di badan, bisa di pecahan punggung, dahi atau dada.
Jika seseorang sembuh dari cacar air, virus penyebabnya tidak 100% musnah. Virus bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Nah, pada ketika daya tahan tubuh melemah, virus akan muncul kembali dalam bentuk herpes zoster. Itulah mengapa tanda-tanda yang ditunjukkan penyakit ini hampir sama dengan tanda-tanda penyakit cacar.
Awalnya, seseorang akan merasa demam, menggigil, sesak napas, nyeri di persendian atau pegal di satu pecahan rubuh. Saking pegalnya, lazimnya penderita akan minta dipijat atau malah minum jamu pegal linu. Pasien biasanya juga mengeluh terjangkit migrain, usus buntu, atau serangan jantung. Setelah tahap itu terlalui akan timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di tempat punggung, hanya pada satu sisi, dan mencakup tempat persarafan tertentu. Gelembung-gelembung ini terasa nyeri dan sanggup pecah sehingga gampang timbul bisul oleh bakteri.
Jika sakitnya parah, gelembung bisa muncul di pecahan tubuh lain menyerupai di dahi, sekitar genital, bahkan hingga area mata. Gelembung yang kadang terasa gatal ini biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh, contohnya kanan saja atau kiri saja. Lokasi munculnya gelembung di kulit mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menimbulkan serangannya bisa meluas ke beberapa pecahan tubuh, termasuk ke pecahan kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.
Gelembung-gelembung pada kulit sebaiknya dijaga biar tidak pecah, lantaran bisa menimbulkan bekas atau menjadi jalan masuk bagi kuman lain. Untuk mencegahnya, bisa digunakan bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Setelah beberapa hari, gelembung akan kempis sendiri lantaran diserap tubuh dan bekasnya kemudian akan menghitam. Di ketika sakit, penderita boleh saja mandi jikalau memang tahan dengan hawa hirau taacuh air.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes sanggup menular melalui kontak langsung. Luka tanggapan bisul yang terbuka akan gampang menularkan virus ke pecahan tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga sanggup ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak eksklusif herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat dulu hingga lukanya mengering dan penderita sudah tidak merasa pegal-pegal lagi. Waktunya bisa hampir dua minggu. Istirahat di sini juga perlu, biar tidak tertular penyakit yang lain lagi.
4. Lanjut Usia
Herpes zoster pada dasarnya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terjangkit tanggapan daya tahan tubuhnya lemah. Orang-orang pada usia produktif juga gampang terjangkit jikalau kebetulan masuk golongan rentan. Misalnya, mereka yang terinfeksi HIV, penderita keganasan, atau peserta transplantasi organ tubuh. Juga terhadap orang yang mendapatkan terapi imunosupresif, kemoterapi, dan radiasi menyerupai penderita kanker.
Penyakit ini harus cepat ditangani. Paling tidak dalam tiga hari semenjak muncul demam, harus segera diberi obat-obat antivirus menyerupai famsiklovir, valasiklovir, asiklovir, vidarabin, atau foskarnet. Efektivitas pengobatan ini 100%, meski tidak seluruh virus terbasmi.
Jika serangan virus sudah hingga ke mata, penderita dianjurkan berobat juga ke dokter mata, biar kerusakan saraf di sekitarnya sanggup dicegah. Sebab, kerusakan saraf yang disebabkan penyakit ini sangat sulit dipulihkan.
Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi sanggup diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi ketika dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan hingga 10 tahun.
Cepatnya penanganan penting biar tidak menimbulkan tanda-tanda sisa. Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan hingga terjadi. Sebab, penderitaannya ahli dan bisa bertahun-tahun.
Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan ketika seseorang terjangkit virus varisela zoster. Akibatnya, virus sempat merusak jaringan saraf di sekitarnya. Jika tanda-tanda ini telanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya menyerupai terbakar.
Faktor usia sangat memilih kerentanan serangan nyeri. Semakin renta seseorang ketika terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita yang berlanjut ke nyeri kira-kira 10% - 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.
Kaum lanjut usia dengan gangguan saraf tanggapan penuaan atau diabetes lebih gampang terkena nyeri pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia muda tak mungin terkena nyeri. Jika serangannya parah, contohnya hingga ke mata, si penderita muda juga mungkin terkena nyeri pasca herpes.
Dulu pengobatan herpes zoster hanya berdasar empiris. Pengobatan dilakukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa sakit sesaat dengan menggunakan obat-obat analgetik. Kini pengobatan lebih banyak melibatkan cabang medis lain menyerupai psikiatri, saraf dan rehabilitasi medik. Selain diberi Amitriplitin yang berfungsi sebagai sistemik yang bisa memblok impuls di saraf kulit biar tidak hingga ke otak, juga diberikan pengobatan lain dengan terapi tropikal, akupunktur, pendekatan psikoterapi, dan stimulasi listrik.
Meski tidak termasuk dalam 10 penyakit kulit tertinggi di dunia dan tidak mematikan, penyakit ini cukup mengganggu hidup seseorang. Hingga kini belum ada obat yang benar-benar ampuh. Tapi dalam skala internasional, sudah ada usulan untuk santunan vaksinasi bagi orang usia lanjut. (Maratun Nashihah PusdokSM, banyak sekali sumber-14v)
3.2. PEMBERANTASAN
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan tanda-tanda sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi bisul basil sekunder. Jika mengenai saraf wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan problem yang cukup serius.
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet sanggup dioleskan pada luka.
3.3.PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan
Pengobatan baku untuk HSV yaitu asiklovir dalam bentuk pil hingga lima kali sehari. Ada versi asiklovir lain dengan nama valasiklovir. Valasiklovir sanggup diminum dua kali sehari, tetapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan asiklovir. Famsiklovir yaitu obat lain yang digunakan untuk mengobati HSV. Obat gres sedang di uji coba. Uji coba fase II terhadap ME609 dari Medivir untuk herpes verbal hampir selesai. PCL016 dari Novactyl untuk herpes oral dan kelamin sedang dalam uji coba fase II.
Obat ini tidak menyembuhkan bisul HSV. Namun obat ini sanggup mengurangi usang dan beratnya jangkitan yang terjadi. Dokter mungkin meresepkan terapi “rumatan” – terapi antiherpes harian – untuk orang dengan HIV yang mengalami HSV kambuhan. Terapi ini sanggup mencegah sebagian besar jangkitan kambuh.
Strategi terapi farmakologis (terapi dengan obat) dalam pengobatan penyakit herpes yaitu dengan menggunakan obat-obat antivirus. Pengobatan baku untuk herpes yaitu dengan acyclovir, valacyclovir, famcyclovir, dan pencyclovir yang sanggup diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intravena (infus) untuk kasus yang lebih parah. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama sehabis rasa nyeri tanggapan herpes mulai terasa. Semua antivirus yang digunakan pada bisul Herpes Simplex Virus (HSV) bekerja dengan menghambat polimerase DNA virus. Acyclovir, ganciclovir, famciclovir, dan valacyclovir secara selektif di fosforilasi menjadi bentuk monofosfat pada sel yang terinfeksi virus. Bentuk monofosfat tersebut selanjutnya akan diubah oleh enzym seluler menjadi bentuk trifosfat, yang akan menyatu dengan rantai DNA virus. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir terbukti efektif dalam memperpendek durasi dari tanda-tanda dan lesi.
Ayclovir : merupakan biro yang paling banyak digunakan pada bisul herpes simplex virus, tersedia dalam bentuk sediaan intravena, oral, dan topikal.
Ganciclovir : mempunyai kegiatan terhadap herpes simplex virus tipe 1 dan 2, tetapi lebih toksik daripada acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, lantaran itu tidak direkomendasikan untuk pengobatan herpes.
Famciclovir : merupakan prodrug dari penciclovir yang secara klinis efektif dalam mengobati herpes simplex virus tipe 1 dan 2.
Valacyclovir : merupakan valyl ester dari acyclovir dan mempunyai bioavailabilitas yang lebih besar daripada acyclovir.
Penyakit herpes sanggup menimbulkan rasa nyeri (sakit) yang amat sangat. Rasa sakit ini harus ditangani dengan baik, dengan menggunakan analgesik yang cukup untuk menawarkannya.
2. Penanganan Penyakit Herpes
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting yaitu menjaga gelembung cairan tidak pecah biar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan santunan bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa hirau taacuh dianjurkan untuk tidak mandi, lantaran bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk mengurangi keluhan tanda-tanda yang ada menyerupai nyeri dan demam, contohnya diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya santunan obat Acyclovir ketika timbulnya rasa nyeri atau rasa panas aben pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).
Pada kondisi serius dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir. Sebagai upaya pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi sanggup diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi ketika dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan hingga 10 tahun.
3. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
· Belum ada terapi radikal
· Padaepisode pertama, berikut
· Asiklovir 200 mg peroral 5 kali perhari selama 7 hari, atau
· Asilovir 5mg/kg BB,intravena tiap 8jam selama 7 hari (bila tanda-tanda sistematik berat), atau
· Preparat isoprinosin sebagai immunomodulator, atau
· Asiklovir perenateral atau preparat adenin arabinosid (vitarabin0 untuk penyakit yang lebih berat atau jikalau timbul komplikasi pada alat dalam.
· Pada episode rekurensi umumnya tidak perlu di obati lantaran bisa membaik namun bila perlu sanggup diobati dengan krim asiklovir, bila pasien dengan tanda-tanda berat dan lama, berikan asiklovir 200mg per oral 5 kali per hari selama 5 hari,jika timbul ulserasi sanggup dilakukan kompres.
2. Nonmedikamentosa
· Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
· Bahaya PMS dan komplikasi
· Pentingnya mematuhi pengobatan yang di berikan
· Cara penularan PMS danperlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.
· Hindari relasi seks sebelum sembuh, dan menggunakan kondom jikalau tak sanggup menghindari lagi.
· Cara-cara menghindari bisul PMS
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus Herpes Simpleks tipe 1 dan 2. dimana tanggapan yang ditimbulkan berupa luka pada kulit, rasa nyeri, panas, dan lepuhan menyerupai luka terbakar.
Upaya pencegahan sanggup dilakukan dengan menghindari kontak langsung, memperkecil kemungkinan terjadinya penularan secara tidak langsung, tidak menggunakan benda gotong royong dengan penderita herpes, dan menghindari faktor pencetus.
Upaya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat kumur anestetik, mengkonsumsi vitamin C, dan menggunakan salep asiklovir.
4.2 Saran
Meskipun hingga ketika ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap virus Herpes, mengingat virus ini sangat cepat menular, menimbulkan kematian, dan hingga ketika ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah bisul virus Herpes..
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, http://spiritia.or.id, diakses tanggal 1 April 2008
2. Anonim, http://www.info-sehat.com, diakses tanggal 1 April 2008
3. Anonim, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 1 April 2008
4. Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.1996. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E dan Maulany, R.F. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
5. Djuanda, Adhi, dkk. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Suyono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
7. Shulman, Stanford.T & Sommers, herbet. M. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
8. Suhardjo, http://spiritia.or.id/li/bacali.php, diakses tanggal 1 april 2008
0 Response to "Sekilas Wacana Penyakit Herpes"
Posting Komentar