Sekilas Wacana Penyakit Disenteri

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG PENYAKIT DISENTERI

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Disentri merupakan salah satu jenis diare akut atau timbul mendadak , umumnya banyak dialami anak pada usia balita . penyebab disentri yakni infeksi kuman shigella (disentri basiler)  dan parasitentamoebah histolitika   (disentri amoba) . tanda-tanda disentri pada anak biasanya didahului demam ( pada disentri basiler) , ada tanda-tanda sakit perut ketika BAB dan setelahnya rasa sakit tersebut hilang serta feses berlendir dan berdarah.

Disentri juga dikenal sebagai fluks atau fluks berdarah yang merupakan gangguan peradangan usus terutama usus besar yang menghasilkan diare berat yang mengandung lender atau darah dalam feses . disentri kalau terlambat di obati akan menimbulkan fatal .
Disentri intinya mengacu pada ganggaun pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada usus atau infeksi usus . Hal ini disebabkan oleh amuba yang disebut Entamoebahistolitika . Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO , disentri ini dikategorikan dalam diare , diamana darah bisa muncul ketika buang air besar dan encer.
           
Dalam ekspresi dominan penghujan penyakit disentri sangat umum terjadi pada setiap kelompok usia sehingga pada ekspresi dominan tersebut sangat perlu dilakuan pencegahan penyakit disentri. Dengan melaksanakan sedikit perjuangan dan memperlihatkan perhatian yang layak kearah itu kita sanggup mencegah diri kita dari terjangkit penyakit itu .
           
Disenti ini terkait dengan kondisi sanitasi yang jelek dan menyebar terutama melalui kuliner dan air yang terkotori . Ketika sesorang terinfeksi , organisme hidup pada usus dan dilewatkan dalam tinja orang yang terinfeksi . Jika ini terjadi kontak dengan kuliner atau air , hal itu akan terkotori hal ini biyasanya ditularkan oleh kuliner atau air . 

3. Tujuan Masalah
Dengan mengetahui penyebab penyakit disentri diperlukan masyarakat  mampu  menjaga teladan hidup yang higienis dan sehat

4. Rumusan Masalah
1)    Apakah yang dimaksud penyakit penyakit disentri?
2)    Bagaimana etiologi dan penjabaran penyakit disentri?
3)    Apakah penyebab dan tanda-tanda penyakit disentri?
4)    Bagaimana pencegahan penyakit disentri?
5)    Bagaimana cara pemberantasan penyakit disentri dalam masyarakat?
6)    Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan penyakit disentri?
7)    Bagaimana penyakit disentri menghipnotis factor host, agent dan environment?

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi
Disentri yaitu penyakit yang timbul lantaran adanya infeksi yang menimbulkan luka yang mengakibatkan peradangan dan tukak pada usus besar. Pada kondisi tersebut penderita biasanya akan sering mengalami sindroma disentri menyerupai sakit perut dan diare yang bercampur darah dan  amper .

Penyakit disentri termasuk penyakit yang gampang menular,  penyebarannya sanggup ditularkan melalui kuliner dan air yang telah terkotori oleh kotoran melalui mediator lalat yang membawa kuman-kuman penyebab disentri.  Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak.

Kuman-kuman masuk ke dalam organ pencernaan yang menimbulkan pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul peradangan pada usus besar. Untuk itu perlu disadari bahwa kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup higienis merupakan  amper yang sangat penting dalam menekan angka penyakit ini

2. Etiologi
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering         (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta  amper semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella
1)    Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
2)    Salmonella
3)    Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
4)    Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun.

3. Klasifikasi Disentri
Ada 2 macam disentri, yaitu
1)    Disentri Amoebica
2)    Disentri Bacilaris


Disentri Amoebica
Disentri Bacilaris
Penyebab

Dimulai

Panas

Berak



Berjangkitnya


Diagnosa


Prognosis
Entamoeba Histolitika

Tidak dengan tiba-tiba dan hebat

Tidak ada

Tidak sering kali, tidak banyak darah dan lender dan baunya amat busuk


Tidak berat dan tidak secara wabah


Dapat dengan mikroskop


Pada penyakit endokrin tergantung pada penyakit dasarnya. Pada penyebab obat-obatan tergantung kemampuan menghindari pemakaian obat.
Shigela Disentri

Dengan jago dan tiba-tiba

Ada

Terlalu sering, lebih banyak darah, lender dan nanah, tidak busuk busuk.

Hebat dan sering secara wabah

Menghendaki investigasi lebih lanjut di laboratorium.

Pada bentuk berat angka maut tinggi, kecuali mendapat pengobatan dini. Pada bentuk sedang angka kematian





4. Gejala
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus) yang berarti radang usus yang menimbulkan tanda-tanda meluas dan tinja lendir bercampur darah.

a. Gejala-gejala disentri antara lain:
1)    Buang air besar dengan tinja berdarah
2)    Diare encer dengan volume sedikit
3)    Buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus)
4)    Nyeri ketika buang air besar (tenesmus)

b. Ciri-ciri ketika kalau terkena disentri yaitu sebagai berikut :
1)    Panas tinggi (39,50°C – 400°C), appear toxic
2)    Muntah-muntah
3)    Sakit kram di perut dan sakit di anus ketika BAB
4)    Kadang disertai tanda-tanda serupa ensefalitis dan sepsis
5)    Diare disertai darah dan lendir dalam tinja
6)    Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
7)    Sakit berut jago (kolik)

5. Penyebab
Disentri biasanya disebabkan oleh infeksi basil atau protozoa atau infestasi cacing parasit, tetapi juga sanggup disebabkan oleh iritasi kimia atau infeksi virus. Dua penyebab yang paling umum yaitu infeksi dengan basil dari kelompok Shigella, dan kutu oleh amuba, Entamoeba histolytica. Ketika disebabkan oleh basil itu disebut disentri basiler, dan ketika yang disebabkan oleh amuba itu disebut disentri amuba.

6. Pencegahan
Disentri tersebar sebagai tanggapan dari kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena kondisi tersebut, maka harus dilakukan pencegahan pada penyakit disentri:
1)    Disentri tersebar lantaran kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup higienis dan sehat.
2)    Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan setelah makan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
3)    Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling sedikit 10 menit. Atau gunakan  air kemasan atau minuman bersoda dari kaleng atau botol yang masih dalam kondisi bersegel.
4)    Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
5)    Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
6)    Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi.
7)    Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng benar disegel atau botol).

7. Pengobatan Dan Penatalaksanaan

1. Perhatikan keadaan umum, bila pasien appear toxic, status gizi kurang, lakukan investigasi darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya stress berat sepsis.

2. Komponen terapi disentri :
1)    Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit.
2)    Diet
3)    Antibiotika
4)    Sanitasi

a). Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil yaitu evaluasi dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.

b). Diet
pasien  dengan disentri harus diteruskan proteksi makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) sanggup diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada pasien yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, sanggup diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam proteksi obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan lantaran adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit.

c). Antibiotika
1)    pasien dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapat terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang sempurna akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian.
2)    Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut tawaran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
3)    Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat proteksi kotrimoksazol dibandingkan plasebo10.
4)    Alternatif yang sanggup diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 takaran o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 takaran o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, takaran tunggal IV atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
5)    Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, contohnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dilarang dan diganti dengan alternatif lain.
6)    Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam investigasi mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
7)    Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak yaitu Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 takaran selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.

d). Sanitasi
beritahukan pada pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya khususnya kebiasaan mecuci tangan sebelum dan setelah makan atau sebelum dan setelah melaksanakan acara dan buang air besar dan kecil.

8. Hubungan Host, Agent Dan Environment
Dalam epidemiologi atau penyebaran penyakit terdapat 3 faktor yang daapat menghipnotis penyebaran penyakit yaitu adanya factor host ( penyakit ), agent ( inang/ kawasan penyebaran penyakit) dan environment ( lingkungan ).

Dalam segitiga ini ketiga tiganya sangat besar lengan berkuasa pada epidemiologi masyarakat, apabila salah satunya tidak imbang atau lebih besar maka penyebaran penyakit akan semakin banyak, begitu pula dengan penyakit disentri dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh host, agent, dan environment.

A. Environment (lingkungan)
Saat kemarau banyak debu dan kotoran di tempat-tempat yang tersembunyi dan pada ekspresi dominan hujan maka air membawanya ke kawasan yang lebih terbuka. Kotoran tersebut merupakan kawasan potensial hidupnya banyak sekali kuman penyakit, termasuk di dalamnya kotoran banyak sekali hewan khususnya tikus.

Tikus merupakan vektor utama pembawa kuman leptospira (penyebab penyakit leptospirosis yang sangat berbahaya). Kuman tersebut hidup pada urin tikus. Jika kita
menginjak kotoran tikus, dan kebetulan pada telapak kaki kita lecet/terluka maka kuman masuk ke dalam tubuh.

Air hujan yang kotor sanggup mencemari banyak sekali sumber air bersih. Air yang tercemar akan menurun kualitasnya sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Maka lantaran sanitasi masyarakat berkurang lantaran mungkin terkena banjir atau air hujan yang kotor dan mengkonsumsi air yang kotor maka sangat rentan terhadap penyakit disentri pada masyarakat. Jadi, factor lingkungan juga besar lengan berkuasa terhadap penyebaran penyakit disentri dan kesehatan masyarakat.

B. Agent
Perubahan suhu dari panas ke cuek akan menghipnotis daya tahan tubuh. Apalagi pada mereka yang dalam kesehariannya selalu terpapar dengan udara terbuka dan teriknya panas matahari, dan sekarang kehujanan, biasanya masyarakat yang gampang terjangkit yaitu masyarakat yang kekebalan tubuhnya rendah. Akibat lingkungan yang tidak higienis dan mendukung akan mengakibatkan masyarakat gampang terjangkit penyakit, khususnya disentri.Kelompok masyarakat yang paling rentan dalam kondisi ini yaitu bawah umur khususnya anak balita, ibu hamil dan menyusui, orang-orang renta serta orang dengan banyak sekali penyakit kronis.

C. Host
Kuman atau bibit penyakit akan tumbuh subur pada lingkungan kotor, keadaan lingkungan ketika ekspresi dominan hujan merupakan keadaan lingkungan yang memungkinkan tumbuh suburnya banyak sekali kuman penyakit khususnya kuman penyakit yang potensial untuk terjadinya wabah.

Ketika hujan, tumpukan sampah cenderung menjadi lembab sehingga mengundang datangnya lalat dan kecoa, vector penting pembawa kuman penyakit terutama kuman penyakit yang menyerang pencernaan. Berbagai kuman penyakit penyebab menyerupai Entamoeba histolitika dan shigela penyebab penyakit Disentri dan penyakit lainnya.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah.

Berdasarkan penyebabnya disentri sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi benalu Entamoeba histolytica dan disentri basiler disebabkan oleh infeksi basil Shigella.
   
Bakteri tersebut sanggup tersebar dan menular melalui kuliner dan air yang sudah terkotori kotoran dan basil yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di kawasan yang kotor dan bau, sehingga basil dengan gampang melekat di tubuhnya dan menyebar di setiap kawasan yang dihinggapi.
Penyakit juga dipengaruhi oleh factor agent, host dan environment yang saling berkaitan dalam proses mewabahnya suatu penyakit dalam masyarakat. Jadi, kiprah kita yaitu berusaha menyeimbangkan segitiga epidemiologi tersebut semoga masyarakat tetap sehat.
    
2. Saran
Adapun saran penulis kepada para pembaca yaitu hendaknya menjaga kontaminasi kuliner dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat,membiasakan hidup dengan menerapkan prilaku hidup higienis dan sehat (PHBS) menyerupai menjaga kebersihan perorangan dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah memegang sesuatu dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.Kebersihan dan sanitasi yang memadai merupakan tantangan besar bagi orang yang hidup dalam kondisi miskin di negara berkembang di mana ada sedikit atau tanpa saluran ke air tawar dan desinfektan. Jika Anda bepergian ke negara yang mempunyai risiko tinggi kontaminasi oleh amuba penyebab disentri, saran di bawah ini sanggup membantu mencegah infeksi

DAFTAR PUSTAKA

1. http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=03/sudahkah-kita-menerapkan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat/
2.    http://billybahrurrizki.blogspot.com/p/kesehatan-lingkungan-adalah
3.    Tulusputra, 2000, kapita selekta kodokteran jilid 2, Media Aesculapius.
4.    Braunwald E., Faucy AS, Kasper DL, Hauzer SL, et al. Harrison’s Manual of Medicine. McGraw Hill, ed 15. 2002


Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Wacana Penyakit Disenteri"

Posting Komentar