Sekilas Wacana Rubela

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG RUBELA

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Rubella paling sering terjadi pada final trend masbodoh dan awal trend semi dan biasanya menyerang kelompok usia sekolah, pada orang remaja 80 – 90 telah imun. Epidemi besar terjadisetiap 6 – 9 th. Penularan biasanya lewat kontak dekat contohnya lewat sekolah / daerah kerja.

Rubella (atau biasa disebut campak Jerman) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Penderita penyakit rubella kebanyakan bawah umur usia dini, sedangkan pada usia lanjut relative jarang ditemukan. Bahkan, banyak orang telah terkena rubella dalam bentuk ringan tidak pernah didiagnosis, hal ini disebut sebagai abses subklinis. Vaksinasi rubella sekarang menunjukkan dampak yang cukup baik lantaran efektif menurunkan angka penderita terutama bagi anak-anak.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella yang termasuk family Togaviridae dan genus Rubivirus, abses virus ini terjadi lantaran adanya kontak dengan sekret orang yang terinfeksi; pada perempuan hamil penularan kejanin secara intra uterin. Masa inkubasinya rata-rata 16-18 hari. Periode prodromal sanggup tanpa tanda-tanda (asimtomatis), sanggup juga tubuh terasa lemah, demam ringan, nyeri kepala, dan iritasi konjungtiva. Penyakit ini agak berbeda dari toksoplasmosis lantaran rubella hanya mengancam janin.

Bila didapat dikala kehamilan pertengahan pertama, makin awal (trimester pertama) ibu hamil terinfeksi rubella makin serius kesannya pada bayi yaitu final hidup janin intrauterin, abortus spontan, atau malformasi congenital pada sebagian besar organ tubuh (kelainan bawaan): katarak, lesi jantung, hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningo-ensefalitis, khorioretinitis, hidrosefalus, miokarditis, dan lesi tulang. Sedangkan abses setelah masa itu sanggup menimbulkan tanda-tanda subklinik contohnya khorioretinitis bertahun-tahun setelah bayi lahir (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981).

2.         Tujuan Umum
1)    Menjelaskan wacana Pengertian Rubella
2)    Menjelaskan wacana Etiologi Rubella
3)    Menjelaskan wacana Tanda dan Gejala Rubella
4)    Menjelaskan wacana Diagnosis Rubella
5)    Menjelaskan wacana Cara penularan Rubella
6)    Menjelaskan wacana Pengaruh Rubella terhadap kehamilan dan pada Janin
7)    Menjelaskan wacana Pencegahan Rubella
8)    Menjelaskan wacana Penatalaksanaan Rubella

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a.         Faktor agent
Agent biotis penyakit Rubella yaitu virus Rubella suatu virus RNA dari golongan Togavirus.

b. Faktorhost
Pada penyakit campak jerman yaitu insan yang mencakup jenis kelamin, umur dan pertahanan tubuh.
1)    Petugas rumah sakit yang kontak dengan anak kecil yang menderita penyakit rubella
2)    Ibuhamil yang menderita penyakit rubella
3)    Bayi yang lahir dari ibu yang menderita rubella

c.Faktor Environment
Dalam penyakit campak, udara termasuk dalam lingkungan fisik yang sanggup mempengaruhi penularan penyakit ini.
Pencegahan yang sanggup dilakukan antara lain:
1)    Cuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis kerja bagi tenaga kesehatan yang kontak eksklusif dengan penderita rubella.
2)    Gunakan pelindung diri (masker, pakaiankerja)
3)    Imunisasi
4)    Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan istirahat cukup serta olahraga teratur.


d.faktor port of entry end exit
Dimulai dengan pintu masuk (port d’ entrée) basil dan dengan pintu keluar (port d’ exit) yang biasanya sebuah tetapi adakala sanggup bersifat multiple Banyak. Pintu keluar yang penting yaitu jalan masuk nafas,saluran cerna,kulit/luka dan darah

e. Factor Transmisi
Virus Rubella ditularkan melalui urin, kontak pernafasan, dan mempunyai masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita sanggup menularkan virus selama seminggu sebelum dan setelah timbulnya ruam (bercak merah) pada kulit.  Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak memunculkan tanda-tanda masih bias membuatkan virus.

Penularan virus rubella melalui udara dengan daerah masuk awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 hingga 14 hari hingga timbulnya gejala. Hampir pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 kepingan : viremia maternal dan virema fetal.

Viremia maternal terjadi dikala replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier plasenta. Untuk sanggup terjadi viremia fetal, replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal sanggup menimbulkan kelainan organ secara luas. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan rubella kongenital 90% sanggup menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30 ± 50 %dan sebanyak dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10%. Dengan demikian bayi-bayi tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang remaja yang rentan dan bekerjasama dengan bayi tersebut.

BAB III PEMBAHASAN

1. Pencegahan Rubella
1.Untuk proteksi terhadap serangan virus rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus dipakai untuk mencegah abses campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin MMR (Mumps Mrasies Rubella). Vaksin rubella sanggup diberikan kepada anak yang sistem kekebalan tubuhnya sudah berkembang yaitu pada usia 12 – 18 bulan. Bila pada usia tersebut belum diberikan, vaksinasi sanggup dilakukan pada usia 6 tahun. sedangkan vaksinasi sanggup dilakukan pada usia 6 tahun. Sedangkan vaksinasi ulangan di anjurkan pada usia 10 – 12 tahun atau 12 – 18 tahun (sebelum pubertas). Infeksi rubella, pada umumnya merupakan penyakit ringan.

2.Vaksin rubella dihentikan diberikan pada ibu hamil, terutama pada awal kehamilan, sanggup mendatangkan musibah bagi janin yang dikandungnya. Dapat terjadi abortus (keguguran), bayi meninggal pada dikala lahir, atau mengalami sindron rubella kongenital, oleh lantaran itu, sebelum hamil pastikan bahwa anda telah mempunyai kekebalan terhadap virus rubella dengan melaksanakan investigasi anti – rubella IgG dan anti – rubella Ig M.
1)    Jika hasil keduanya nagatif, sebaiknya anda ke dokter untuk melaksanakan vaksinasi, namun anda gres diperbolehkan hamil 3 bulan setelah vaksinasi.
2)    Jika anti – rubella IgG saja yang positif, atau anti rubella IgM dan anti rubella- IgG positif, dokter akan menyarankan anda untuk menunda kehamilan.
3)    Jika anti – rubella IgG saja yang positif, berarti anda pernah terinfeksi dan anti bodi yang terdapat dalam tubuh anda sanggup melindungi dari serangan virus rubella. Bila Anda hamil , bayi anda pun akan terhindar dari Sindroma Rubella Kongenital. bila anda sedang hamil dan belum mengetahui apakah tubuh anda telah terlindungi dari abses Rubella, maka anda di anjurkan melaksanakan investigasi anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgG : kalau anda telah mempunyai kekebalan( Anti- Rubella IgG ), berarti janin adapun terlindungi dari ancaman virus rubella.
4)    Jika belum mempunyai kekebalan (Anti – Rubella IgG dan Anti – Rubella IgG positif),, maka :
a.    Sebaiknya anda rutin kontrol ke dokter
b.    Tetap menjaga kesehatan dan tingkatan daya tubuh
c.    Menghindari orang yang dicurigai terinfeksi rubella maka deteksi abses rubella pada ibu hamil yang belum mempunyai kekebalan terhadap abses rubella sangat penting. ada beberapa investigasi laboratorium untuk mendeteksi abses rubella, yang lazim dilakukan yaitu investigasi anti Rubella IgM dan anti rubella IgG pada pola darah dari ibu hamil. Sedangkan untuk memastikan apakah janin terinfeksi / tidak maka dilakukan pendeteksian virus rubella dengan teknik PCR (Polymerose Chain reaction).
d.    Bahan investigasi diambil dari air ketuban ( cairan amnion) / darah janin. Pengambilan ampel air ketuban atau pun darah janin harus dilakukan oleh dokter andal kandungan dan kebidanan dan hanya sanggup dilakukan setelah usia kehamilan diatas 22 minggu.
e.    Apabila perempuan hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu dipertimbangkan. setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III.

2. Penatalaksanaan Rubella
Penanggulangan abses rubella yaitu dengan pencegahan abses salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan sanggup menunjukkan kekebalan yang usang dan bahkan bisa seumur hidup.

Vaksin rubella sanggup diberikan bagi orang remaja terutama perempuan yang tidak hamil. Vaksin rubella dihentikan diberikan pada perempuan yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini lantaran vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan sanggup beresiko menimbulkan ketaknormalan meskipun sangat jarang.

Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang sanggup mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella. Bila didapatkan abses rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan wacana resiko dari abses rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari abses pada trimester I, pasien sanggup menentukan untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibentuk secara tepat.

1. Imunitas selama kehamilan :
a)    Kehamilan : penurunan fungsi kekebalan yang bersifat “cell mediated”
b)    Infeksi virus pada perempuan hamil akan menunjukkan tanda-tanda yang lebih berat disbanding tidak hamil ( abses poliomyelitis, cacar air / chicken pox )
c)    Sistemkekebalan yang masih belum matang pada janin akan menimbulkan janin atau neonates lebih rentan terhadap komplikasi yang diakibatkan abses virus

2. Terapi antivirus
a)    Acyclovir yaitu anti virus yang dipakai secara luas dalam kehamilan
b)    Acyclovir diharapkan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau virus varicella zoster yang terjadi pada ibu hamil
c)    Selama kehamilan takaran pengobatan tidak perlu disesuaikan
d)    Obat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya selama kehamilan: Amantadine dan Ribavirin

3. Pencegahan aktif dan pasif
a)    Vaksin dengan virus hidup dihentikan dipakai selama kehamilan termasuk polio oral, MMR (measles – mumps – rubella), varicella
b)    Vaksindengan virus mati menyerupai influenza, hepatitis A dan B boleh dipakai selama kehamilan
4. Penatalaksanaan Selama Bersalin

1. Menjelaskan pada ibu kondisinya dikala ini
a)    Melibatkan keluarga biar memberi pertolongan pada ibu
b)    Memberi ibu rasa kondusif dan nyaman
c)    Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.

2. Memenuhi cairan dan nutrisi ibu
a)    Memasang cairan infus
b)    Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup.
c)    Melibatkan keluarga untuk membantu ibu biar makan dan minum yang cukup

3. Memberi pertolongan psiklogis
a)    Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, bersitigfar, dan berdoa
b)    Meyakinkan ibu, bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c)    Melibatkan keluarga untuk terus memberi pertolongan pada ibu

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.

5. Mengevaluasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.

6. Melakukan kerja sama dengan dokter untuk pemberian obat-obatan apabila terjadi komplikasi.

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rubella yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh abses virus (rubella), dikenal juga dengan nama German measles atau campak Jerman atau campak tiga hari. Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada perempuan hamil muda, lantaran sanggup menimbulkan kelainan pada bayinya. Jika abses terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan yaitu 50%, sedangkan kalau abses terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College Obstrician and gynecologis, 1981). Resiko sindroma rubella congenital turun menjadi 1% bila abses terjadi pada trimester II dan III.


3.2 Saran

Sebaiknya kita lebih mempelajari ciri-ciri dari penyakit ini, lantaran apabila masih sulit dalam membedakannya, kita sanggup salah mengambil tindakan. Walaupun symptom antara Toxoplasma dengan Rubella hampir sama, tapi abses yang ditimbulkan berbeda serta cara pengobatan dan langkah yang perlu diambil pun berbeda. Maka disini kita perlu ketelitian dalam membedakannya.
Perlunya catatan secara terencana mengenai penyakit-penyakit ini, biar kita sanggup memantau sejauh mana penyakit ini berkembang dan sanggup atau tidaknya menimbulkan KLB, serta sanggup melaksanakan agenda pencegahan terhadap penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Chahaya, Iindra. 2003. Epidemiologi “Toxoplasma Gondii”. Medan: Bagian Kesehatan Lingkungan FKM USU. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-indra%20c4.pdf
  2. Subekti, Didik T. 2005. Perkembangan Kasus Dan Teknologi Diagnosis Toksoplasmosis. Yogyakarta: FKH UGM. http://peternakan. litbang. deptan.go.id/ fullteks/lokakarya/ lkzo05-41.pdf
  3. Nurfidak.2006. Imunopatogenesis Toxoplasma Gondii Berdasarkan Perbedaan Galur.Medan  : FK USU.http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/wartazoa/ wazo163-3.pdf
  4. http://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2011/07/profil-2010-kab-sleman-.pdf
  5. Depkes. 2011.Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia



Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Wacana Rubela"

Posting Komentar