Sekilas Perihal Trichomonas Vaginalis

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG TRICHOMONAS VAGINALIS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trichomonas (biasanya disebut sebagai “trich”) yakni penyakit menular seksual yang paling umum sanggup disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan oleh benalu Trichomonas vaginalis atau tricomonad. T. vaginalis yakni organisme berbentuk buah pir yang mendorong dirinya dengan empat flagel ibarat cambuk yang menonjol dari ujung depannya. Sebuah flagel kelima, menempel ke membran bergelombang, memanjang ke belakang. Sebuah ekor berduri yang disebut axostyle merupakan ujung dari T. vaginalis. Hal ini dipercaya bahwa T. vaginalis menempelkan diri ke jaringan dengan axostyle mereka yang mengakibatkan beberapa iritasi dan peradangan yang bekerjasama dengan infeksi trikomoniasis. T. vaginalis mempunyai ukuran yang bervariasi antara 5-20 µm.

Dalam sediaan berair cairan vagina, organisme hidup sanggup dikenali dengan gerakkannya, yang telah digambarkan ibarat menyentak, berayun atau berjatuhan. T. vaginalis yakni anaerobik dan tumbuh baik tanpa oksigen, di lingkungan dengan keasaman rendah. Pertumbuhan maksimum dan fungsi mentabolik dicapai pada pH 6,0. Reproduksi T. vaginalis dengan pembelahan biner, tidak ibarat kebanyakan protozoa patogen, kista T.vaginalis tidak terbentuk (Center for Disease Control, 2011).

Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dengan derajat tertentu yang sebagian besar menyerang perempuan pada traktus urogenitalis penggalan bawah. Infeksi ini mungkin bergejala atau mungkin tidak bergejala dan merupakan infeksi menular seksual. Ada dua jenis spesies lainnya yang sanggup ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga ekspresi dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menjadikan penyakit. Pertama kali divisualisasikan oleh Donne pada tahun 1836, T. vaginitis pertama kali ditunjukkan pada awal kala ke-20, sebagai akhir dari studi inokulasi yang merupakan protozoa patogenik (Cook, 2009).

B. Metode Penyusun

Metode yang kami ambil dalam penyusunan karya tulis ini yakni berdasarkan data – data dari beberapa buku dan data dari internet.

C. Pokok permasalahan

1. Apakah penyebab vaginitis trichomonalis ?
2. Apakah terapi penyembuhan dari vagitis trichomonalis?


BAB II PEMBAHASAN

A. Penyebab Tejadinya Vaginitis Trichomonalis

1. Keluhan dan Gejala Penyakit
Gejala pada perempuan biasanya muncul antara 5 hingga 28 hari sehabis terpapar, akan tetapi tanda-tanda tersebut sanggup juga muncul dalam waktu beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Infeksi sanggup ditularkan kepada orang lain meskipun mereka tidak mengalami tanda-tanda apapun.

Gejala yang ditimbulkan oleh trikomoniasis ini antara lain:
1)    Peradangan Pada wanita, trikomoniasis sanggup mengakibatkan vaginitis (peradangan pada vagina), sedangkan pada laki-laki sanggup mengakibatkan urethritis (peradangan pada saluran kencing) di dalam penis.
2)    Keluarnya bisul berwarna kuning kehijau-hijauan atau abu-abu dari vagina (bahkan terkadang berbusa).
3)    Bau yang berpengaruh dan rasa sakit pada dikala kencing ataupun bekerjasama seksual.
4)    Iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina.
5)    Sakit perut penggalan bawah (jarang ditemukan).
6)    Pada laki-laki biasanya keluar bisul dari penis.

Meskipun trikomoniasis telah usang dianggap sebagai infeksi menular seksual yang kurang penting, tetapi bukti baru-baru ini menyatakan bahwa implikasi dari akumulasi Tricomonas vaginalis sanggup mengkontribusi terjadinya hal-hal yang merugikan baik bagi perempuan maupun pria.

Dampak trikomoniasis bagi kesehatan perempuan antara lain:

a. Faktor risiko HIV
T. vaginalis sanggup memperkuat transmisi infeksi HIV. Penanganan perempuan yang terinfeksi T. vaginalis mengakibatkan penurunan 4,2 kali lipat jumlah infeksi HIV-1 pada sektret vagina.

b. Terkait dengan Herpes Simplex Virus-2 (HSV-2)
Insiden trikomoniasis merupakan prediktor independen dari kejadian herpes simplex virus-2, perempuan dengan trikomoniasis mempunyai risiko empat kali terkena infeksi HSV-2.

c. Kontributor infertilitas pada perempuan
T. vaginalis sanggup berfungsi sebagi pembawa penyebaran organisme lain dengan membawa patogen-patogen ke tuba falopi. Beberapa penelitian memperlihatkan T. vaginalis menjadi risiko infertilitas tuba.

d. Penyakit radang panggul (PID)
Peningkatan yang signifikan dari penyakit radang panggul pada perempuan dengan infeksi trikomoniasis dibandingkan perempuan yang tidak terinfeksi trikomoniasis. Penelitian lain memperlihatkan bahwa perempuan yang terinfeksi Clamydia dan Trichomonas mempunyai kemungkinan terkena penyakit traktus penggalan atas yang simtomatik.

e. Neoplasia serviks
Infeksi T. vaginalis bekerjasama dengan peningkatan risiko dua kali lipat neoplasia serviks, meskipun sehabis mengontrol infeksi human papillomavirus (HPV)

f. Kelahiran prematur
Komplikasi kehamilan ibarat persalinan prematur dan bayi berat lahir rendah bekerjasama dengan infeksi T. vaginalis pada beberapa penelitian. Penanganan trikomoniasis asimtomatik pada kehamilan merupakan suatu kontroversi.

Sedangkan dampak trikomoniasis pada kesehatan laki-laki antara lain:

a. Faktor risiko HIV
Terjadi peningkatan enam kali lipat konsentrasi HIV di air mani pada laki-laki yang terinfeksi HIV positif dengan trikomoniasis dibandingkan dengan laki-laki yang tidak terinfeksi Trichomonas.

b. Kontributor infertilitas pada pria
Diantara laki-laki yang terkena trikomoniasis, terjadi penurunan yang signifikan pada motilitas sperma dan viabilitas sperma. Penanganan trikomoniasis memperlihatkan perbaikan yang signifikan para motilitas sperma, viabilitas, dan viskositas sperma.

c. Nongonococcal Uretritis (NGU)
Trikomoniasis mungkin merupakan penyebab penting uretritis nongonococcal. Sebuah penelitian menemukan bahwa pada laki-laki dengan NGU, terdapat 19,9% yang terinfeksi Trichomonas.

d. Prostatitis kronis
Suatu penelitian yang melibatkan laki-laki dengan prostatitis kronis ditemukan bahwa 71% penyebab terjadinya prostatitis yakni infeksi Trichomonas dengan infeksi spesifik 19%dari pria. (Center for Disease Control, 2011)

2. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

Trikomoniasis sering kali tidak terdiagnosis. Tes diagnostik yang paling umum dipakai yakni yang terbaik 60-70% sensitif berdasarkan Center for Disease Control. Baik perempuan dan pria, penyedia pelayanan kesehatan harus melaksanakan investigasi fisik dan uji laboratorium untuk mendiagnosis trikomoniasis, antara lain sebagai berikut:

a. Wet Mount
Wet mount yakni metode yang paling umum dipakai untuk mendiagnosis trikomoniasis. Metode ini menujukkan sensitivitas sebesar 60%. Untuk metode ini, spesimen ditempatkan dalam medium kultur selama 2-7 hari sebelum diperiksa. Jika trichomonads hadir dalam spesimen asli, mereka akan berkembang biak dan lebih gampang untuk dideteksi. Hal ini baik sangat sensitif dan sangat spesifik.

b. VPIII Tes Identifikasi Mikroba (BD)
VPIII Tes Identifikasi mikroba (BD) yakni uji yang mengidentifikasi DNA mikroba yang ada pada kompleks penyakit vaginitis. Identifikasi spesies Candida, Gardnerella vaginalis, dan Trichomonas vaginalis sanggup ditemukan dari sampel vagina tunggal. Sensitivitas tes untuk mendeteksi T. vaginalis tinggi, dan sanggup memperlihatkan hasil hanya dalam 45 menit.

c. Trichomonas Rapid Test
Trichomonas Rapid Test yakni tes diagnostik yang mendeteksi antigen untuk trikomoniasis. Dengan memasukkan sampel usap vagina ke dalam tabung reaksi dengan 0,5 ml buffer khusus dengan beberapa perlakuan dan kemudian kesannya sanggup dibaca dalam waktu 10 menit. Uji ini lebih sensitif dibandingkan uji wet mount.

d. Polymerase Chain Reaction
Dalam Polymerase Chain Reaction (PCR), sampel diperlakukan dengan enzim yang memperkuat kawasan tertentu dari DNA T. vaginalis. PCR telah terbukti sebagai metode diagnostik yang paling akurat dalam studi baru-baru ini. Namun, PCR dikala ini hanya dipakai dalam penelitian, bukan pengaturan klinis.

e. Kalium Hidroksida (KOH) "Test Whiff"
Uji ini yakni teknik dasar yang sanggup dipakai sebagai penggalan dari diagnosis klinis. Pengujian dilakukan dengan mencampurkan usapan cairan vagina dengan larutan kalium hidroksida 10%, kemudian menciumnya. Bau amina (amis) yang berpengaruh sanggup menjadi indikasi trikomoniasis atau vaginosis bakteri.

f. Test pH vagina
Trichomonads tumbuh terbaik di lingkungan asam kurang, dan pH vagina meningkat mungkin merupakan indikasi trikomoniasis. Sebuah penyedia layanan kesehatan melaksanakan tes dengan menyentuhkan kertas pH pada dinding vagina atau spesimen usap vagina, kemudian membandingkannya dengan skala warna untuk memilih pH.

g. Pap Smear
Uji Pap Smear yakni investigasi mikroskopis dari spesimen. Hal ini terutama dipakai sebagai tes diagnostik untuk screening aneka macam kelainan serviks dan infeksi kelamin. Meskipun kadang kala sanggup mendeteksi trichomonads, uji diagnosa ini mempunyai tingkat kesalahan tinggi dan tidak cocok untuk screening kecuali dipakai bersamaan dengan tes yang lebih sensitif.

3. Etiologi
Etiologi dari penyakit trikomoniasis ini yakni Trichomonas vaginalis. Trichomonas vaginalis ini termasuk dalam domain Eukarya, kingdom Protista, filum Metamonada yang termasuk dalam protozoa yaitu flagellata, Kelas Parabasilia, ordo genus Trichomonas dan spesies Trichomonas vaginalis (Strous, 2008).
Sejumlah faktor telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terlular trikomoniasis, antara lain:
1)    Multiple Sex Partners (pasangan seks lebih dari satu)
2)    Merupakan keturunaan Afrika
3)    Sebelumnya atau sedang terinfeksi PMS lain
4)    Bakterial vaginosis
5)    (derajat keasaman) pH vagina yang tinggi (Center for Disease Control, 2011)

Parasit Trichomonas vaginalis tersebar melalui hubungan seksual yaitu hubungan penis dengan vagina atau vulva dengan vulva (daerah kelamin luar vagina) jikalau kontak dengan pasangan yang terinfeksi. Wanita sanggup terkena penyakit ini dari infeksi laki-laki atau wanita, tetapi laki-laki biasanya hanya mendapat dari perempuan yang terinfeksi. Suatu salah pengertian yang umum yakni infeksi ini sanggup ditularkan melalui toilet duduk, handuk berair atau kolam air panas. Hal ini mustahil lantaran benalu tidak sanggup hidup usang di benda dan permukaannya (Center for Disease Control, 2011).
           
Sejak ditemukannya trikomoniasis sebagai penyakit menular seksual, mereka yang kemungkinan besar berbagi trikomoniasis yakni orang yang meningkatkan kegiatan seksual dan mempunyai lebih dari pasangan. Trikomoniasis kadang kala disebut “penyakit ping-pong” lantaran pasangan seksual sering berbagi kembali. Penelitian telah memperlihatkan bahwa tingkat kesembuhan akan meningkat dan tingkat kambuh turun ketika pengobatan dilakukan pada pasangan seksual dalam waktu yang sama (Center for Disease Control, 2011).

Parasit Trichomonas vaginalis tersebar melalui hubungan seksual yaitu hubungan penis dengan vagina atau vulva dengan vulva (daerah kelamin luar vagina) jikalau kontak dengan pasangan yang terinfeksi. Wanita sanggup terkena penyakit ini dari infeksi laki-laki atau wanita, tetapi laki-laki biasanya hanya mendapat dari perempuan yang terinfeksi. Suatu salah pengertian yang umum yakni infeksi ini sanggup ditularkan melalui toilet duduk, handuk berair atau kolam air panas. Hal ini mustahil lantaran benalu tidak sanggup hidup usang di benda dan permukaannya (Center for Disease Control, 2011).

Organisme T. vaginalis ada di dalam epitel skuamosa dan sangat sedikit yang berasal dari endoserviks, sedangkan T. vaginalis yang terdapat di dalam uretra ditemukan 90% dari kasus Trikomoniasis. Dan sangat sedikit pula ditemukan pada epididimis dan prostat pada pria. Infeksi T. vaginalis disertai oleh sejumlah besar polymorphonuclear neutrofil (PMNs) yaitu prosedur pertahanan diri badan yang gotong royong dengan makrofag, membunuh organisme tersebut yang disertai atau ditunjukkan dengan keluarnya cairan dari vagina. Organisme T. vaginalis tidak invasif, ada yang hidup bebas di dalam rongga vagina atau di dalam epitelnya. Sekitar 50% kasus trikomoniasis terjadi perdarahan mikroskopis (menggunakan teknik yang sesuai). IgA lokal biasanya terdeteksi, tetapi konsentrasi serum antibodi tersebut masih rendah (Cook, 2009).

4. Cara Pencegahan
1)    Melakukan ANC selama masa kehamilan utuk skrining IMS (Infeksi Menular Seksual)
2)    Meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan
3)    Seks yang kondusif dan dengan satu pasangan
4)    Peningkatan status sosial ekonomi (Jatau et al., 2006)

2. Cara Pengobatan
Telah ditemukan bahwa metronidazol berhasil membunuh T. vaginalis, akan tetapi penggunaannya selama kehamilan menjadi kontroversi lantaran sanggup mengakibatkan mutagenesis dan bersifat karsinogen pada model yang dipakai dalam uji laboratorium. Burtin dkk melaporkan meta analisis dari tujuh studi yang memperlihatkan bahwa metronidazol tidak meningkatkan risiko lahir cacat pada janin selama trimester pertama, sehingga metronidazol disarankan untuk dipakai hanya selama trimester kedua dan trimester ketiga. Pengobatan selama kehamilan pada perempuan dan pasangan seksnya berpotensi untuk mencegah komplikasi kelahiran prematur serta infeksi pada keturunannya, lantaran apabila pasangan seks tidak mendapat pengobatan, maka perempuan sanggup terkena trichomoniasis kembali (Smith et al., 2002).
        
Tinidazole (2 gr takaran oral tunggal) merupakan terapi minimal yang mempunyai keunggulan lebih daripada metronidazole untuk pengobatan tricomonalis. Pada resistensi metronidazole, tinidazole (dalam aneka macam dosis) telah mencapai tingkat kesembuhan 90% dan lebih tinggi. Perbedaan yang paling penting antara kedua obat ini yaitu tinidazole yang lebih toleransi dan kurang toksik dibandingkan metronidazole, bahkan pada takaran yang tinggi (Center for Disease Control, 2011).
 Prognosis
       
Pada perempuan terjadi penyembuhan impulsif kira-kira sebesar 20-25% sehabis 6 ahad pengobatan. Pemberian antibiotik sanggup mengobati 95% perempuan yang terinfeksi sehabis 6 ahad pengobatan (NHS, 2010).

Kembali pada prinsip ilmu epidemiologi, maka epidemiologi vaginitis trichomonalis yakni sebuah ilmu yang mempelajari faktor-faktoryang memilih distribusi vaginitis trichomonalis pada orang dan menggunakannya untuk menganggulangi penyakit tersebut, Beberapa faktor yang berinteraksi dalam kejadian dan penularan penyakit vaginitis trichomonalis,antara lain:

Faktor Host (Manusia)
Secara umun sanggup dikatakan bahwa setiap perempuan sanggup terkena penyakit vaginitis trichomonalis Gejala pada perempuan biasanya muncul antara 5 hingga 28 hari sehabis terpapar, akan tetapi tanda-tanda tersebut sanggup juga muncul dalam waktu beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Infeksi sanggup ditularkan kepada orang lain meskipun mereka tidak mengalami tanda-tanda apapun.

Faktor Agent (Plasmidium)
Vaginitis trichomonalis yakni suatu penyakit yang biasanya banyak diderita oleh perempuan , remaja maupun remaja, pada umunya selalu pada seorang wanita.

Faktor Enveroment
Parasit Trichomonas vaginalis tersebar melalui hubungan seksual yaitu hubungan penis dengan vagina atau vulva dengan vulva (daerah kelamin luar vagina) jikalau kontak dengan pasangan yang terinfeksi. Wanita sanggup terkena penyakit ini dari infeksi laki-laki atau wanita, tetapi laki-laki biasanya hanya mendapat dari perempuan yang terinfeksi. Suatu salah pengertian yang umum yakni infeksi ini sanggup ditularkan melalui toilet duduk, handuk berair atau kolam air panas. Hal ini mustahil lantaran benalu tidak sanggup hidup usang di benda dan permukaan

Cara Pencegahan
1)    Melakukan ANC selama masa kehamilan utuk skrining IMS (Infeksi Menular Seksual)
2)    Meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan
3)    Seks yang kondusif dan dengan satu pasangan
4)    Peningkatan status sosial ekonomi

Pengobatan selama kehamilan pada perempuan dan pasangan seksnya berpotensi untuk mencegah komplikasi kelahiran prematur serta infeksi pada keturunannya, lantaran apabila pasangan seks tidak mendapat pengobatan, maka perempuan sanggup terkena trichomoniasis kembali, Pada perempuan terjadi penyembuhan impulsif kira-kira sebesar 20-25% sehabis 6 ahad pengobatan. Pemberian antibiotik sanggup mengobati 95% perempuan yang terinfeksi sehabis 6 ahad pengobatan

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
1)    Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai “trich”) yakni penyakit menular seksual yang paling umum sanggup disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan oleh benalu Trichomonas vaginalis atau tricomonad yang sanggup menginfeksi perempuan maupun pria.
2)    Menurut asumsi tahunan WHO, ada 7,4 juta kasus trikomoniasis diperkiraan setiap tahun di Amerika Serikat, dengan lebih dari 180 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia.
3)    Gejala pada perempuan biasanya muncul antara 5 hingga 28 hari sehabis terpapar, akan tetapi tanda-tanda tersebut sanggup juga muncul dalam waktu beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Infeksi sanggup ditularkan kepada orang lain meskipun mereka tidak mengalami tanda-tanda apapun. Pada wanita, trikomoniasis sanggup mengakibatkan vaginitis (peradangan pada vagina), sedangkan pada laki-laki sanggup mengakibatkan urethritis (peradangan pada saluran kencing) di dalam penis. Keluhan dan tanda-tanda lainnya: keluarnya bisul berwarna kuning kehijau-hijauan atau abu-abu dari vagina (bahkan terkadang berbusa), Bau yang berpengaruh dan rasa sakit pada dikala kencing ataupun bekerjasama seksual, iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina, sakit perut penggalan bawah (jarang ditemukan), pada laki-laki biasanya keluar bisul dari penis.
4)    Pemeriksaan penunjang diagnostik trikomoniasis antara lain: Wet Mount, VPIII Tes Identifikasi Mikroba (BD), Trichomonas Rapid Test, Polymerase Chain Reaction, Kalium Hidroksida (KOH) "Test Whiff", Test pH vagina, dan Pap Smear

5)    Etiologi dari penyakit trikomoniasis ini yakni Trichomonas vaginalis.
6)    Cara pencegahan trikomoniasis yaitu: melaksanakan ANC selama masa kehamilan utuk skrining IMS (Infeksi Menular Seksual), meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan, seks yang kondusif dan dengan satu pasangan, peningkatan status sosial ekonomi.
7)    Cara pengobatan trikomoniasis yaitu dengan metronidazole dan tinidazole.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Jatau, D., et al. 2006. Prevalence of Trichomonas Infection among Women Attending Antenatal Clinics in Zaria, Nigeria. Annals of African Medicine Vol. 5, No. 4; 2006: 178 – 181. http://bioline.org.br/pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2011.
2.    NHS. 2010. Trichomoniasis. http://cks.nhs.uk/clinical_knowledge/ clinical_topics/ previous_version/trichomoniasis.pdf. Diakses tanggal 7 Mei 2011.

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Perihal Trichomonas Vaginalis"

Posting Komentar