Sekilas Perihal Ascites

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG ASCITES

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Orang dengan ascites harus secara rutin diikuti oleh dokter utama mereka dan setiap seorang andal yang mungkin terlibat dalam perawatan mereka. Pencernaan (spesialis dalam penyakit gastrointestinal) dan hepatologi (spesialis hati) umumnya melihat pasien dengan ascites akhir penyakit hati. Spesialis lain juga sanggup merawat pasien dengan ascites didasarkan pada kemungkinan penyebab dan kondisi yang mendasarinya. Para andal biasanya meminta pasien untuk pertama menghubungi dokter utama mereka bila ascites meningkat. Jika ascites menyebabkan tanda-tanda sesak napas, perut tidak nyaman, atau ketidakmampuan untuk melaksanakan kiprah sehari-hari menyerupai berjalan, dokter utama pasien harus diberitahu.

1.2       TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1)    untuk mengetahui faktornya agent penyakit ascites
2)    untuk mengetahui faktornya host penyakit ascites
3)    untuk mengetahui environment penyakit ascites
4)    untuk mengetahui port of entry and exit penyakit ascites
5)    untuk mengetahui transmisi penyakit ascites
6)    untuk mengetahui pencegahan penyakit ascites
7)    untuk mengetahui pemberantasan penyakit ascites
8)    untuk mengetahui pengobatan penyakit ascites

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 DEFINISI
Ascites yaitu akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang yaitu cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut berlokasi dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragm. Cairan ascitic sanggup memiliki banyak sumber-sumber menyerupai penyakit hati, kanker-kanker, gagal jantung congestif, atau gagal ginjal.

2.2 FAKTOR AGENT
Penyebab yang paling umum dari ascites yaitu penyakit hati yang telah lanjut atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh cirrhosis. Meskipun mekanisme yang sempurna dari perkembangan tidak dimengerti sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan yang meningkat adalam fatwa darah hati) sebagai penyumbang utama. Asas dasarnya yaitu serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di badan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan tekanan antara sirkulasi dalam (sistim tekanan tinggi) dan luar, dalam masalah ini, rongga perut (ruang tekanan rendah). Kenaikan dalam tekanan darah portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang diangkut dalam darah) mungkin bertangung jawab dalam pembentukan gradien tekanan dan berakibat pada ascites perut.

Faktor-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada ascites yaitu penahanan garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor-sensor dalam ginjal-ginjal lantaran pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan beberapa volume dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume yang hilang.

Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berafiliasi dengan gradien tekanan yang meningkat yaitu gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.
Pada kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam sistim portal sanggup disebabkan oleh rintangan internal atau eksternal dari pembuluh portal, berakibat pada portal hypertension tanpa cirrhosis. Contoh-contoh dari ini sanggup yaitu massa (atau tumor) yang menekan pada pembuluh-pembuluh portal dari rongga perut cuilan dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam pembuluh portal yang menghalangi fatwa normal dan menongkatkan tekanan dalam pembuluh (contoh, Budd-Chiari syndrome).

Ada juga pembentukan ascites sebagai akhir dari kanker-kanker, yang disebut malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini secara khas yaitu manifestasi-manifestasi dari kanker-kanker yang telah lanjut dari organ-organ dalam rongga perut, seperti, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker lambung, kanker payudara, lymphoma, kanker paru-paru, atau kanker indung telur.

Pancreatic ascites sanggup terlihat pada orang-orang dengan pancreatitis atau peradangan pankreas kronis. Penyebab yang paling umum dari pankreatitis kronis yaitu penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Pancreatic ascites sanggup juga disebabkan oleh pankreatitis akut serta stress berat pada pankcreas

2.3 FAKTOR HOST
1)    Kondisi imun pada orang tersebut lemah
2)    Kurangnya kebersian
3)    Factor umur, status gizi, status social ekonomi, dan perilaku.

2.4 FAKTOR ENVIRONMENT
1)    Kurangnya kebersihan lingkungan
2)    Lingkungan: fisik, biologi, social yang kurang sehat

2.5 PORT OF ENTRY AND EXIT
1)    Entry: mulut
2)    Exit: mulut

2.6 TRANMISI
Penularan pada umumnya melaluli udara, berupa abses dropet selain itu sanggup pula melalui benda atau masakan yang tercemar serta sanggup tertular melalui mahluk hidup atau vector.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PENCEGAHAN
Pencegahan dari ascites sebagian besar melibatkan pecegahan faktor-faktor risiko dari kondisi-kondisi yang mendasarinya yang menjurus pada ascites. Pada pasien-pasien dengan penyakit hati dan sirosis telah lanjut yang diketahui dari segala sebab, penghindaran dari pemasukan alkohol sanggup dengan terperinci mengurangi risiko pembentukan ascites. Obat-obat antiperadangan nonsteroid [ibuprofen (Advil, Motrin, dll.)] juga harus dibatasi pada pasien-pasien dengan cirrhosis lantaran mereka mungkin mengurangi fatwa darah ke ginjal-ginjal, jadi, membatasi ekskresi (pengeluaran) garam dan air. Mematuhi pembatasan-pembatasan garam masakan juga yaitu tindakan pencegahan gampang lainnya untuk mengurangi ascites.

3.2 PEMBERANTASAN
Perawatan dari ascites sebagian besar tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Contohnya, peritoneal carcinomatosis atau malignant ascites mungkin dirawat dengan pemotongan keluar kanker secara operasi dan kemoterapi, sementara penatalaksanaan dari ascites yang berafiliasi dengan gagal jantung diarahkan menuju perawatan gagal jantung dengan penatalaksanaan medis dan pembatasan-pembatasan makanan. Karena sirosis hati yaitu penyebab utama dari ascites, ia akan menjadi fokus utama dari cuilan ini

3.3 PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Menatalaksanakan ascites pada pasien-pasien dengan cirrhosis secara khas melibatkan pembatasan pemasukan sodium masakan dan penggunaan diuretics (pil-pil air). Membatasi pemasukan sodium (garam) masakan kurang dari 2 gram per hari yaitu sangat praktis, dengan sukses, dan secara luas direkomendasikan untuk pasien-pasien dengan ascites. Pada kebanyakan dari kasus-kasus, pendekatan ini perlu dikombinasikan dengan penggunaan diuretics lantaran pembatasan garam sendirian umumnya bukan cara yang efektif untuk merawat ascites. Konsultasi dengan andal nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian sanggup sangat bermanfaat untuk pasen-pasien dengan ascites

Pengobatan
Diuretics meningkatkan ekskresi (pengeluaran) air dan garam dari ginjal-ginjal. Regimen (aturan) diuretic yang direkomendasikan dalam setting dari ascites yang berafiliasi dengan hati yaitu kombinasi dari spironolactone (Aldactone) dan furosemide (Lasix). Dosis tunggal harian dari 100 miligram spironolactone dan 40 miligram furosemide yaitu takaran awal yang biasanya direkomendasikan. Ini sanggup ditingkatkan secara berangsur-angsur untk memperoleh respon yang sempurna pada takaran maksimum 400 miligram spironolactone dan 160 miligram furosemide, sepanjang pasien sanggup mentolerir peningkatan takaran tanpa segala efek-efek sampingan. Meminum obat-obat ini bersama pada pagi hari secara khas dianjurkan untuk mencegah buang air kecil yang seringkali sewaktu malam hari.
Therapeutic paracentesis
Untuk pasien-pasien yang tidak merespon dengan baik pada atau tidak sanggup mentolerir regimen diatas, therapeutic paracentesis (jarum yang secara hati-hati ditempatkan kedalam area perut, dibawah kondisi-kondisi yang steril) yang sering sanggup dilakukan untuk mengeluarkan jumlah-jumlah cairan-cairan yang besar. Beberapa liter (sampai 4 hingga 5 liter) dari cairan sanggup dikeluarkan secara kondusif dengan mekanisme ini setiap waktu. Untuk pasien-pasien dengan malignant ascites, mekanisme ini mungkin juga yaitu lebih efektif daripada penggunaan diuretic.

Operasi
Untuk kasus-kaus yang lebih gigih (refractory), prosedur-prosedur operasi mungkin yaitu perlu untuk mengontrol ascites. Transjugular intrahepatic portosystemic shunts (TIPS) yaitu mekanisme yang dilakukan melalui internal jugular vein (vena utama pada leher) dibawah pembiusan lokal oleh interventional radiologist. Shunt (langsiran) ditempatkan diantara portal venous system dan systemic venous system (vena-vena yang mengalirkan balik darah ke jantung), dengan demikian mengurangi tekanan portal. Prosedur ini dicadangkan untuk pasien-pasien yang memiliki respon yang minimal pada perawatan medis yang agresif. Ia telah ditunjukan mengurangi ascites dan membatasi atau mengeliminasi penggunaan dari diuretics pada secara umum dikuasai dari kasus-kasus yang dilaksanakan. Bagaimanapun, ia berafiliasi dengan komplikasi-komplikasi yang signifikan menyerupai hepatic encephalopathy (kebingungan) dan bahkan kematian. Penempatan-penempatan langsiran yang lebih tradisional (peritoneovenous shunt dan systemic portosystemic shunt) telah intinya ditinggalkan yang disebabkan oleh angka komplikasi-komplikasi mereka yang tinggi.

Transplantasi hati
Akhirnya, transplantasi hati untuk cirrhosis yang telah lanjut mungkin dipertimbangkan sebagai perawatan untuk ascites yang disebabkan oleh gagal hati. Transplantasi hati melibatkan proses yang sangat sulit dan berkepanjangan dan ia memerlukan pengamatan dan administrasi yang sangat ketat oleh spesialis-spesialis transplantasi.

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Ascites atau asites yaitu meningkatanya jumlah cairan intra peritoneal. Penyebab ascites ini yaitu adanya gangguan hati yang paling kronis tetapi sanggup juga disebabkan oleh penyakit lain.

4.2 SARAN
Untuk pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan saya berharap bagi pembaca untuk saran dan kritiknya guna untuk menyempurnakan makalah ini. Terima kasih 

 DAFTAR PUSTAKA

1.    http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=55211
2.    http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=gejala-dan-penyebab-penyakit-ascites


Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Perihal Ascites"

Posting Komentar