ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes SEKILAS TENTANG FLU BURUNG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya insan dan mendukung pembangunan ekonomi, serta mempunyai tugas penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan dihadapkan pada banyak sekali permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan; serta sikap hidup higienis dan sehat. Beberapa duduk kasus penting lainnya yang perlu ditangani segera yakni peningkatan susukan penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan duduk kasus gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di kawasan bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan.
Langkah-langkah yang telah ditempuh yakni peningkatan susukan kesehatan terutama bagi penduduk miskin melalui pelayanan kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular menyerupai penyakit flu burung
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami upaya-upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap dua penyakit yang berasal dari lingkungan sekitar yaitu flu burung dan penyakit demam berdarah Untuk menunjukkan pemahaman upaya kesehatan masyarakat dalam rangka mengurangi presentase angka maut bayi danibu melahirkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) yakni suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Sejarah dunia telah mencatat tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 berupa flu Spanyol yang disebabkan oleh subtipe H1N1 dan memakan korban meninggal 40 juta orang. Pandemi ini sebagian besar terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Pandemi kedua terjadi pada tahun 1958 berupa flu Asia yang disebabkan oleh H2N2 dengan korban 4juta jiwa. Pandemi terakhir terjadi pada tahun 1968 berupa flu Hongkong yang disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1 juta jiwa.
Penyebab flu burung yakni virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A sanggup berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan sanggup mengakibatkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Kedua aksara ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
a. Faktor agen: Penyebab flu burung yakni virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A sanggup berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan sanggup mengakibatkan epidemi dan pandemi
b. Factor host: Sebagian besar penderita tanda-tanda AI (H5N1) intinya sama dengan influenza lainnya awal demam lebih 38° C dan tanda-tanda saluran napas bawah. Diare,muntah-muntah, nyeri perut, nyeri dada dan perdarahan dari hidung dan gusi pada beberapa penderita.
c. Faktor environment: ayam yang terinfeksi flu burung.
d. Port of entry and exit: saluran nafas
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Cara Pencegahan
a. Pada Unggas:
Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia:
Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang) Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi setelah bekerja.Hindari kontak eksklusif dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
c. Masyarakat umum
1) Memilih daging yang baik dan segar.
2) Memasak daging ayam minimal 80 ̊C selama 1 menit dan telur minimal 64 ̊ C selama 5 menit (atau hingga air atau kuahnya mendidih cukup lama).
3) Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga, dan istirahat yang cukup.
4) Segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala di atas.
3.2 PEMBERANTASAN
Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus memakai masker, baju khusus, beling mata renang. Membatasi kemudian lintas orang yang masuk ke peternakan. Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan. Mendisinfeksi peralatan peternakan. Mengisolasi sangkar dan kotoran dari lokasi peternakan.
3.3 PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Seseorang yang terkena flu harus istirahat dan tidur yang cukup dan banyak minum. Obat demam dan sirup obat batuk berkhasiat untuk meringankan gejala. Apabila tidak ada bisul lantaran bakteri, obat antibiotika jangan dipakai. Pasien juga perlu menjaga kebersihan diri dan sering basuh tangan untuk menghindari penyebaran virus dari tangan yang kena virus sewaktu menyentuh hidung atau mulut. Aspirin dihentikan digunakan untuk anak-anak, lantaran sanggup menjadikan sindrom Reye. Penderita yang mempunyai kekebalan melawan penyakit yank rendah atau apabila terjadi tanda-tanda memburuknya kondisi badan, perlu segara meminta nasehat dokter.Flu burung H5N1 pada umumnya lebih menyengsarakan daripada flu biasa, dan seringkali memerlukan perawatan di rumah sakit. Penderita harus berkonsultasi ke dokter sesegara mungkin. Berberapa obat anti virus mungkin efektif untuk pengobatan penyakit itu.
BAB IV P E N U T U P
4.1 KESIMPULAN
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (AI). Penyakit ini menyerang unggas dan manusia. Penyakit ini sangat berbahaya lantaran bisa mematikan. Gejala utamanya menyerupai dengan flu biasa namun lebih ekstrim, contohnya suhu tubuh yang terlalu tinggi dan sebagainya. Pengobatan penyakit ini bisa dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit dan dengan pinjaman tamiflu. Untuk pencegahannya bisa dilakukan dengan enjaga kebersihan lingkungan, pengolahan unggas hingga benar-benar matang dan dengan vaksinasi pada unggas
Upaya menurunkan maut ibu merupakan duduk kasus kompleks yang melibatkan banyak sekali aspek dan disiplin ilmu termasuk faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat sebagai mata rantai yang berkaitan. Sehingga, selain janji politik pemerintah sebagai pengambil keputusan yang akan memilih arah dan prioritas pelayanan kesehatan, juga dibutuhkan partisipasi masing-masing individu dalam upaya pencegahan.
4.2 SARAN
Tidak ada intervensi tunggal yang bisa menuntaskan duduk kasus maut ibu. Oleh lantaran itu, banyak sekali upaya untuk mengatasi hal ini melalui Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat, meskipun dalam pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala, perlu untuk didukung. Kesehatan ibu yakni hal yang vital bagi keberlangsungan hidup insan dan hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memelihara dan meningkatkannya. Untuk masyarakat umum diharapkan bisa memperhatikan lingkungaan hidup di sekitarnya semoga tetap sehat dan terbebas dari bisul flu burung.
Semua yang terlibat (peternak, pedagang, masyarakt umum, pemerintah) bisa bekerjasama dalam pencegahan penyebaran penyakit ini.Bagi pemerintah hendaknya menyosialisasikan hal-hal yang berafiliasi dengan penyakit ini kepada masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
1) Santoso, M., Salim, H., Alim, H., Avian influenza (flu burung). 2005: Jakarta, Cermin dunia Kedokteran.
2) Anorital,Epidemiologi avian influenza Denpasar, Desember 2005. Kumpulan makalah training penanganan sampel flu burung (avian influeza).
3) Fadhilah, Siti. pencegahan flu burung . Retrived 18 maret 2010 from:http://www.madina.on line.go.id
0 Response to "Sekilas Wacana Flu Burung"
Posting Komentar