Sekilas Perihal Gonoblenorea

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG GONOBLENOREA

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Suatu radang konjungtiva akut dan andal dengan disertai sekret purulen yang disebabkan kuman Neisseria Gonorhea. Gonokok terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang memiliki vili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak memiliki vili yang bersifat nonvirulen, vili akan menempel pada mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang (Yumizone, 2011).

Gonoblenore ialah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang adakala bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika. Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata sanggup disebabkan oieh Neisseria gonoroika, yaitu kuman-kuman berbentuk bulat, yang sering menjadi penyebab uretritis (radang akses kemih) pada laki-laki dan vaginitis (radang kemaluan) pada wanita. Proses ini sanggup menyebar ke organ di sekitarnya (Sidharta Ilyas. 2001 ).

Dan tanda vaginitis pada perempuan ialah adanya getah yang keluar lewat kemaluan bernanah. Penyakit Gonoblenore sanggup terjadi secara mendadak. Masa inkubasi (massa mulai masuknya kuman hingga timbul tanda-tanda penyakit) sanggup terjadi beberapa jam hingga 3 hari. Keluhan utamanya adalah: mata merah bengkak, dengan getah mata menyerupai nanah kadang bercampur darah. Laju infeksi sanggup dikurangi dengan menghindari relasi seksual dengan sembarang orang (bukan istri atau suaminya).

Pembasmian GO (Gonokkus) dengan cepat dari individu yang terinfeksi dengan cara diagnosa dini dan pengobatan, dan inovasi kasus dan kontak melalui pendidikan dan penyaringan penduduk yang memiliki resiko tinggi. Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata .

Proses ini juga sanggup menyebar ke organ di sekitarnya yaitu akses telur, yang lama-kelamaan sanggup berakibat kemandulan. lnfeksi pada mata ini sanggup terjadi lantaran adanya kontak pribadi antara neisseria pada kemaluan dengan lapisan mata luar.

2. Rumusan masalah
1.    Apa pengertian, tanda dan tanda-tanda dari gonoblenore?
2.    Bagaimana proses perjalanan penyakit gonoblenore?

3. Tujuan
1.    Mengetahui pengertian, tanda dan tanda-tanda dari Gonoblenore
2.    Mengetahui bagaimana proses perjalanan penyakit Gonoblenore


 BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
Gonoblenore ialah suatu manifestasi dari penyakit infeksi konjungtiva mata yang pengertiannya sendiri ialah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang adakala bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika (Brunner and suddarth. 2001).

2. Etiologi
Gonoblenore yang disebabkan kuman “Neisseria gonoroika” sangat berbahaya lantaran sanggup menembus kornea mata yang utuh, ini dikarenakan kuman ini memiliki enzim-enzim penghancur yang sanggup merusak (menghancurkan kornea).Biasanya dalam waktu 2-3 hari jikalau terlambat dalam pengobatan maka komea sudah hancur.

Jika kornea hancur maka terperinci dari penglihatan akan sangat turun. Di samping itu jikalau tidak segera diobati maka kuman akan sanggup menjalar ke seluruh isi bola mata. Jika sudah begini maka semua bola mata harus diangkat (diambil) sehingga penderita rongga matanya akan kosong lantaran tidak ada isinya.

3. Tanda dan tanda-tanda
Penyakit Gonoblenore sanggup terjadi secara mendadak. Masa inkubasi (massa mulai masuknya kuman hingga timbul tanda-tanda penyakit) sanggup terjadi beberapa jam hingga 3 hari.

Keluhan utamanya adalah:
Mata merah bengkak, dengan getah mata menyerupai nanah kadang bercampur darah.
Bayi umur kurang dari 1 tahun juga sanggup terkena penyakit ini, biasanya didapatkan lantaran tertular oleh ibunya, pada waktu melewati jalan lahir. Namun pada bayi ini biasanya yang kena kedua mata langsung. Bayi umur kurang dari 5 tahun bila terkena, biasanya ada kontak dengan orang tuanya. Pengobatan Gonoblenore ini harus benar-benar intensif, lantaran jikalau tidak, sanggup terjadi pecahnya kornea (Wijana, Nana. 1990).

4. Path way
Perjalanan penyakit pada orang cukup umur secara umum, terdiri atas 3 stadium :

1. Stadium Infiltratif.
pada laki-laki didahului pada mata kanannya Berlangsung 3 – 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab, kemotik dan menebal, sekret serous, adakala berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada orang cukup umur selaput konjungtiva lebih infeksi dan lebih menonjol dengan citra hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini ialah citra spesifik gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini

2. Stadium Supurativa/Purulenta.
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu andal lagi, palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang kental campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas ialah sekret akan keluar dengan mendadak (memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan hingga sekret mengenai mata pemeriksa.

3. Stadium Konvalesen (penyembuhan).
Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu andal lagi, palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang.

Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada ketika berada pada jalan kelahiran, sehingga pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut. Pada orang cukup umur penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri.

Pada neonatus, penyakit ini menimbulkan sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari, disertai perdarahan sub konjungtiva dan konjungtiva kemotik.

5. Klasifikasi
1.    Penyakit ini sanggup mengenai bayi berumur 1 – 3 hari, disebut oftalmia neonatorum, jawaban infeksi jalan lahir.
2.    Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 10 hari atau pada bawah umur yang disebut konjungtivitis gonore infantum.
3.    Bila mengenai orang cukup umur biasanya disebut konjungtivitis gonoroika adultorum.

6. Gejala klinis
Pada bayi dan anak
Gejala subjektif : (-)
Gejala objektif :
Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental, sekret sanggup bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah.
Konjungtivitis gonore (gonoblenore) pada bayi.

Pada orang dewasa
Gejala subjektif :
1.    Rasa nyeri pada mata.
2.    Dapat disertai tanda-tanda infeksi umum.
3.    Biasanya terdapat pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan biasanya mengenai mata kanan.
Gambaran klinik meskipun menyerupai dengan oftalmia nenatorum tetapi memiliki beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar. Pada orang cukup umur infeksi ini sanggup berlangsung berminggu-minggu.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara pribadi dari kerokan atau getah mata setelah materi tersebut dibentuk sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa sanggup dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

Pada investigasi penunjang dilakukan investigasi sediaan pribadi sekret dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan. untuk membedakannya dilakukan tes maltose, dimana gonokok memperlihatkan test maltose (-). Sedang meningokok test maltose (+). Bila pada anak didapatkan gonokok (+), maka kedua orang bau tanah harus diperiksa. Jika pada orang tuanya ditemukan gonokok, maka harus segera diobati.

8. Pengobatan
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis lantaran kuman sanggup diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %).

Konjungtivitis lantaran jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis lantaran virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis lantaran alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).

9. Penyulit
Penyulit yang didapat ialah tukak kornea marginal terutama di pecahan atas, dimulai dengan infiltrat, kemudian pecah menjadi ulkus. Tukak ini gampang perforasi jawaban adanya daya lisis kuman gonokok (enzim proteolitik). Tukak kornea marginal sanggup terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga sanggup menimbulkan keratitis, tanpa didahului kerusakan epitel kornea. Ulkus sanggup cepat menimbulkan perforasi, edofthalmitis, panofthalmitis dan sanggup berakhir dengan ptisis bulbi.

Pada bawah umur sering terjadi keratitis ataupun tukak kornea sehingga sering terjadi perporasi kornea. Pada orang cukup umur tukak yang terjadi sering berbentuk cincin.

10. Pencegahan
Kuman GO (Gonoroika) tersebar luas di dunia. Penyakit hampir semata-mata dipindahkan dengan kontak seksual, terutama oleh perempuan dan laki-laki yang memiliki infeksi menahun yang tidak tampak gejalanya. Sekali berafiliasi dengan
pasangan seksual yang terinfeksi kemungkinannya 20-30% (atau lebih besar) akan terkena infeksi.

Laju infeksi sanggup dikurangi dengan:
1.    Menghindari relasi seksual dengan sembarang orang (bukan istri atau suaminya).
2.    Pembasmian GO (Gonokkus) dengan cepat dari individu yang terinfeksi dengan cara diagnosa dini dan pengobatan.
3.    Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.
4.    Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera setelah lahir (harus diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).
5.    Cara lain yang lebih kondusif ialah pencucian mata dengan solusio borisi dan pertolongan kloramfenikol salep mata.
6.    Operasi caesar direkomendasikan bila si ibu memiliki lesi herpes aktif ketika melahirkan.
7.    Antibiotik, diberikan intravena, sanggup diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi.
8.    Penemuan kasus dan kontak melalui pendidikan dan penyaringan penduduk yang memiliki resiko tinggi.
9.    GO pada bayi dicegah dengan pertolongan obat lokal zat bakterisidat terhadap Gonokokus bila terjadi kontak pada selaput lender mata bayi-bayi yang gres lahir, contohnya perak nitrat 1%.

11. Penatalaksanaan
1.    Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air higienis (direbus) atau dengan garam fisiologik setiap ¼ jam, kemudian diberi salep penisillin setiap ¼ jam. Penisillin tetes mata sanggup diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya : 10.000 – 20.000 unit/ml) setiap 1 menit hingga 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit., disusul pertolongan salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari.
2.    Tetes mata penisillin tiap 30 menit, kemudian salf setiap 5 menit selama 30 menit.
3.    Disusul salf penisillin tiap 1 jam selama 3 hari. Antibiotik sistemik
4.    Pencegahan dengan membersihkan mata bayi gres lahir dengan lar Borisi dan salf kloramfenikol.
5.    Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan, pada           bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari.
6.    Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonoblenore.
7.    Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibentuk setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
8.    Pada pasien yang resisten terhadap penicillin sanggup diberikan cefriaksone (Rocephin) atau Azithromycin (Zithromax) takaran tinggi.

BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan
Gonoblenore ialah radang selaput lendir mata yang sangat mendadak ditandai dengan getah mata yang bernanah yang adakala bercampur darah yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonoroika.
Proses peradangan yang sangat mendadak pada selaput lendir mata sanggup disebabkan oieh Neisseria gonoroika, yaitu kuman-kuman berbentuk bulat, yang sering menjadi penyebab uretritis (radang akses kemih) pada laki-laki dan vaginitis (radang kemaluan) pada wanita.

Tanda uretritis pada laki-laki di antaranya ialah keluarnya nanah berwarna krem kuning
dan berkemih yang sakit. Proses ini sanggup menyebar ke organ di sekitarnya. Dan tanda vaginitis pada perempuan ialah adanya getah yang keluar lewat kemaluan bernanah.

Proses ini juga sanggup menyebar ke organ di sekitarnya yaitu akses telur, yang lama-kelamaan sanggup berakibat kemandulan. Sedangkan timbulnya uretritis dan vaginitis ini sanggup terjadi lantaran penderita berganti-ganti pasangan seksualnya lnfeksi pada mata ini sanggup terjadi lantaran adanya kontak pribadi antara neisseria pada kemaluan dengan lapisan mata luar.

Kontak ini biasanya jawaban setelah memegang kemaluan kemudian digunakan menggosok lapisan mata luar. Tetapi kontak ini juga sanggup terjadi lewat penularan handuk yang dipakai. Karena kebanyakan orang menggunakan tangan kanannya untuk beraktifitas, maka setelah memegang kemaluan dengan asisten kemudian digunakan untuk menggosok mata, maka kebanyakan mata yang terkena Gonoblenore ialah mata kanan. Akan tetapi usang kelamaan menyebar ke yang kiri.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Brunner and Suddarth. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa : dr. H.Y. Kuncara dkk.Jakarta : EGC
2.    Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI
3.    Wijana, Nana. 1990. Ilmu Penyakit mata. Cetakan V. Jakarta.
4.    Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit: EGC, Jakarta.
5.    www. Asuhan-keperawatan-askep-infeksi Gonoblenorea .html
6.    http//.KONJUNGTIVITIS GONORE DAN PENATALAKSANAANNYA « Yumizone.11 januari 2011


Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Sekilas Perihal Gonoblenorea"

Posting Komentar