Pelayanan Kesehatan Keluarga

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

2.1. Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Keluarga
2.1.1.  Pengertian
       Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaja (1978) mendefinisikan keperawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang dipusatkan kepada “keluarga” sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan “sehat” sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.
       Dalam perawatan kesehatan, masyarakat yang mendapatkan asuhan keperawatan di bagi menjadi dalam 3 tingkat:
1.    Tingkat individu
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada individu dengan kasus tertentu, contohnya pasien tuberkulosis, diabetes, dan ibu hamil, yang di jumpai di klinik yang adakala ditindaklanjuti keperawatannya di rumah (lingkungan keluarga). Perhatian utama pada tingkat ini ialah individu yang bersangkutan.
2.    Tingkat keluarga
Pada tingkat ini target asuhan ialah keluarga. Perhatian utamanya ialah duduk kasus keluarga. Perawat akan menghadapi pasien, yaitu keluarga dengan anggotanya yang menderita penyakit TBC, keluarga dengan ibu hamil dan lain-lain.
3.    Tingkat masyarakat
Asuhan keperawatan masih tetap ditujukan kepada individu/keluarga, tetapi klien tersebut dilihat dalam satu kesatuan dalam masyarakat. Contoh: penanggulangan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada kondisi endemik malaria, endemik kolera dan lain-lain ialah perbaikan sanitasi, penyuluhan kesehatan dan lain-lain.
Asuhan keperawatan keluarga ialah suatu rangkaian acara yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan target keluarga dengan tujuan menuntaskan duduk kasus kesehatan yang dialami keluarga dengan memakai pendekatan proses keperawatan keluarga.

2.1.2.  Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Keperawatan
       Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan berdasarkan Ruth B Freemen, (1981), ialah sebagai berikut:
1.  Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan forum yang menyangkut kehidupan masyarakat
2.  Keluarga sebagai suatu kelompok sanggup menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok
3.  Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga memiliki duduk kasus kesehatan akan kuat terhadap anggota keluarga lain
4.  Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5.  Keluarga merupakan mediator yang efektif dan gampang untuk aneka macam usaha-usaha kesehatan masyarakat
       Sedangkan berdasarkan (Spradley & Allender, 1997), Alasan mengapa keluarga menjadi penting bagi perawat keluarga adalah:
1.    Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan ibarat halnya individu biar ia sanggup memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan
2.    Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya; dan
3.    Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas sanggup menghipnotis derajat kesehatan sistem atasnya.
A.   Implikasi Dari Konsep Keluarga
Apakah implikasinya atau alasan kalau kita melakukan pelayanan kesehatan yang terpusat (fokus) kepada keluarga?
Berikut ada beberapa implikasi yang sanggup kita kemukakan dalam hal tersebut:
1.    Perawatan kesehatan yang bersifat preventif, kuratif maupun edukatif, di rumah dan sistem pelayanan kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat.
2.    Pencakupan pelayanan lebih luas, alasannya ialah banyak anggota keluarga yang sanggup dicakup, dan semua sumber yang ada sanggup dikerahkan.
3.    Pelayan kesehatan, pencatatan dan pelaporan, kunjungan kepuskesmas serta pendekatan secara epidemiologi ke semuanya berdasarkan atas terpusat kepada keluarga.
4.    Perlu ditekankan pada waktu-waktu rawan dalam kehidupan keluarga dan pada keadaan-keadaan resiko tinggi.
5.    Perlu ada kontinuitas dari pelayanan serta pengawasan secara teratur.

2.1.3.  Keluarga Sebagai Objek Dan Subjek Keperawatan
       Menurut Tinkham dan Voorhies (1984) keluarga memiliki kiprah yang penting dalam keperawatan alasannya ialah keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untk memperlihatkan pelayanan kesehatan/keperawatan bagi dirinya dan orang lain dalam keluarga.mereka mengacu pada keluarga sebagai pasien dari perawat komunitas dengan fokus utamanya pada kebutuhan keluarga dan resolusinya.
       Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) akan menghipnotis satu atau lebih anggota keluarga dalam hal tertentu. Keluarga merupakan jaringan yang memiliki hubungan erat serta bersifat mandiri. Dan duduk kasus seorang individu sanggup menghipnotis anggota keluarga yang lain serta seluruh sistem.
       Jika seorang perawat hanya mengkaji satu individu saja, bukan keluarga, ia akan kehilangan bab yang diharapkan untuk memperoleh pengkajian HOLISTIK. Satu hal yang niscaya ialah bahwa duduk kasus anggota keluarga identik dengan duduk kasus keluarga.
       Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan kesehatan anggotanya, yang kiprah dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan dan individuanggota keluarga mulai dari taktik sampai fase rehabilitasi.
       Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan perawatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga, serta upaya keperawatan yang sanggup mengurangi resiko jawaban pola hidup dan ancaman dari lingkungan.
       Penemuan suatu kasus merupakan salah satu alasan penting untuk memperlihatkan perawatan kesehatan. Ditemukannya duduk kasus kesehatan pada salah satu anggota keluarga memberi petunjuk penting bahwa anggota keluarga beresiko tinggi mengalami duduk kasus yang sama. Misalnya, jikalau salah satu anggota keluarga menderita penyakit benjol kronis (contohnya TBC), seluruh anggota keluarga harus diperiksa dan dirawat.
       Karena keluarga merupakan sistem pendidikan yang vital untuk memperlihatkan perawatan pencegahan, dengan cara memberi petunjuk bahwa anggota keluarga beresiko tinggi mengalami duduk kasus yang sama. Karenanya keluarga merupakan sistem pendidikan yang vital bagi individu, keluarga perlu dihargai dan dimasukkan ke dalam perencanaan tindakan bagi individu tersebut.

2.1.4.  Interaksi Antara Sehat/Sakit Dan Keluarga
       Status sehat/sakit para anggota keluarga dan keluarga saling menghipnotis satu dengan lainnya. Menurut Gilliss dkk. (1989), keluarga cenderung menjadi reaktor terhadap duduk kasus kesehatan dan menjadi faktor dalam memilih duduk kasus kesehatan anggota keluarga.
       Menurut Suchulan (1965) dan Doberty dan Canphell (1988), yang disederhanakan oleh Marylin M. Friedman, ada 6 tahap interaksi antara sehat sakit dan keluarga, yaitu :
1.    Tahap pencegahan sakit dan penurunan risiko
2.    Tahap tanda-tanda penyakit yang dialami oleh keluarga
3.    Tahap mencari perawatan
4.    Tahap kontak keluarga dengan Intitusi kesehatan
5.    Tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien
6.    Tahap pembiasaan terhadap penyakit dan pemulihan
Ada versi lain mengenai 6 tahap interaksi sehat/sakit keluarga, yaitu:
1.     Upaya keluarga terkait promosi kesehatan
a.    Keluarga memegang peranan yang penting dalam aneka macam bentuk upaya promosi kesehatan di dalam keluarga.
b.    Ada banyak bentuk bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengurangan resiko: Sekitar duduk kasus pola hidup à berhenti merokok, olah raga, imunisasi dan lain-lain.
c.    Agar taktik sehat sanggup berhasil; menunut perbaikan pola hidup seluruh anggota keluarga.
d.    Anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan gambaran badan à ibarat apakah badan mereka   lemah, sakit-sakitan atau sehat.
e.    Anggota keluarga yang sanggup memperlihatkan sikap hidup sehat akan menjadi pola yang sangat ampuh  bagi anggota keluarga yang lain.
2.     Respon keluarga terhadap gejala-gejala
a.    Tahapan ini dimulai: mengenal, menginterprestasikan ancaman yang timbul, menujukkan kepeduliaan terhadap duduk kasus yang timbul.
b.    Keluarga meyakini tanda-tanda – tanda-tanda penyakit yang timbul dan mencari jalan penyelesaiannya.
c.    Tahap ini terdiri dari: kepercayaan yang menyangkut tanda-tanda atau penyakit dari anggota keluarga, bagaimana menangani pentakit tersebut. 
3.     Mencari kawasan pelayanan
a.    Dimulai saat keluarga menyetakan adanya anggota keluarga yang mengalami duduk kasus kesehatan.
b.    Orang yang sakit dan keluarga mulai mencari informasi, pemberian sesuai dengan keyakinan mereka baik kepada tenaga profesional, maupun tenaga yang mereka yakini sanggup membantu.
c.    Keputusan apakah ditangani di rumah, di klinik atau RS à cenderung dirundingkan di keluarga.
4.     Merujuk dan mendapatkan pelayanan
a.    Adanya kontak keluarga dengan pelayanan kesehatan.
b.    Keluarga memilih kepada siapa mereka akan berkonsultasi dan mendapatkan pelayanan.
5.     Respon segera keluarga terhadap penyakit
a.    Keluarga mendapatkan kiprah sakitnya? Ditandai dengan: Ketergantungan  terhadap tenaga kesehatan, Keinginan utk mentaati nasehat medik, Berusaha keras untuk sembuh
b.    Tahap respon akut à penyesuaian yang hrs segera dibuat.
c.    Penyakit serius/mengancam jiwa à krisis kelg sanggup terjadi à respon kekuatan stressor.
6.     Tahap penyesuaian/penyembuhan sakit
a.    Penyakit serius dan kronis dari seorang anggota keluarga à menghipnotis secara mendalam pada sistem keluarga, khususnya struktur kiprah dan pelaksanaan fungsi keluarga.
b.    Keseriusan ketidakmampuan.
c.    Sentralitas klien dalam unit keluarga.
d.    Keluarga memiliki kiprah yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan.

2.1.5.  Karakteristik Keluarga Sehat
1.     Ada komunikasi, sharing pengalaman
2.     Pendidikan terarah
3.     Saling memperkuat dan mendukung
4.     Mengembangkan sifat saling percaya
5.     Ada rasa bermain dan humor
6.     Ada keseimbangan dalam berinteraksi
7.     Suasana saling tanggung jawab& saling membantu
8.     Mengajarkan baik-buruk, benar-salah
9.     Patuh pada tradisi yang baik dan aliran agama
10.  Respek terhadap privasi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Dian Roslan Hidayat S.Kep M.Kes Direktur Utama Intan Nursing Center Garut.Tren Dan Isu Mutakhir Praktek Perawat.
  2. Guwandi, J. 2005. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
  3. Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir. 1998. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.    Medan: EGC
  4. Britton, Keehner, Still & Walden 1999
  5. http://andarka.blogspot.com/pengertian jamkesmas/profilku diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  6.  http://ditppk.depsos.go.id/html/modules.php diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  7.  www.depkes.go.id/downloads/jamkesmas diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  8.  www.jpkm-online.net/sim-jamkesmas/ diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00
  9.  www.kesehatan.kompas.com/read/2010/10/0/jamkesmas diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul 20.00

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pelayanan Kesehatan Keluarga"

Posting Komentar