Indek Pembangunan Manusia/ Human Development Index (Ipm/Hdi)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes



INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA/ HUMAN DEVELOPMENT INDEX (IPM/HDI)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) ialah pengukuran perbandingan dari harapan hidup , melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia (Biro Pusat Statistik dan UNDP, 1997). HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara ialah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur imbas dari budi ekonomi terhadap kualitas hidup.
Index tersebut pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics, semenjak itu digunakan oleh Program pembangunan PBB pada laporan HDI tahunannya. Digambarkan sebagai "pengukuran vulgar" oleh Amartya Sen alasannya ialah batasannya. indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berkhasiat daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan, dan indeks ini juga berkhasiat sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
UNDP mengukur HDI dengan pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu (Arsyad Lincolin, 1999):
·        Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup ketika kelahiran.

Menurut BKKBN, Indek Pembangunan Manusia (IPM) ialah merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan insan yang sudah dilakukan di suatu Negara (wilayah) (Soepono, 1999). IPM atau Human Development Indek (HDI) yang dikeluarkan oleh United Nations Development Program (UNDP) ini digunakan untuk mengukur Keberhasilan Kinerja dalam hal pembangunan manusia.
Tolok ukur yang sanggup dianggap sangat pokok untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan ialah semua yang terkait dengan kesejahteraan rakyat. Kata Kesejahteraan sendiri berdasarkan terminology dalam kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti ketentraman, kesenangan hidup, kemakmuran dan keamanan. Dan kalau ingin kondisi ini sanggup tercapai maka prasyarat utama yang perlu dilakukan ialah dengan meningkatkan mutu kehidupan individu/ perorangan melalui pembangunan insan seutuhnya.
Kualitas pembangunan insan yang telah dicapai oleh suatu wilayah sanggup dilakukan dengan mengukur mutu pembangunan tersebut dengan memakai parameter dengan 3 (tiga) komponen antara lain; (1) Keberhasilan dalam kesehatannya yaitu dilihat dari kemampuan hidup secara fisik yaitu dengan melihat angka impian hidup; (2) Kemampuan untuk merefleksikan keberhasilan pengembangan pendidikan dengan melihat angka melek abjad dan usang sekolah; (3) Besarnya barang dan jasa yang sanggup disediakan oleh masyarakat bagi warganya yaitu dengan melihat paritas daya beli masyarakat. Dengan kata lain Indek pembangunan insan diukur dengan tiga dimensi, yaitu 1) indek kesehatan, 2) pendidikan dan 3) ekonomi. Indek kesehatan diukur dari angka impian hidup, biasanya angka impian hidup bayi yang lahir. Indek pendidikan salah satunya sanggup diukur dari angka melek huruf. Kemudian dimensi ekonomi diukur dari indek daya beli masyarakat.
Setelah IPM diketahui, maka perlu ditentukan kreteria analisanya, dimana ketentuan tersebut adalah (Suparman, 1986) :
- Status Rendah                         : IPM < 50
- Status Menengah Bawah                              : 50 < IPM < 66
- Status Menengah Atas             : 66 < IPM < 80
- Status Tinggi                            : IPM > 80

UNDP (United Nation Development Programme) mendefenisikan pembangunan insan sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan simpulan (the ultimated end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan ialah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Produktivitas
Penduduk harus diberdayakan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bab dari model pembangunan manusia.
b. Pemerataan
Penduduk harus mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk mendapat jalan masuk terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua kendala yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh jalan masuk tersebut harus dihapus, sehingga mereka sanggup mengambil menfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam acara produktif yang sanggup meningkatkan kualitas hidup.
c. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.
d. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan memilih (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Sebenarnya paradigma pembangunan insan tidak berhenti hingga disana. Pilihan-pilihan pelengkap yang diharapkan dalam kehidupan masyarakat luas ibarat kebebasan politik, ekonomi dan sosial, hingga kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat langsung dan jasmani hak-hak azasi insan merupakan bab dari paradigma tersebut. Dengan demikian, paradigma pembangunan insan mempunyai dua sisi. Sisi pertama berupa warta kapabilitas insan ibarat perbaikan taraf kesehatan, pendidikan dan keterampilan. Sisi lainnya ialah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan politik. Jika kedua sisi itu didak seimbang maka hasilnya ialah putus asa masyarakat.

Untuk sanggup membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) maka UNDP mensponsori sebuah proyek tahun 1989 yang dilaksanakan oleh tim ekonomi dan pembangunan. Tim tersebut membuat kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu ialah umur panjang, pengetahuan dan daya beli. Umur panjang yang dikuantifikasikan dalam umur impian hidup ketika lahir atau sering disebut Angka Harapan Hidup/AHH (eo). Pengetahuan dikuantifikasikan dalam kemampuan baca tulis/ angka melek abjad dan rata-rata usang bersekolah. Daya beli dikuantifikasikan terhadap kemampuan mengakses sumberdaya yang diharapkan untuk mencapai standar hidup yang layak.
Nilai IPM suatu negara atau wilayah memperlihatkan seberapa jauh negara atau wilayah itu telah mencapai target yang ditentukan yaitu angka impian hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin bersahabat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin bersahabat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai target itu.
Karena hanya meliputi tiga komponen, maka IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi pembangunan manusia. Oleh alasannya ialah itu, pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang sanggup mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan insan yang penting lainnya (yang tidak seluruhnya sanggup diukur) ibarat kebebasan politik, kesinambungan lingkungan, kemerataan antar generasi.
Indeks Pembangunan Manusia merupakan alat ukur yang peka untuk sanggup memperlihatkan citra perubahan yang terjadi, terutama pada komponen daya beli yang dalam kasus Indonesia sudah sangat merosot jawaban krisis ekonomi yang terjadi semenjak pertengahan tahun 1997. Krisis ekonomi dan moneter tersebut berdampak pada tingkat pendapatan yang karenanya banyak PHK dan menurunnya kesempatan kerja yang kemudian dipengaruhi tingkat inflasi yang tinggi selama tahun 1997-1998. Menurunnya tingkat kesempatan kerja dalam konteks pembangunan insan merupakan terputusnya jembatan yang menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya peningkatan kapasitas dasar penduduk.
Dampak dari krisis ekonomi pada pembangunan insan ialah dengan menurunnya daya beli dan ini juga berarti terjadinya penundaan upaya peningkatan kapasitas fisik dan kapasitas intelektual penduduk. Penurunan beberapa komponen IPM sebagai jawaban kepekaan IPM sebagai alat ukur yang sanggup menangkap perubahan faktual yang dialami penduduk dalam jangka pendek.

REFERENSI:
Bapeda Pemkab Jombang, 2012, Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Jombang

 

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Indek Pembangunan Manusia/ Human Development Index (Ipm/Hdi)"

Posting Komentar