Model Pembelajaran Inquiry

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Model Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa mengambil kiprah sebagai ilmuwan. Dalam situasi-situasi ini siswa   berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan tanda-tanda alam, mengajukan penjelasan-penjelasan perihal apa yang mereka lihat, merancang dan melaksanakan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan membangun model, atau setiap bantuan dari kegiatan tersebut di atas.

Sund, menyerupai yang dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan ekspansi proses discovery, yang dipakai lebih mendalam,  inkuiry yang dalam bahasa InggrisInquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan insan untuk mencari atau memahami informasi.
Gulo, (2005) menyatakan bahwa, seni administrasi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan berguru yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mengusut secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat  merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu :
1.      Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
2.      Keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
3.      Mengembangkan perilaku percaya pada diri siswa perihal apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.


Kondisi Umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa yaitu :
1.      Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.
2.      Inkuiri berfokus pada hipotesis
3.      Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta )
Untuk membuat kondisi menyerupai itu, peranan guru yaitu sebagai berikut:
1.      Motivator, memberi rangsangan biar siswa aktif dan bernafsu berfikir.
2.      Fasilitator, memperlihatkan jalan keluar bila siswa mengalami kesulitan
3.      Penanya , menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4.      Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas
5.      Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
6.      Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
7.      Rewarder, memperlihatkan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara eksklusif ke dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relative singkat, Hasil penelitian Schlenker dalam joice dan weil (1992) memperlihatkan bahwa latihan inkuiri sanggup meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry yaitu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri tanggapan yang sudah niscaya dari suatu perkara yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009). Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Menurut Sanjaya (2009) bahwa seni administrasi pembelajaran inquiry, mempunyai beberapa ciri utama, yaitu:
  1. Strategi Inquiry menekankan pada acara siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya seni administrasi inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai peserta pelajaran melalui klarifikasi guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
  2. Seluruh acara yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan tanggapan sendiri yang sifatnya sudah niscaya dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan sanggup menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam seni administrasi pembelajaran inquiry, guru bukan sebagai sumber berguru tetapi sebagai fasilitator dan motivator berguru siswa.
  3. Tujuan dari penggunaan seni administrasi pembelajaran inquiry yaitu menyebarkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila :
1.      Guru mengharapkan siswa sanggup menemukan sendiri tanggapan dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.
2.      Jika materi pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi,akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.      Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.      Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata mempunyai kemamuan dan kemampuan berpikir.
5.      Jika siswa yang berguru tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.      Jika guru mempunyai waktu yang cukup untuk memakai pendekatan yang berpusat pada siswa.


Prinsip–prinsip Penggunaan Inquiri
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inquiri berdasarkan Sanjaya (2009).
1.      Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari seni administrasi inquiri yaitu pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian , seni administrasi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil berguru juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan seni administrasi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa sanggup menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
2.      Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran intinya yaitu proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3.      Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inquiri yaitu guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan intinya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.
4.      Prinsip Belajar untuk Berfikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi berguru yaitu proses berfikir (learning how to think) yakni proses menyebarkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berfikir yaitu pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.      Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna yaitu pembelajaran yang menyediakan banyak sekali kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru yaitu menyediakan ruang untuk memperlihatkan kesempatan kepada siswa menyebarkan hipotesis dan secara terbuka menandakan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gulo (2005) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya menyebarkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan.
Secara umum proses pembelajaran SPI sanggup mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Orientasi
Pada tahap ini guru melaksanakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a.     Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil berguru yang diharapkan sanggup dicapai oleh siswa
b.     Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan perkara hingga dengan merumuskan kesimpulan
c.     Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperlihatkan motivasi berguru siswa.


2.      Merumuskan masalah
Merumuskan perkara merupakan langkah membawa siswa pada suatu dilema yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan yaitu dilema yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan perkara tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari tanggapan yang tepat. Proses mencari tanggapan itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh alasannya yaitu itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya menyebarkan mental melalui proses berpikir.
3.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis yaitu tanggapan sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai tanggapan sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang sanggup dilakukan guru untuk menyebarkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak yaitu dengan mengajukan banyak sekali pertanyaan yang sanggup mendorong siswa untuk sanggup merumuskan tanggapan sementara atau sanggup merumuskan banyak sekali asumsi kemungkinan tanggapan dari suatu permasalahan yang dikaji.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data yaitu aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang berpengaruh dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan memakai potensi berpikirnya.
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis yaitu menentukan tanggapan yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti menyebarkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran tanggapan yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan sanggup dipertanggungjawabkan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan yaitu proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru bisa memperlihatkan pada siswa data mana yang relevan.

Langkah – langkah menerapkan model pembelajaran inquiry didalam kelas :

1.    Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibuat berdasarkan rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social
2.    Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya.
3.    Membentuk posisi perihal kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap perkara pokok.
4.    Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.
5.    Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya.
6.    Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes
7.    Menganalisis solusi solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok
8.    Menilai proses kelompok.
Kemudian pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.
Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
1.    Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melaksanakan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai kiprah aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini dipakai bagi siswa yang kurang berpengalaman berguru dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa berguru lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa sanggup memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual biar bisa menuntaskan perkara dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses berguru berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memperlihatkan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa bisa melaksanakan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan sanggup berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang sanggup menggiring siswa biar sanggup memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan sanggup pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses berguru guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru sanggup mengetahui dan memperlihatkan petunjuk-petunjuk dan scafoldingyang diharapkan oleh siswa.
2.    Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini dipakai bagi siswa yang telah berpengalaman berguru dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja menyerupai seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menuntaskan perkara secara mandiri, merancang mekanisme atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu laba berguru dengan metode ini yaitu adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan perkara lebih dari satu cara, alasannya yaitu tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang gres atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari perkara yang diselidiki.
Sedangkan berguru dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a.    Waktu yang diharapkan untuk menemukan sesuatu relatif usang sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum,
b.    Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum,
c.    Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang usang untuk mengusut hasil yang diperoleh siswa,
d.    Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
3.    Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kerja sama atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani teladan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak sanggup menentukan atau menentukan perkara untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang berguru dengan pendekatan ini mendapatkan perkara dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, biar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan impian biar siswa sanggup menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak sanggup menuntaskan permasalahannya, maka bimbingan sanggup diberikan secara tidak eksklusif dengan memperlihatkan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
Keunggulan dan Kelemahan SPI
1.    Keunggulan :
a.    SPI merupakan seni administrasi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga pembelajaran melalui seni administrasi ini dianggap lebih bermakna.
b.    SPI sanggup memperlihatkan ruang kepada siswa untuk berguru sesuai dengan gaya berguru mereka.
c.    SPI merupakan seni administrasi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap berguru yaitu proses perubahan.
d.   SPI sanggup melayani kebutuhan siswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata.Artinya siswa yang mempunyai kemampuan berguru cantik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2.      Kelemahan
a.    SPI dipakai sebagai seni administrasi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
b.    Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh alasannya yaitu terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar
c.    Kadang kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.   Selama ketentuan keberhasilan berguru ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman
Berdasarkan uraian pembelajaran inkuiri umum, kita sanggup melihat bahwa waktu dan sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini, Richard Suchman menyebarkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman perihal model inkuiri ini memperlihatkan bahwa keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat.
Dahlan dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan menyadari tentang  proses penyelidikannya dan mereka sanggup diajarkan perihal mekanisme ilmiah secara langsung. Selajutnya, Suchman beropini perihal pentingnya membawa siswa pada perilaku bahwa semua pengetahuan bersifat tentative. Joyce dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa teori Suchman sanggup dijabarkan sebagai berikut :
1.    Mengajak siswa membayangkan seperti dalam kondisi yang sebenarnya
2.    Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi tersebut.
3.    Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.
4.    Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan jawabannya  “ya’ atau “tidak”.
5.    Membuat kesimpulan dari data-data yang diperolehnya.
Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman memakai pertanyaan-pertanyaan  yang diajukan pada siswa sebagai alternative untuk mekanisme pengumpulan data.
Inkuiri Suchman menyerupai yang dikutip oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai kelebihan, yaitu :
1.    Penelitian sanggup diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini memungkinkan siswa sanggup mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pembinaan mereka akan terampil melaksanakan inkuiri.
2.    Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.
Perbedaan utama antar inkuiri Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses pengumpulan data.
Suchman menyebarkan suatu motode inovasi gres yang menuntun siswa mengumpulkan data melalui bertanya, maka dari itu model pembelajaran inkuiri berdasarkan Schuman harus memperhatikan :
1.    Struktur Sosial Pembelajaran. Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam pembelajaran inkuiri Suchman alasannya yaitu pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa biar proses pembelajaran sanggup berjalan dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa dengan siswa diharapkan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman. Dua atau lebih siswa yang bekerja sama dalam berfikir dan bertanya, akan lebih baik alhasil bila dibanding bila siswa bekerja sendiri.
2.    Peran Guru. Pembelajaran inkuiri Suchman, kiprah guru memonitor pertanyaan siswa untuk mencegah biar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan dua hukum penting, yaitu : Pertanyaan harus sanggup dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara siswa sanggup menjawab pertanyaan tersebut dengan melaksanakan pengamatan; Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memperlihatkan tanggapan pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.
3.    Sintaks Pembelajaran Inkuiri. Dalam upaya menanamkan konsep , contohnya konsep IPA Biologi pokok bahasan saling ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya  sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru.
Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang dipakai mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009).  Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Tahap Pembejaran Inkuiri
Fase
Perilaku Guru
1.    Menyajikan pertanyaan atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi perkara dan perkara dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2.    Membuat hipotesis
Guru memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan  dengan permasalahan  dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3.    Merancang percobaan
Guru memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan . Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan
4.    Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan
5.    Megumpulkan dan menganilisis data
Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk memberikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6.    Membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Kesimpulan
Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, seni administrasi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan berguru yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mengusut secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat  merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan berguru , menyebarkan perilaku percaya pada diri siswa perihal apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri ini mempunyai kelemahan menyerupai adanya kesulitan dalam mengontrol siswa, ketidaksesuaian kebiasaan siswa dalam belajar, kadang memerlukan waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, dan sulitnya dalam implementasi yang dilakukan oleh guru bila keberhasilan berguru bergantung pada siswa.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu sebagai berikut orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.

Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Model Pembelajaran Inquiry"

Posting Komentar