ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
Di dalam proses berguru mengajar pastilah aka ada penilaian guna mengetahui sejauh mana tujuan/ sasaran berguru tercapai. Hasil penilaian tersebut tertuang dalam nilai. Hasil penilaiam disajikan dalam bentuk nilai angka dan huruf, dalam hal ini, forum pendidikan ada yang memakai penilaian dengan angka 0 – 100 dan ada pula yang memakai penilaian angka 0 - 10.
Nilai angka ataupun nilai aksara itu umumnya merupakan hasil tes atau ujian yang diberikan oleh guru kepada para siswa sehabis mereka mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam buku laporan pendidikan atau buku rapor, menyerupai Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), Ijazah, dan daftar nilai lainnya. Dalam proses evaluasi, koreksi dan santunan nilai merupakan penggalan darinya. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai simpulan seorang siswa sanggup dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan tertentu, dalam hal ini terdapat jenis-jenis teladan penilaian yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan PenilaianAcuan Norma (PAN). Berikut resume wacana PAN dan PAP.
A. PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
1. Pengertian Penilaian Acuan Norma
PAN (Norm Referenced Evaluation) dikenal pula dengan sebutan “Standar Relatif” atau norma kelompok. Pendekatan ini menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membanding-kannya dengan hasil tes siswa lain dalam kelompoknya. Alat pembanding itu ditentukan menurut skor yang diperoleh siswa dalam satu kelompok. Ini berarti bahwa standar kelulusan gres sanggup diten-tukan sehabis diperoleh skor siswa. Hal inimengisyaratkan kepada kita bahwa standar yang dibentuk untuk kelompok tertentu tidak sanggup digunakan untuk kelompok lainnya. Begitu pula dengan standar yang digunakan untuk hasil tes sebelumnya tidak sanggup digunakan untuk hasil tes kini atau yang akan datang. Makara setiap kali kita memperoleh da-ta hasil tes, kita dituntut untuk menciptakan norma baru. Jika dibandingkan anatara norma yang satu dengan yang lainnya mungkin saja akan ditemukan standar yang sangat berbeda. Jika kelompok tertentu kebetulan sis-wanya pintar-pintar, maka norma/standar kelulusannya akan tinggi. Sebaliknya bila sis-wanya kurang pintar, maka standar kelulusannya pun akan rendah. Itulah sebabnya pendekatan ini disebut standar relatif.
Pendekatan PAN ini mendasarkan diri pada perkiraan distribusi normal, walaupun kadar kenormalannya tidak selalu sama untuk tiap kelompok. Dengan demikian, walau tiap-tiap kelompok sama-sama menghasilkan kurva normal, mean kurva yang satu dengan kurva lainnya mungkin saja berbeda. Sebagai konsekuensinya, seorang siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam suatu kelompok mungkin akan memperoleh nilai rendah bila ia dimasukkan ke dalam kelompok lainnya. Demikian pula sebaliknya.
Ada beberapa pendapat lain wacana pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
1. Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar dokumen normatif yang diacu dalam standar sehingga teladan tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar. Data dokumen normatif yang diacu dalam standar yang sangat diharapkan dalam penerapan standar.
2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai penilaian teladan norma (PAN).
3. PAN ialah Nilai sekelompok akseptor didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya santunan nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
4. Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Makara dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas / kelompok digunakan sebagai dasar penilaian.
Dari beberapa pengertian ini sanggup disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma ialah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu.
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
1. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk memilih status setiap akseptor didik terhadap kemampuan akseptor didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan akseptor didik di dalam komunitasnya menyerupai di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2. Penilaian Acuan Normatif memakai kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah diubahsuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa wacana materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan akseptor didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
4. Penilaian Acuan Normatif mempunyai kecendrungan untuk memakai rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa hingga dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5. Penilaian Acuan Normatif menawarkan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
2. Pedoman Konversi PAN
Konversi didasarkan pada Mean dan Standar Deviasi (SD) yang dihitung dari hasil tes yang diperoleh. Oleh lantaran itu untuk menciptakan standar penilaian atau pedoman konversi, terlebih dahulu kita harus menghitung Mean dan SD-nya. Jika dihubung-kan dengan skala penilaian, maka pedoman konversi untuk PAN sanggup mempergunakan aneka macam skala, contohnya skala lima, sembilan, sepuluh, dan seratus.
3. Penggunaan PAN
Berbeda dengan PAP, PAN tidak sanggup digunakan untuk mengukur kadar pencapaian tujuan dan tingkat penguasaan bahan. PAN sering digunakan untuk fungsi prediktif, mera-malkan keberhasilan pendidikan siswa di masa mendatang atau untuk memilih peringkat/kedudukan siswa dalam kelompok.
4. Keunggulan PAN
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki PAN, diantaranya menyerupai tersaji di bawah ini:
1) Hasil PAN sanggup menciptakan guru bersikap positif dalam memperlakukan siswa sebagai individu yang unik.
2) Hasil PAN akan merupakan informasi yang baik wacana kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4) PAN sanggup digunakan untuk menyeleksi calon siswa yang dites secara ketat.
B. PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
1. Pengertian
Penilaian teladan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang memakai teladan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam mekanisme teladan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
Dengan PAP setiap individu sanggup diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sanggup dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya sanggup dikembangkan. Guru dan setiap akseptor didik (siswa) menerima manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes simpulan dengan test awal merupakan petunjuk wacana kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum ketika ini, PAP merupakan cara pandang yang harus diterapkan. PAP juga sanggup digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini memakai prinsip berguru tuntas (mastery learning).
2. Penetapan
Penafsiran hasil tes yang mempergunakan PAP dilakukan dengan membandingkan nilai hasil tes yang diperoleh siswa dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi kriteria yang dipergunakan untuk memutuskan besar-nya patokan itu sendiri hingga kini belum ada kesepakatan. Oleh lantaran itu selama ini setiap lembaga/sekolah biasanya bersepakat untuk menciptakan patokan yang akan diberlakukan di kawasan masing-masing.
3. Penggunaan PAP
PAP pada umumnya digunakan untuk menguji tingkat pe-nguasaan materi pelajaran.Pengujian tingkat penguasaan materi biasanya dilaksanakan pada pengajaran yang berori-entasi pada tujuan dan taktik berguru tuntas. Oleh lantaran itu nilai seorang siswa yang ditafsirkan dengan standar mutlak, sekaligus memperlihatkan tingkat penguasaan riilnya terhadap materi pelajaran dan juga merupakan standar pen-capaian indicator sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Agar nilai yang diperoleh siswa sanggup berfungsi menyerupai yang diharapkan, yaitu mencerminkan tingkat penguasaan siswa, maka alat tes yang dipergunakan harus sanggup diper-tanggungjawabkan, baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya. Butir-butir tes yang disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi materi pelajaran yang diberikan.
4. Kelebihan
1) Hasil PAP merupakan umpan balik yang sanggup diguna-kan guru sebagai introspeksi wacana aktivitas pembela-jaran yang telah dilaksanakan.
2) Hasil PAP sanggup membantu guru dalam pengambilan keputusan wacana perlu atau tidaknya penyajian ulang topik/materi tertentu.
3) Hasil PAP sanggup pula membantu guru merancang pelak-sanaan aktivitas remidi.
C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PAN DAN PAP
Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa persamaan sebagai berikut:
1. Penilaian teladan norma dan teladan patokan memerlukan adanya tujuan penilaian spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi sasaran simpulan pengambilan keputusan.
3. Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan memakai hukum dasar penulisan instrument.
4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik sikap yang akan diukur.
5. Keduanya memakai macam tes yang sama menyerupai tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau keterampilan.
6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
7. Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Perbedaan kedua penilaian ialah sebagai berikut:
1. Penilaian teladan norma biasanya mengukur sejumlah besar sikap khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian teladan patokan biasanya mengukur sikap khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2. Penilaian teladan norma menekankan perbedaan di antara akseptor tes dari segi tingkat pencapaian berguru secara relatif. Penilaian teladan patokan menekankan klarifikasi wacana apa sikap yang sanggup dan yang tidak sanggup dilakukan oleh setiap akseptor tes.
3. Penilaian teladan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu gampang dan terlalu sulit. Penilaian teladan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan sikap yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
4. Penilaian teladan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian teladan patokan digunakan terutama untuk penguasaan.
D. CONTOH
1.PAP
PAP ialah kependekan dari Penilaian Acuan Patokan. Suatu penilaian disebut PAP bila dalam melaksanakan penilaian itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa wacana pengajaran sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah ditetapkan. Kriteria yang digunakanpun bersifat mutlak. Artinya, kriteria itu bersifat tetap dan berlaku bagi semua siswa yang mengikuti tes di forum terkait. Selain itu, nilai dari hasil PAP sanggup dijadikan indikator untuk mengetahui hingga dimana tingkat kemampuan dan penguasaan siswa wacana materi pengajaran tertentu.
contoh, untuk sanggup diterima sebagai calon penerbang setiap calon harus memenuhi syarat antara lain tinggi tubuh sekurang-kurangnya 170 cm. Berdasarkan kriteria tersebut, maka siapaun yang tidak memenuhi syarat akan dinyatakan gagal dan tidak diterima.
Contoh lain yaitu UTS, UAS, UNAS
Contoh lain yaitu UTS, UAS, UNAS
2. PAN
PAN ialah kependekan dari Penilaian Acuan Norma. Penilaian dikatakan memakai pendekatan PAN apabila nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa lain yang termasuk dalam kelompok itu. Yang dimaksud dengan norma dalam hal ini ialah kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud kelompok ialah semua siswa yang mengikuti tes tersebut. Selain itu, nilai dari hasil PAN tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa wacana materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya memperlihatkan kedudukan siswa di dalam peringkat kelompoknya.
Sebagai contoh, pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa yang menerima skor 80 di kelas B akan menerima nilai A, sedangkan di kelas C siswa yang menerima skor 65 akan menerima nilai A juga. Mengapa bisa demikian? lantaran nilai yang didapat siswa hanya dihubungkan dengan norma kelompoknya. Pada kelas C, norma kelompoknya rendah, maka skor 65 saja sudah menerima nilai A, dan pada kelas B 88 norma kelompoknya tinggi, maka skor 80 gres bisa menerima nilai A, sehingga skor 65 bisa bernilai Contoh lain : SPMB
E. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian singkat yang telah penulis sampaikan, maka penulis sanggup menawarkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian teladan patokan ialah penilaian yang mengacu kepada tujuan instruksional atau untuk mengukur tingkat penguasaan akseptor didik terhadap sikap yang terdapat dalam tujuan instruksional khusus tersebut. Penilaian teladan norma ialah penilaian yang mengacu kepada norma untuk memilih kedudukan atau posisi seorang akseptor didik di antara kelompoknya.
2. Persamaan penilaian teladan norma dan teladan patokan antara lain ialah keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik sikap yang diukur, disusun dari sampel butir-butir tes yang relevan dan representatif, keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitas dan digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
3. Adapun perbedaan dari kedua penilaian tersebut antara lain:
a) Penilaian teladan norma biasanya mengukur sejumlah besar sikap khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian teladan patokan biasanya mengukur sikap khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
b) Penilaian teladan norma menekankan perbedaan di antara akseptor tes dari segi tingkat pencapaian berguru secara relatif. Penilaian teladan patokan menekankan klarifikasi wacana apa sikap yang sanggup dan yang tidak sanggup dilakukan oleh setiap akseptor tes.
c) Penilaian teladan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu gampang dan terlalu sulit. Penilaian teladan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan sikap yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
d) Penilaian teladan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian teladan patokan digunakan terutama untuk penguasaan.
Sumber :
Sukardi. E, dan Maramis. W. F. Penilaian Keberhasilan Belajar,Jakarta: Erlangga:University Press,1986.
Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press, 1985.
Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU ,1997.
Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
0 Response to "Penilaian Pola Norma (Pan) Dan Evaluasi Pola Patokan (Pap)"
Posting Komentar