ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes PERILAKU SEHAT
1. Pengertian Perilaku Sehat
Perilaku yakni kegiatan insan atau makhluk hidup lain yang sanggup dilihat secara pribadi pada waktu tertentu di satu kawasan tertentu . Sedangkan sikap sehat yakni sikap yang didasarkan pada prinsip-prinsip kesehatan (Ircham, 2005). Menurut Notoatmodjo (2010), Perilaku sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku kesehatan pada dasarnya yakni suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku sehat meliputi perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau problem atau penyebab problem kesehatan dan sikap dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan. Contoh: makan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan minuman keras (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan berdasarkan Sunaryo (2004) Perilaku sehat yakni tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan masakan bergizi.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
1. Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal
untuk berkelanjutan perkembangan sikap makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen). Antara lain :
a. Jenis ras
Setiap ras di dunia mempunyai sikap yang spesifik, saling berbeda satu dengan lainnya.
b. Jenis kelamin
Perbedaan sikap laki-laki dan perempuan sanggup dilihat dari cara berpakaian dan melaksanakan pekerjaan sehari–hari. Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan perempuan atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada laki-laki disebut maskulin, sedangkan sikap perempuan disebut feminim.
c. Sifat fisik
Perilaku individu akan berbeda beda sebab sifat fisiknya, contohnya sikap individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang mempunyai fisik tinggi kurus.
d. Sifat kepribadian
Pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Marasmis (1999) yakni keseluruhan contoh pikiran, perasaan, dan sikap yang sering dipakai oleh seseorang dalam perjuangan pembiasaan yang terus menerus terhadap hidupnya. Sedangkan kepribadian berdasarkan masyarakat awam yakni bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya.
e. Bakat pembawaan
Menurut Notoatmodjo (1997) talenta merupakan kemampuan Individu untuk melaksanakan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
f. Intelegensi
Intelegensi yakni kemampuan untuk berfikir ajaib . Intelegensi
sangat kuat terhadap sikap individu. Individu yang intelegen yaitu individu yang dalam mengambil keputusan sanggup bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang mempunyai intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
a. Faktor lingkungan
Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada sekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. lingkungan sangat kuat terhadap sikap individu sebab lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
b. Pendidikan
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses berguru mengajar, dengan tujuan semoga terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak sanggup menjadi dapat.
c. Agama
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat kuat dalam cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.
d. Sosial ekonomi
Keluarga yang status sosial ekonominya berkecukupan akan bisa menyediakan akomodasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan kuat terhadap sikap individu-individu yang ada di dalam keluarga tersebut.
e. Kebudayaan
Kebudayaan yakni keseluruhan gagasan karya insan yang harus dibiasakannya dengan belajar, serta dari hasil budi dan karyanya itu. Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat-istiadat atau peradaban manusia. Hasil kebudayaan insan akan memengaruhi sikap insan itu sendiri.
3. Faktor-faktor lain
a. Susunan saraf pusat
Memegang peranan penting sebab merupakan sarana untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke simpul saraf tepi yang seterusnya akan bermetamorfosis perilaku.
b. Persepsi
Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar ihwal sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi sanggup diketahui perubahan sikap seseorang.
c. Emosi
Emosi yakni manifestasi perasaan atau imbas keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan biasanya berlangsung tidak lama. Perilaku individu sanggup dipengaruhi emosi. Aspek psikologis yang memengaruhi emosi berafiliasi bersahabat dengan keadaan jasmani.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
Dalam teori Snehandu B. Kar (1983) menganalisis sikap insan dari tingkat kesehatan yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing faktors)
Faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors)
Faktor-faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia, atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya: puskesmas, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya
3. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors)
Faktor-faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan sikap petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok tumpuan dari sikap masyarakat.
Model ini sanggup digambarkan sebagai berikut :
|
Di mana :
B : Behaviour RF: Reinforcing factors
PF: Predisposing factors f: fungsi
EF: Enabling Factors
Disimpulkan bahwa sikap seseorang atau masyarakat ihwal kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan sikap para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
4. Klasifikasi Perilaku Sehat
Klasifikasi sikap sehat berdasarkan Notoatmodjo (2007) yaitu :
1. Makan dengan sajian seimbang.
Menu seimbang (approriate diet). Menu seimbang di sini dalam arti
kualitas (mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur
Olahraga teratur juga meliputi kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang dipakai untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3. Tidak merokok
Merokok yakni kebiasaan buruk yang menjadikan banyak sekali macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya Indonesia, seakan-akan sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia cukup umur merokok.
4. Tidak minum-minuman alkohol
Kebiasaan minum alkohol cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia cukup umur diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum-minuan alkohol dan makin meningkat pula.
5. Istirahat yang cukup.
Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akhir tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat berkurang. Hal ini juga sanggup membahayakan kesehatan. Istirahat cukup bukan saja berkhasiat untuk memelihara kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Istirahat yang cukup yakni kebutuhan dasar insan untuk mempertahankan kesehatan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
6. Pengendalian atau administrasi stres
Stress akan terjadi pada siapa saja, dan kesudahannya majemuk bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akhir dari tuntutan hidup yang keras menyerupai diuraikan di atas. Kecenderungan stress akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak sanggup dihindari oleh siapa saja, namun yang sanggup dilakukan yakni mengatasi, mengendalikan atau mengelola stress tersebut semoga tidak menjadikan gangguan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental (Notoatmodjo,2010). Kita harus sanggup mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang konkret bagi kesehatan
Perilaku atau gaya hidup lain yang baik untuk kesehatan, yang pada dasarnya yakni tindakan atau sikap seseorang semoga sanggup terhindar dari banyak sekali macam penyakit dan problem kesehatan, termasuk sikap untuk meningkatkan kesehatan (Notoatmodjo,2010).
5. Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pada Hipertensi
Menurut Rusdi (2009), beberapa hal yang diperhatikan sikap sehat dan tekanan darah hipertensi :
1. Perilaku Sehat Hipertensi dengan Melakukan Olahraga
Kebiasaan melaksanakan olahraga sangat baik untuk mengantisipasi terjadinya hipertensi, Aktivitas fisik yang teratur dan cukup sanggup menguatkan otot jantung sehingga jantung sanggup memompa lebih banyak darah dengan perjuangan minimal efeknya kerja jantung menjadi lebih ringan sehingga kerja jantung menjadi lebih ringan sehingga kendala pada dinding arteri berkurang. Dengan demikian berefek pada perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi (Junaidi, 2010). Olahraga yang dinilai baik untuk mengantisipasi hipertensi, diantaranya olahraga yang bersifat isotonik.
Dengan membiasakan diri melaksanakan olahraga isotonik, maka tubuh kita bisa menyusutkan hormon-hormon lain (Hormon angiotensis) yang menjadi penyebab menciutnya pembuluh darah sehingga sanggup menjadikan turunnya tekanan darah. Olahraga isotonik sanggup meningkatkan kemampuan jantung, otot- otot tubuh, dan paru-paru. Olahraga jenis ini meliputi jalan kaki (Berjalan kaki minimal 3 kilometer selama sekitar 30 menit sehari), Joging (dapat dilakukan sama menyerupai jalan kaki, dengan jarak sekitar 3 kilometer selama 20 menit sehari), Lain-lain: senam. Penderita hipertensi, sebaiknya menghindari olahraga dengan mengangkat beban maupun olahraga yang berat-berat lainnya. Olahraga yang berat merupakan olahraga jenis isometrik yang sanggup mengakibatkan naiknya tekanan darah (Rusdi, 2009).
2. Perilaku Sehat Dengan Memperhatikan Makanan dengan Menu Seimbang
Makanan seimbang yakni konsumsi masakan bergizi seimbang yang dibutuhkan tubuh semoga sehat. Makanan ini mengutamakan makan banyak gandum yang pada dasarnya karbohidrat komplek, buah, sayur yang pada dasarnya serat dan produk susu rendah kalori. Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran yang tinggi potasiumnya menyerupai kacang-kacangan. Potasium sanggup membantu menurunkan tekanan darah. Buah-buahan dan sayuran yang tinggi seratnya juga mempunyai kemampuan untuk menurunkan tekanan darah.
Manfaat masakan seimbang pada tekanan darah antara lain: Dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, baik yang sistolik maupun diastolik, sehingga menggantikan pemakaian obat hipertensi dalam batas tertentu, Dapat menurunkan berat badan, akan memperkaya kalium, kalsium, magnesium, membantu mengendalikan hipertensi dan menurunkan risiko kardiovaskuler. (santoso, 2010). Menu masakan untuk hipertensi terdiri atas materi masakan yang merupakan sumber kalium, kalsium, magnesium, serat masakan dan sayuran, buah, dan susu, serta membatasi lemak jenuh, kolesterol, garam, gula, kopi, dan minuman keras (Widian, 2009).
Makanan Rendah Garam
Yang dimaksud garam disini yakni garam natrium. Natrium bersifat mengikat air pada dikala air. Pada dikala garam dikonsumsi, maka garam tersebut mengikat air sehingga air akan terserap masuk ke dalam intravaskuler yang mengakibatkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat, kerja jantung akan meningkat dan kesudahannya tekanan darah niscaya juga meningkat. Seorang makan dengan rendah garam, natrium yang bersifat mengikat air, air tidak terserap kedalam intravaskuler sehingga volume darah tidak meningkat kesudahannya tekanan darah tidak meningkat (Widian, 2009)
Makanan rendah kolestrol
Kolesterol yakni salah satu unsur penting yang dibutuhkan tubuh. Unsur ini dibutuhkan untuk pembentukan hormon kartikoid, hormon testosteron pada laki-laki dan esterogen wanita, pada anak dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otaknya. Kolesterol LDL berbahaya dan sering disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini mengangkut kolesterol paling banyak dalam darah. Kolesterol HDL dan LDL mempunyai fungsi saling berlawanan.
LDL dan HDL harus pada keseimbangan dinamik. Saat terjadi ketidakseimbangan, sanggup terjadi pengendapan kolesterol dalam arteri, menciptakan pembuluh darah menyempit dan menghalangi ajaran darah terjadi peningkatan tekanan darah. Seorang yang makan rendah kolesterol akan terjadi keseimbangan HDL dan LDL sehingga pengendapan kolesterol dalam arteri menurun, menciptakan pembuluh darah mengendor (vasodilatasi) dan ajaran darah lancar, kesudahannya tekanan darah tidak meningkat (Widian, 2010).
Makanan Tinggi Serat
Serat dibutuhkan untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan diet tinggi serat ini yakni untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh dan kolesterol, menghindari kelebihan gula dan natrium, serta membantu mengontrol berat badan. Konsumsi serat untuk setiap garam sanggup menurunkan kolesterol LDL rata – rata 2,2mg /dl. Pergantian contoh makan dari serat rendah ke serat tinggi sanggup menurunkan berat tubuh dan mencegah kegemukan. Kadar kolesterol dan kegemukan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi (widian, 2010).
3. Perilaku Sehat Hipertensi dengan Mengurangi Merokok
Kebiasaan merokok seharusnya dilarang oleh penderita hipertensi.
karena zat nikotin yang terdapat dalam rokok sanggup merangsang sekresi adrenalin sehingga meningkatkan pelepasan epineprin, yang sanggup menjadikan terjadinya penyempitan dinding arteri. Selain itu, zat lain dalam rokok karbonmonoksida (CO), yang mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen kesudahannya jantung akan bekerja lebih berat (Junaidi, 2010). Seorang yang mengurangi merokok maka tidak ada zat nikotin yang masuk kedalam tubuh, tidak merangsang sekresi adrenalin dan pelepasan epineprin menurun kesudahannya tidak terjadi penyempitan dinding arteri (vasodilatasi) sehingga terjadi perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain mengurangi nikotin sanggup mengurangi karbon monoksida (CO) sehingga kadar oksigen dalam darah tidak berkurang, jantung tidak bekerja lebih berat (ringan).
4. Perilaku Sehat dengan Mengurangi Minuman Beralkohol
Selain mengurangi kebiasaan merokok mengurangi penggunaan alkohol juga berefek pada tekanan darah pada penderita hipertensi sebab mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar sanggup mengganggu dan merusak fungsi beberapa organ. Salah satu diantaranya yakni hati. Fungsi hati akan terganggu sehingga mempengaruhi kinerja atau fungsi jantung. Hal itu terjadi sebab alkohol merangsang dilepaskannya epinefrin atau adrenalin, yang menciptakan arteri menciut dan mengakibatkan penimbunan air dan natrium (Junaidi, 2010).
Seorang yang mengurangi alkohol tidak merangsang sekresi adrenalin sehingga terjadi penurunan pelepasan epineprin dan arteri tidak menciut (vasodilatasi) yang kesudahannya tekanan darah tidak naik. Karena semakin banyak mengkonsumsi alkohol semakin tinggi tekanan darah dan semakin cenderung mendapatkan hipertensi.
5. Perilaku Sehat Hipertensi dengan Mengendalikan Stres
Perubahan rutinitas hidup dan teknik relaksasi bisa membantu dalam mengatasi stress dan juga sanggup memengaruhi fungsi-fungsi tubuh yang bekerja otomatis. Hubungan antara stress dan hipertensi terjadi akhir aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada dikala beraktivitas). Aktivitas saraf simpatis yang bekerja secara aktif dan meningkat, hormon epinefrin akan dilepaskan. Adrenalin akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri vasokontriksi dan meningkatkan denyut jantung (santoso, 2010).
Menghindari stress menciptakan acara saraf simpatis menurun sehingga tidak mengaktifkan medulla adrenal, tidak merangsang sekresi adrenalin kesudahannya pelepasan epineprin menurun dan terjadi vasodilatasi. Menghindari stress sangat dibutuhkan semoga tekanan darah tidak naik. Selain itu tindakan untuk meredakan stress pada orang hipertensi menyerupai :
a. Menerima keadaan
Dapat menguasai diri dan mendapatkan ikhlas hipertensi yang dialaminya. Harus tetap hidup dengan santai dan tidak terus menerus merasa khawatir dan takut. Jalani hidup sebagaimana layaknya.
b. Melakukan acara yang baik untuk kesehatan
Aktivitas di luar rumah yang baik untuk dilakukan yakni berjalan
kaki, berkebun, membersihkan rumah, serta berolahraga isotonik. Sedangkan acara dalam rumah yang baik yakni melaksanakan kegiatan yang menjadi hobi anda menyerupai melaksanakan kerajinan tangan, membaca, menonton televisi, mengobrol, atau sekedar duduk saja.
c. Pastikan keyakinan tetap teguh
Salah satu penggagas stres yakni sebab orang merasa ditinggalkan Allah dan atau sebab mereka mewaspadai kemampuan Allah untuk melindungi dan memelihara hidup mereka. Umumnya kalau seseorang mempunyai keyakinan yang teguh, ia akan sanggup menjalani kehidupan yang lebih tenang, dan menghindari stres yang berlebihan.
d. Teknik relaksasi
Seperti meditasi, latihan pernapasan dalam, rileksasi otot progresif, dan sebagainya. Respon relaksasi bekerja lebih secara umum dikuasai pada sistem saraf parasimpatik, sehingga mengendorkan saraf yang tegang. Saraf parasimpatik berfungsi mengendalikan fungsi pencernaan, pernapasan, dan denyut jantung untuk menciptakan tubuh rileks. Kerja saraf simpatik juga sanggup dihambat kesudahannya menurunkan keadaan tegang. Ketika respon relaksasi dirasakan oleh tubuh akan memperlambat detak jantung sehingga denyutnya dalam memompa darah keseluruh tubuh menjadi lebih efektif. Selain itu tekanan darah menurun, kecepatan pernapasan berkurang, dan kadar gula kembali normal (Junaidi, 2010).
6. Perilaku Sehat Hipertensi dengan Istirahat yang Cukup
Kurang istirahat tentu menciptakan seseorang cenderung stress, dan stress menciptakan seseorang tidak sanggup istirahat dengan nyenyak. Menyeimbangkan istirahat dan acara sanggup membantu mempertahankan tonus otot dan penggunaan oksigen secara efisien, yang sanggup menurunkan kebutuhan jaringan terhadap darah yang mengandung oksigen.
Tekanan darah dipengaruhi oleh secara sistem otonom yakni simpatis dan parasimpatis pada orang yang istirahatnya kurang didapatkan peningkatan acara simpatis dan penurunan acara parasimpatis (Deshinta, 2009). Sebaiknya seorang yang hipertensi harus mengatur jadwal untuk istirahatnya semoga acara simpatis menurun dan acara parasimpatis meningkat (Stanly, 2006).
7. Perilaku atau Gaya Hidup Positif Yang Lain Untuk Kesehatan
Perilaku atau gaya hidup konkret yang lain untuk kesehatan yang pada dasarnya untuk meningkatkan kesehatan menyerupai membatasi konsumsi kafein. Kafein merupakan suatu zat yang sanggup meningkatkan tekanan darah dan terdapat dalam kopi, teh, coklat, dan soft drink. Efek kafein bisa meningkatkan tekanan darah pada sebagaian orang. Cara kafein meningkatkan tekanan darah yakni merangsang kelenjar adrenal melepaskan lebih banyak adrenalin dan kortisol, sehingga arteri berkontraksi. Untuk mengurangi efeknya batasi konsumsi kafein semoga tidak merangsang kelenjar adrenal melepaskan lebih banyak adrenalin dan kortisol.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Darmojo, Boedhi dan Martono (2004). Geriatri. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
Gunawan (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: penerbit kansius
Indriyani, Widian (2009). Deteksi dini kolestrol, hipertensi, dan stroke. Jakarta : milistone
Junaidi, Iskandar (2010). Hipertensi ( Pengenalan, pencegahan, dan pengobatan). Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Lapau, Buchari (2009). Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Machfoedz, Ircham (2005). Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Tramaya
Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, wahyudi (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatri. Jakarta : EGC
Nursalam (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika
Price, Sylvia A (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC
Potter, A Patricia (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 1. Jakarta : EGC
Santoso, Djoko (2010) . Membonsai Hipertensi. Surabaya : Jaring pena
Setiadi (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Edisi pertama. Yogyakarta : Graha ilmu
Stanly, Micke (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Sudarth dan Brunner (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam jilid 1. Edisi V. 2010. Jakarta : Internal publishing
Sunaryo (2004). Psikologi Keperwatan. Jakarta : EGC
Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
0 Response to "Perilaku Sehat"
Posting Komentar