ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Assisted Reproduction Technology- Batasan: Penanganan dan manipulasi oosit serta sperma secara pribadi untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan
- Klasifikasi: FIV- Fertilisasi in Vitro yakni prototipe mekanisme teknologi reproduksi dengan pertolongan (ART- Assisted Reproductive Technology). Tehnik lain a.l :
- GIFT – Gamete Intrafalopian tube transfer
- ZIFT – Zygote intrafalopian transfer
- ICSI – Intracytoplasmic sperm injection
- Frekuensi: Bayi “tabung” pertama dilakukan dengan metode IVF dan telah dilahirkan pada tahun 1978. ART mengalami perkembangan sangat cepat dan ketika ini tehnologi ini sudah lazim dilakukan
- Tujuan: Untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh kehamilan yang berhasil dengan mengurangi resiko terjadin ya kehamilan kembar.
PEMILIHAN PASIEN
- FIV tidak melibatkan tuba falopii, maka teknik ini semula dikembangkan bagi kasus infertilitas faktor tuba. Namun demikian, teknik ini juga telah dikembangkan untuk semua kondisi infertilitas yang tidak berhasil diterapi dengan cara lain.
- Usia ibu merupakan faktor penentu utama untuk keberhasilan pelaksanaan teknik ini. Program IVF dibatasi hingga usia ibu ≤ 42 tahun.
- Kadar FSH serum > 15 mIU/mL pada hari ke III siklus menstruasi mengatakan kemungkinan penurunan respon ovarium dan hasil simpulan yang tidak memuaskan.
- IFV dengan donor ovum sanggup direkomendasikan bagi
- Wanita usia > 42 tahun
- Wanita dengan kadar FSH > 15 mIU/mL pada hari ke III siklus menstruasi
- Wanita steril (sindroma Turner)
- IVF dilakukan tanpa stimulasi (“siklus alamiah”) atau distimulasi dengan KS yang murah, namun oosit yang dihasilkannya HANYA SEDIKIT dengan tingkat keberhasilannya RENDAH.Teknik awal ini jarang digunakan. Hiperstimulasi ovarium secara terkendali akan memaksimalkan kemungkinan diperolehnya sejumlah oosit yang sehat.
- Siklus ovulasi dengan stimulasi khusus (gambar dibawah) diawali dengan pemberian agonis GnRH (leuprolid acetat, nafarelin) pada simpulan fase luteal. Pemberian GnRH bertujuan untuk :
- Mencegah terjadinya ovulasi prematur (siklus alamiah),
- Menekan penundaan siklus
- Meningkatkan jumlah kehamilan yang berhasil per siklus
- Pertumbuhan dan perkembangan folikel dicapai dengan pemberian hMG intramuskular harian (lihat “ Induksi Ovulasi”). Setelah stimulasi ovarium yang “memadai” tercapai (folikel utama dengan diameter 16 mm disertai dengan sedikitnya 3 – 4 folikel lain dengan diameter > 13 mm , serta kadar estradiol serum sebanyak ≥ 200 pg/mL per folikel besar, maka hCG diberikan sebagai pengganti “LH surge” dalam upaya mendukung pematangan oosit dan persiapan untuk ovulasi.
- 10 – 30% dari siklus IFV tidak berhasil sebab respon folikuler yang tak memadai.
PENGAMBILAN OOSIT
- Pengambilan oosit transvaginal dengan panduan usg dilakukan 24 – 36 jam sehabis pemberian hCG
- Jumlah oosit yang diambil tergantung pada jumlah folikel yang ber ukuran > 12 mm. Oosit yang telah diambil kemudian dinilai tingkat kematangannya
FERTILISASI
- Semen dikumpulkan pada hari pengambilan oosit. Sperma kemudian “dicuci” dan di inkubasi dalam medium yang diberi suplemen
- 4 – 5 jam sehabis pengambilan oosit, sebanyak 50.000 – 100.000 sperma motile di tambahkan pada setiap cawan yang mengandung oosit matur tunggal
- 18 jam pasca inseminasi, ovum kemudian diperiksa secara mikroskopis untuk melihat adanya fertilisasi (ditemukan dua buah pronukleus). Oosit matur mempunyai tingkat fertilisasi sebesar 50 – 70%
- Sebanyak 4 – 5 embrio kemudian dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut. embrio lain sanggup diawetkan dengan cara kriogenik
- Kriteria kegagalan fertilisai dinilai sehabis 3 siklus.
KULTUR dan TRANSFER EMBRIO
- Oosit yang telah di fertilisasi kemudian ditempatkan pada medium pertumbuhan dan biasanya tidak diperiksa hingga hari pemindahan (3 hari pasca pengambilan oosit)
- Pemindahan embrio transervikal terdiri dari pengambilan embrio melalui kateter fleksibel yang kemudian dimasukkan kedalam servik, dan isinya kemudian diinjeksikan. Pasien dipulangkan sehabis 30 – 60 menit.
- Suplemen progesteron dimulai pada hari pemindahan embrio dan dilanjutkan hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih produksi progesteron, atau kalau terjadi kegagalan implantasi maka diperlukan bahwa pelengkap progesteron sanggup memperbaiki hasil simpulan kehamilan
- Pengukuran kuantitatif subunit β hCG dapat dilakukan hari ke 11 – 12 pasca transer embrio untuk mengusut keberhasilan implantasi.
- GIFT yakni modifikasi IVF dengan oosit dan sperma ditempatkan dalam TF dan bukan dalam uterus . Metode ini merupakan pendekatan alternatif pada perempuan infertil dengan TF yang berfungsi baik.
- ZIFT yakni mekanisme serupa , namun yang ditempatkan kedalam TF yakni zygote
INJEKSI SPERMA INTRASITOPLASMIK
ICSI – intracytoplasmic sperm injection
- Injeksi pribadi sebuah sperma kedalam sitoplasma oosit dan merupakan pendekatan alternatif terapi bagi faktor infertilitas refrakter pada pria
- Tingkat keberhasilan = 30%
- Dapat menjadikan banyak kelainan kongenital
- Pemindahan embrio yang telah dicairkan ke dalam uterus
- Sebanyak 2/3 embrio yang diawetkan secara kriogenik sanggup bertahan hidup
- Keuntungan utama : menghindari stimulasi ovarium dan pengambilan oosit berulangkali.
- ART sering memperoleh kritik sebab kurangnya uji klinik acak yang mengatakan fekunditas superior
- Rata rata kelahiran hidup per siklus yang diawali dengan ART = 15 – 35%
- Kehamilan ektopik = 3 – 5 % per siklus
0 Response to "Teknologi Reproduksi Dengan Bantuan"
Posting Komentar