Donor Darah Berjalan Di Komunitas

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280



Donor darah berjalan yaitu donor yang dilakukan tiap hari DONOR DARAH BERJALAN DI KOMUNITAS
Donor Darah
  
                                  DONOR DARAH BERJALAN

Definisi Donor darah Berjalan
            Donor darah berjalan yaitu donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini yaitu kegiatan PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI lantaran PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
            Donor darah berjalan merupakan salah satu seni administrasi yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui kegiatan pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKl.
Donor darah berjalan yaitu para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja kendaraan beroda empat ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat kegiatan yang mereka buat.
Untuk menguatkan kegiatan tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, daerah persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan hingga dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan kondusif dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara PMI setiap tahunnya hanya sanggup mengumpulkan sekitar 1.2 juta kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh lantaran itu perlu dilakukan penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).

Manfaat Donor Darah
Selain segi sosial dan derma yang sanggup dijadikan dorongan mengapa kita perlu mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang mempunyai kandungan besi dalam darah hiperbola lantaran besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada banyak sekali organ vital menyerupai jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis, walaupun belum tepat dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran pedoman darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi badan tersebut ditengarai mengakibatkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin bisa membantu mengurangi angka bencana serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah menyerupai yang dijadikan alasan bagi kebanyakan dari kita yaitu benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan banyak sekali tahapan persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan investigasi kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut sanggup dicegah. Selama Hb orang berilmu balig cukup akal diatas 12, donor darah relatif kondusif untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar sanggup terjadi pada bekas bacokan jarum, namun jarang luas dan hilang tepat tidak lebih dari setengah minggu. Salah satu yang tidak mengecewakan sering dijumpai yaitu terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga menciptakan si pendonor merasa pusing, lemas dan mual.
            Hal ini sanggup dicegah contohnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat bencana tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, menilik tekanan darah sebelumnya, setelah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman elok segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius menyerupai HIV misalnya, yaitu berlebihan. Selama peralatan menyerupai jarum yang digunakan yaitu steril dan masih baru, hal tersebut pastinya sanggup dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang mendapatkan transfusi darah ketimbang si pendonor lantaran beberapa ketidaksempurnaan dalam skrining darah.
            Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur secara tidak eksklusif pendonor telah melaksanakan investigasi kesehatan secara teratur pula. Karena sebelum mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan investigasi kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan sanggup expired (kedaluwarsa) jika tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma sanggup dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan duduk masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga berperan mengakibatkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan menciptakan kolesterol jahat (LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah gres yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.

Siklus pembentukan sel-sel darah gres yang lancar dan metabolisme badan yang berjalan baik, menciptakan banyak sekali penyakit sanggup dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibuat kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desa yang ingin menyukseskan kegiatan Desa Siaga. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka maut ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya. Kegiatan donor darah berjalan melibatkan tugas serta masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil dan ibu bersalin. Masyarakat diharapkan sanggup membangun sistem jaringan donor darah dalam suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalam situasi darurat donor secepatnya sanggup diberikan kepada ibu melahirkan.
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan hampir sama dengan pembentukan dana sehat hanya saja pada tahap sosialisasi memerlukan pertolongan dari palang merah indonesia ( PMI ) untuk menjelaskan duduk masalah donor darah biar masyarakat bertambah pengetahuannya. Dengan demikian diharapkan sanggup terjadi peningkatan tugas serta masyarakat dalam pelaksanaan donor darah. Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan melibakan seluruh anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, setiap ibu hamil diharapkan mempunyai lima orang berilmu balig cukup akal dalam keluarganya untuk diikutsertakan dalam proses investigasi kehamilan dan pemberian konseling mengenai segala persiapan kehamilan dan dalam menghadapi persalinan. Kelima orang tersebut diperiksa golongan darahnya untuk persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila sewaktu-waktu, seorang ibu hamil atau ibu bersalain memerlukan donor darah, bidan sanggup segera menghubungi anggota keluarganya yang mempunyai golongan darah yang sama. Sistem sederhanai ini diharapkan sanggup memperlihatkan dampak besar terhadap keberhasilan kegiatan Desa Siaga terutama untuk menurunkan angka maut ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.

Tahapan Donor Darah Berjalan
Adapun donor darah sanggup dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.      Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.      Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan investigasi golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3.      Hubungi pihak Puskesmas untuk menyelenggarakan investigasi darah. Jika Puskesmas tidak mempunyai layanan investigasi darah, maka mintalah Puskesmas melaksanakan rujukan. Jika diharapkan hubungi unit tranfusi darah PMI terdekat.
4.      Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan asumsi waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama dengan ibu hamil.
5.      Usahakan semua ibu hamil mempunyai daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya.
6.      Buatlah komitmen dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan tranfusi.
7.      Buat komitmen dengan Unit Tranfusi darah, biar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya.
8.      Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah.



                      
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.Depkes. (2007).
 Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.
            

Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Donor Darah Berjalan Di Komunitas"

Posting Komentar