ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi yaitu pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan demikian, dilema kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan sanggup diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini sanggup berakibat jelek pada masa depan kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi :
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan kondusif dan nifas serta pelayanan bayi gres lahir
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pemfokusan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
d. Pendekatan pelayanan anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Bayi dan anak :
a. ASI Eksklusif dan penyapihan layak
b. Tumbuh kembang anak, kontribusi masakan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak pria dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pemfokusan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan primer, imunisasi, pelayanan antennal, persalinan, postnatal, menyusui serta kontribusi suplemen, dll
Asuhan yang diberikan
a. ASI Eksklusif
b. Tumbuh kembang anak dan kontribusi masakan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak pria dan perempuan
3. Remaja :
Masa remaja atau pubertas yaitu usia antara 10 hingga 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja yaitu datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai perempuan dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini badan perempuan mengalami perubahan dramatis, lantaran mulai memproduksi hormone-hormon seksual yang akan menghipnotis pertumbuhn dan perkembangan system reproduksi.
a. Gizi seimbang
b. Informasi perihal kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i. Masalah yang ditemui mencakup : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
4. Usia Subur
Usia sampaumur muda, yaitu antara 18 hingga 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, lantaran pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini perempuan harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya biar selalu dalam kondisi prima, sehingga jikalau terjadi kehamilan sanggup berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini dilema kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akhir merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, yaitu endometritis yang ditandai dengan tanda-tanda nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul ketika bekerjasama seks, sakit ketika buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami tanda-tanda apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan abnormalitas dan kematian akhir kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan dilema pengguguran secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan managemen infertilitas
i. Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan aneka macam kondisi, malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan
j. Pendekatan yang sanggup dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan perihal sikap seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan abnormalitas dan kematian akhir kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan dilema pengguguran secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan managemen infertilitas
5. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) yaitu sesudah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang aneka macam penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi perempuan untuk melaksanakan investigasi kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya yaitu menjaga biar badan tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum pemanis yang diperlukan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
a. Perhatian pada problem menapouse
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis
c. Deteksi dini kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
e. Pendekatan yang sanggup dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, warta dan pengobatan dini
Asuhan apa yang diberikan
a. Perhatian pada problem menapouse
b. Penyakit jantung koroner
Kadar estrogen yang cukup, bisa melindungi perempuan dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen sanggup menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner
c. Osteoporosis
Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada perempuan akhir penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi ringkih dan gampang patah
d. Gangguan mata
Mata terasa kering dan kadang terasa gatal lantaran produksi air mata berkurang
e. Kepikunan
Kekurangan hormone estrogen juga menghipnotis susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen mengakibatkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi hingga pada kepikunan tipe Alzeimer sanggup terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup usang dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan
f. Deteksi dini kanker rahim
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
a. Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan semenjak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat jalan masuk terhadap pelayanan kesehatan yang pada kesudahannya sanggup berakibat kesakitan, abnormalitas dan kematian.
b. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, contohnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain :
- Perempuan di nomorduakan dalam segala aspek kehidupan, contohnya dalam kontribusi sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan
- Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda lantaran tekanan ekonomi atau orang renta mendorong untuk cepat menikah biar terlepas dari beban ekonomi.
- Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan dirinya, contohnya dalam ber- KB, dalam menentukan bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika di perlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga
- Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah mengakibatkan warta yang diterima perihal kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat sanggup meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
c. Akses ke akomodasi kesehatan yang memperlihatkan pelayanan kesehatan
- Jarak ke akomodasi kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
- Kurangnya warta perihal kemampuan akomodasi kesehatan
- Keterbatasan biaya
- Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan akomodasi kesehatan
d. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain lantaran :
- Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
- Kemampuan akomodasi kesehatan yang kurang memadai
e. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
f. Akses pelayanan kespro rendah lantaran :
- Pengetahuan perihal seksualitas dan warta mengenai hak reproduksi masih rendah
- Menonjolnya sikap seksual resiko tinggi
- Diskriminasi sosial
- Sikap negative terhadap perempuan dan anak perempuan
- Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi
g. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada pria dan perempuan usia lanjut
h. Kebijakan dan jadwal kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan sosial
Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
1. Skirining
Definisi
Definisi
Skrining (screening): investigasi sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau memiliki risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
Skrining: pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya dilema atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
Skrining: perjuangan untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan memakai tes, investigasi atau mekanisme tertentu yang sanggup dipakai secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
Penyaringan atau screening yaitu upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan menurut tanda-tanda yang ada atau investigasi laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan
2. Penemuan Penyakit Dengan ‘Screening’
• Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak memperlihatkan adanya gejala.
• Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali dipakai sebagai tes diagnosis.
• Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda kasatmata atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan sesudah diagnosa dipastikan hasilnya.
• Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak memperlihatkan adanya gejala.
• Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali dipakai sebagai tes diagnosis.
• Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda kasatmata atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan sesudah diagnosa dipastikan hasilnya.
3. Kriteria Menilai, Suatu Alat Ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik yaitu yang memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk perihal kemampuan suatu alat ukur (test) sanggup mengukur secara benar dan sempurna apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan perihal keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik yaitu yang memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk perihal kemampuan suatu alat ukur (test) sanggup mengukur secara benar dan sempurna apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan perihal keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
4. Tujuan Screening
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin biar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melaksanakan general check up
• Memberi citra kepada tenaga kesehatan perihal suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin biar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melaksanakan general check up
• Memberi citra kepada tenaga kesehatan perihal suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
5. Bentuk Pelaksanaan Screening
• Mass screening yaitu screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening yaitu screening secara selektif menurut kriteria tertentu, pola investigasi ca paru pada perokok; investigasi ca servik pada perempuan yang sudah menikah
• Single disease screening yaitu screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening yaitu screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit pola investigasi IMS; penyakit sesak nafas
• Mass screening yaitu screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening yaitu screening secara selektif menurut kriteria tertentu, pola investigasi ca paru pada perokok; investigasi ca servik pada perempuan yang sudah menikah
• Single disease screening yaitu screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening yaitu screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit pola investigasi IMS; penyakit sesak nafas
6. Kriteria Program Penyaringan
• Penyakit yang dipilih merupakan dilema kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia akomodasi dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit usang dan sanggup dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus sanggup diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit sanggup diketahui dengan pasti
• Ada SOP perihal penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
• Penyakit yang dipilih merupakan dilema kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia akomodasi dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit usang dan sanggup dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus sanggup diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit sanggup diketahui dengan pasti
• Ada SOP perihal penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
7. Contoh Screening
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
8. Apa Itu Validitas
• Validitas yaitu kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapat setiap individu dalam keadaan yang bahu-membahu (sehat atau sakit)
• Validitas berkhasiat lantaran biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
• Validitas yaitu kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapat setiap individu dalam keadaan yang bahu-membahu (sehat atau sakit)
• Validitas berkhasiat lantaran biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
9. Komponen Validitas
• Sensitivitas yaitu kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang kasatmata betul-betul sakit
• Spesivicitas yaitu kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
• Sensitivitas yaitu kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang kasatmata betul-betul sakit
• Spesivicitas yaitu kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
10. Hasil Screening
Rumus
Sensitivitas: TP / (TP + FN)
Spesivisitas: TN / (T
Rumus
Sensitivitas: TP / (TP + FN)
Spesivisitas: TN / (T
0 Response to "Pelayanan Kesehatan Pada Perempuan Sepanjang Daur Kehidupannya"
Posting Komentar