Pengembangan Wahana/ Lembaga Psm (Peran Serta Masyarakat)Berperan Dalam Kegiatan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

    Beberapa wahana/ lembaga PSM yaitu posyandu, polindes, KB-KIA, Dasa Wisma, Tabulin, Donor darah berjalan,ambulance desa


A.  Posyandu
1.    Pengertian
a.    Posyandu ialah suatu lembaga komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan pinjaman pelayanan serta training teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai taktik untuk pengembangan sumber daya insan semenjak dini
 ( Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas).
b.    Posyandu ialah sentra pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang di kelolah dan diselanggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan pinjaman teknis dari petugas kesehatan
( Sriati Rismintari, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas ).
c.    Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat ( Rita Yulifah, 2010, Asuhan Kebidanan Komunitas).
2.    Tujuan Posyandu
a.    Menurunkan angka janjkematian ibu dan anak
b.    Meningkatkan pelayanan kesehatan  ibu untuk menurunkan IMR
c.    Mempercepat penerimaan NKKBS
d.    Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membuatkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat
e.    Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan palayanan.
f.  Meningkatkan dan membina kiprah serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk perjuangan kesehatan masyarakat.
3.    Sasaran
a.    Bayi < 1 tahun
b.    Anak balita 1 – 5 tahun
c.    Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
d.    WUS ( Wanita Usia Subur )
4.    kegiatan posyandu
a.    Kesehatan Ibu dan Anak  KIA
b.    Keluarga Berencana KB
c.    Imunisasi
d.    Peningkatan Gizi
e.    Penanggulangan Diare
f.     Sanitas Dasar
g.    Penyediaan Obat Essensial
h.    Pembentukan Posyandu


5.    Pembentukan posyandu
a.    Posyandu dibuat dari pos-pos yang telah ada ibarat pos penimbangan balita, pos imunisasi, pos keluarga berencana, pos kesehatan, pos lainnya yang berbentuk baru.
b.    Persyaratan posyandu
1). Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita
2). Terdiri dari 120 kepala keluarga
3). Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa )
4). Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam 1 kelompok tidak terlalu jauh.
c. Alasan pendirian posyandu
1). Posyandu sanggup memperlihatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan sekaligus dengan pelayanan KB
2).  Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat sehingga menimbulkan rasa mempunyai masayarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.



6. Penyelenggara posyandu
a. Pelaksana kegiatan ialah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan puskesmas
b. Pengelola posyandu ialah pengurus yang dibuat oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.
7. Lokasi posyandu
a. Berada ditempat yang gampang didatangi masyarakat
b. Ditentukan oleh msyarakat itu sendiri
c. Dapat merupakan lokal tersendiri
d. Bila tidak memungkinkan sanggup dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau poslainnya.
8.    Pelayanan posyandu
a.    Pelayanan kesehatan yang dijalankan
1)    Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
2)    Penimbangan bulanan
3)    PMT yang berat badannya kurang
4)    Imunisasi bayi 3 – 14 bulan
5)    Pemberian oralit yang menanggulangi diare
6)    Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b.    Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
1). Pemeriksaan kesehatan umum
2). Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3). Pelayanan peniongkaatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
4). Imunisasi TT unyk ibu hamil
5). Penyuluhan kesehatan dan KB
6). Pemberian alat kontrasepsi KB
7). Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
8). Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
9). Pertolongan pertama pada kecelakaan
9. Sistem Informasi Di Posyandu ( Sistem Lima Meja )
a. Meja I ialah layanan pendaftaran
b. Meja II ialah layanan penimbangan
c. Meja III ialah daerah kader melaksanakan pencatatan pada buku KIA sehabis ibu dan balita mendaftar dan di timbang
d. Meja IV ialah daerah diketahuinya BB anak yang naik atau yang turun, bumil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, Vit. A dll.
e. meja V ialah daerah pemberian makanan komplemen pada bayi dan balita yang tiba di posyandu
10. Prinsip dasar posyandu
a. Posyandu merupakan perjuangan masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan non profesional
b. Adanya kolaborasi lintas aktivitas yang baik
c. Kelembagaan masyarakat (pos, desa, kelompok timbang, pos imunisasi, pos kesehatan,dll)
d. Mempunyai target penduduk yang sama ( bayi 0-1 tahun, anak 1-5 tahun, ibu hamil, PUS )
e. Pendekatan yang dipakai ialah pengembangan dan PKMD/PHC.
11. Kategori posyandu
a.    Posyandu pratama(warna merah) dengan kriteria posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan, kader aktifnya terbatas.
b.    Posyandu madya (warna kuning) dengan kriteria kegiatannya >8x/tahun, kader > 5 orang, cakupan aktivitas utama (KB, KIA, Gizi, Imunisasi) rendah yaitu 50 %, kelestarian posyandu baik
c.    Posyandu purnama (warna hijau)
d.    Poyandu berdikari (warna biru).
B. Polindes
1.    Pengertian
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBMUsaha Kesehatan  Bagi Masyarakat ) yang didirkan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memperlihatkan pelayanan KIA – KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan.
2.    Tujuan
a.  Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA – KB termasuk pertolongan dan penanganan pada perkara gagal.
b.  Meningkatkan training dukun bayi dan kader kesehatan
c.   Meningkatkan kesempatan untuk memperlihatkan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya
d.  Meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kesenangan bidan
3.    Fungsi
a.    Sebagai daerah pelayanan KIA – KB dan pelayanan kesehatan lainnya
b.    Sebagai daerah untuk melaksanakan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA
c.    Pusat kegiatan pemberdayan masyarakat
4.    Indikator  Polindes
a.    Fisik
Bangunan polindes tampak bersih, tedak ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari sangkar ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk investigasi kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, daerah yang higienis dengan pedoman udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksaan pelayanan.
b.    Tempat tinggal bidan di desa
Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap  menentukan efektivitas pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak daerah tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes akan kuat terhadap kualitas pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di desa dianggap mustahil melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di desa.
c.    Pengelolahan polindes
Pengelolahan polindes yang baik akan memilih kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Criteria pengelolaan polindes yang baik ialah keterlibatan masyarakat melalui wadah kemudian dalam menuntukan tariff pelayanan maka tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memperlihatkan kemudahan kepada masyarakat untuk memnfaatkan polindes sehingga sanggup meningkatkan cakupan dan sekaligus sanggup memuaskan semua pihak.
d.    Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya penigkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan di desa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong di polindes selain kuat terhadap kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin relasi dengan masyarakat.
e. Sarana air bersih
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air higienis yang dilengkapi dengan MCK, tersedia sumber air PDAM dan dilengkapi pula dengan SPAL.
f.  Kemitraan bidan dan dukun bayi
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di polindes, dihitung secara komulatif selama setahun.
g.    Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya diharapkan akan bisa melestarikan banyak sekali jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
h.    Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong masyarakat biar mau dan bisa memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, gosip dan edukasi yang bersifat mudah dengan keberadaan polindes berserta bidan di tengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Interaksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan sanggup mengatasi kesenjangan gosip kesehatan. Semakin sering bidan menjalankan KIE akan semakin mendorong masyarakat untukmenigkatkan kualitas hidup sehatnya termasuk di dlalam menigkatkan kemampuan dukun bayi sebagai kawan kerja di dalam memperlihatkan pelayanan kesehatan ibu hamil. KIE untuk kelompok target seharusnya dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif.
5.    Kegiatan – Kegiatan Polindes
a. Memeriksa bumil dan komplikasinya
b. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang
c. Memberikan pelayanan kesehatan bufas dan ibu menyusui
d. Memberikan pelayan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak pra sekolah dan imunisasi dasar pada bayi
e. Memberikan pelayanan KB
f. Mendeteksi dan memperlihatkan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya
g. Menampung acuan dari dukun bayi dan dari kader
h. Merujuk kelainan ke akomodasi kesehatan yang lebih mampu
i.  Melatih dan membina dukun bayi maupun kader
j. Memberi penyuluhan kesehatan wacana gizi bumildan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB
k. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
6.  Prinsip-prinsip polindes
a. Merupakan bentuk UKBM dibidang KIA-KB
b. Polindes sanggup dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal didesa
c. Memiliki tingkat kiprah serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan daerah untuk pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan polindes,  penggeraka target dan pinjaman terhadap pelaksana kiprah bidan di desa
d. Dalam pembangunan fisik polindes sanggup berupa ruang/kamar yang memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan.
e. Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat, pinjaman operasional dan tarif pelayanan kesehatan di polindes
f. Menjalin kemitraan degan dukun bayi
g. Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberi pelayanan di dalam gedung
7. Unsur-unsur polindesa
a. adanya bidan di desa
b. Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana
c. adanya partisipasi masyarakat
8.    kebijakan penempatan bidan di desa
membantu penurunan AKI/AKB akhir komplikasi oobstetri, khususnya AKP/AKN, dengan mengatasi banyak sekali kesenjangan : kesenjangan geografis (mendekatkan pelayanan KIA-KB kesenjangan informasi, kesenjangan sosial budaya, kesenjangan ekonomi).
9.    Yang Harus Dilakukan oleh Bidan
a.    Membangun kemitraan dengan masyarakat, tokoh masyarkat, dukun bayi.
b.    Meningkatkan profesionalisme
c.    Memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabulin
d.    Mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
C. KB / KIA
1.    Pengertian
KB –KIA adalah kegiatan kelompok berguru kesehatan ibu dan anak yang anggotanya mencakup ibu hamil dan menyusui.
2.    Tujuan
a.    Tujuan umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya investigasi ke puskesmas dan posyandu atau tenaga desehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya cita-cita untuk ikut memakai kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b.  Tujuan khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu wacana hygiene perorangan pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalanya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.
3.    Materi kegiatan
a.    Pemeliharaan diri waktu hamil
b.    Makanan ibu dan bayi
c.    Pencegahan benjol dengan imunisasi
d.    Keluarga berencana
e.    Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f.     Rencana persalinan
g.    Tanda-tanda persalinan
4.    Kegiatan yang dilakuan
a.    Pakaian dan perawatan bayi
b.    Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c.    Makanan bayi
d.    Perawatan payudara sebelumdan sehabis persalinan
e.    Peralatan yang diharapkan ibu hamil dan menyusuiCara memandikan bayi
f.     Demontrasi wacana alat kontrasepsi dan cara penggunaanya
5.    Faktor penentu keberhasilan
a.    Faktor manusia
b.    Faktor sarana [tempat]
c.    Faktor prasarana [fasilitas]
6.    Pelaksana
a.    Pelaksana utama mencakup dokter puskesmas, pengelola KIA, kader, Bidan
b.    Pelaksana pendukung mencakup Camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat
c.    Pelaksana pembina mencakup sub dan KIA propinsi tim pengelola KIA kabupaten.
D. Dasa Wisma
Dasawisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 rumah yang bertetangga. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya ibarat arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat [ PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran ]
Dasawisma atau kelompok persepuluh merupakan salah satu training wahana kiprah serta masyarakat dibidang kesehatan secara swadaya di tingkat keluarga. Salah satu dari anggota keluarga pada kelompok persepuluh dipilih untuk dijadikan ketua kelompok atau penghubung/Pembina. Bidan desa dijadikan sebagai Pembina yang bertugas melaksanakan training secara bersiklus dan mendapatkan acuan dilema kesehatan.
E.  Tabulin
1.    Pengertian
Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan oleh calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang akan hamil maupun oleh masyarakat untuk biaya pemeriksaankehamilan dan persalinan serta pemeliharaan kesehatan selama nifas. Penyetoran tabulin dilakukan sekali untuk satu masa kehamilan dan persalinan ke dalam rekening tabulin.
Tidak semua ibu hamil sanggup melahirkan dengan normal. Ibu hamil harus selalu mencurigai kemungkinan terjadinya komplikasi pada dikala kehamilan dan melahirkan. Keluarga ibu hamil perlu menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk pembiayaan selama kehamilan dan kelahiran, salah satu cara ialah dengan adanya tabungan ibu bersalin tabulin ).
Para ibu hamil diberi kotak tabungan yang dikunci dan disimpan oleh bidan. Tujuan dari Tabulin ialah supaya ibu hamil rajin menabung dan disiplin memeriksakan diri kebidan. Pada dikala ibu hamil periksa kandungan,kotak tabungan sanggup dibukan dan dihitung jumlahnya kemudian dicatat di dalam buku sesuai dengan jumlah uang yang di simpan.
2.    Tujuan
a.    Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengelola dan masyarakat wacana tabulin
b.    Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam mengenali masalahpotensi yang ada dan menemukan alternative pemecahan dilema yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas
c.    Meningkatkan kesadaran, kepedulian pengelola dan masyarakat dalam menggerakkan ibu hamil untuk ANC, persalinan dengan tenaga kesehatan, PNC, serta penghimpunan dana masyarakat untuk ibu hamil, bersalin, dan ambulan desa.
F.  Donor Darah Berjalan
1.    Pengertian
a.    Donor darah berjalan merupakan salah satu taktik yang dilakuakan Departemen Kesehatan dalam hal ini derektorat Bina Kesehatan ibu. Melalui aktivitas pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.
b.    Donor darah berjalan ialah para donor aktif yang kapan saja bias dipanggil. Termasuk kerja kendaraan beroda empat dan swasta terkait sediaan darah lewat aktivitas yang mereka buat
(Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas ).
2.    Tujuan
a.    Membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung
b.    Sebagai investigasi kesehatan secara teratur
c.    Mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
3.    Tahapan Donor darah
a.    Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah
b.    Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan investigasi golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah
c.    Hubungi pihak Puskesmas untuk untuk menyelenggarakan investigasi darah
d.    Membuat daftar golongan darah ibu hamil dan asumsi waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil
e.    Usahakan semua ibu hamil mempunyai daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya
f.     Membuat komitmen dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu – waktu ibu hamil memerlukan transfusi
g.    Membuat komitmen dengan Unit Transfusi Darah, biar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama transfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya
h.    Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah.  
G. Ambulan Desa
1. Pengertian
a. Ambulan desa ialah salah satu bentuk semangat bahu-membahu dan saling peduli sesama warga desa dalam sistem acuan dari desa ke unit acuan kesehatan yang berbentuk alat transportasi.
b. Ambulan desa ialah suatu alat transportasi yang sanggup di gunakan untuk menghatarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di daerah pelayanan kesehatan.
(Eny Retna, 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas ).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mempercepat penurunan AKI alasannya hamil, nifas dan melahirkan
b.  Tujuan Khusus
Mempercepat pelayanan kegawat daruratan dilema kesehatan, peristiwa serta kesiapsiagaan mengatasi dilema kesehatan terjadi atau mungkin terjadi.
3. Sasaran
     Pihak – pihak yang kuat terhadap perubahan sikap individu dan keluarga yang sanggup membuat iklim yang aman terhadap perubahan sikap tersebut. Semua individu dan keluarga yang tanggap dan peduli terhadap permaslahan kesehatan dalam hal ini kesiapsiagaan memenuhi sarana transportasi sebagai ambulan desa.
c.    Kriteria
a.    Kendaraan yang bermesin yang sesuai standar ( kendaraan beroda empat sehat ).
b.    Mobil pribadi, perusahaan, pemerintah pengusaha.
c.    ONLINE
d.    Indikator Proses Pembentukan Ambulan Desa
a.    Ada lembaga kesehatan desa yang aktif
b.    Gerakan bersama atau bahu-membahu oleh masyarakat dalam upaya mencegah dan mengatasi dilema kesehatan. Bencana serta kegawat daruratan kesehatan dengan pengendalian faktor resikonya.
c.    Pengamatan dan pemantauan dilema kesehatan.
Penurunan perkara dilema kesehatan, peristiwa atau kegawat daruratan kesehatan.






resource : Buku didik asuhan kebidanan komunitas
Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pengembangan Wahana/ Lembaga Psm (Peran Serta Masyarakat)Berperan Dalam Kegiatan"

Posting Komentar