Pembinaan Tugas Serta Masyarakat Di Komunitas

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Latar Belakang
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yaitu segala upaya akomodasi yang bersifat persu PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOMUNITAS
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yaitu segala upaya akomodasi yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan persoalan memakai sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di masyarakat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, hasilnya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan sanggup diartikan sebagai kemampuan untuk sanggup mengidentifikasi persoalan kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan sanggup diukur dengan makin banyakknya jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan, mau menjadi penerima Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
Peran serta masyarakat yaitu proses dimana individu, keluarga, forum swadaya masyarakat, dunia perjuangan dan masyarakat luas pada umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu proses pembentukkan organisasi di masyarakat dan sanggup mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta membuatkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber – sumber yang ada di masyarakat.
Kebidanan komunitas tidak sanggup dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Oleh alasannya yaitu itu tugas serta masyarakat mutlak di dalam suatu upaya kesehatantermasuk upaya kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan bukan oleh pemerintah saja, tugas serta  masyarakat merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan  kemandirian masyarakat diharapkan untuk mengatasi persoalan kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri yaitu kunci kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan biar sanggup dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan tugas serta masyarakat ( Melani N, 2009

Pengertian
Peran serta masyarakat yaitu proses dimana individu, keluarga, lembaga, lembaga swadaya masyarakat, dunia perjuangan dan masyarakat luas pada umumnya :
1.      Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat
2.      Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sehingga termotivasi untuk memecahkan persoalan kesehatan yang di hadapinya
3.      Menjadi perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam perkembangan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi dengan semangat tolong-menolong ( Depkes RI 1997 ).
Peran serta masyarakat yaitu rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan menurut tolong-menolong dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri, mengenal, memecahkan masalah, dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan biar bisa memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkanmutu hidup dan kesejahteraan masyarakat

Tujuan.
Tujuan training tugas serta masyarakat yang dilakukan oleh bidan yaitu terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat secara lerorgerasi untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana menuju keluarga sehat dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut aneka macam upaya dilakukan oleh bidan, menyerupai :
a.       Peningkatan tugas pemimpin di masyarakat untuk mendorong dan mengarahkan masyarakat dalam setiap upaya kesehatan ibu, anak  dan keluarga berencana.
b.      Peningkatan dan kesadaran serta kemauan masyarakat dalam pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
c.       Dorongan masyarakat untuk mengenali potensi tersedia yang sanggup dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan masyarakat ( Melani N, 2009 ).
Selain itu juga, tujuan tugas serta masyarakat yaitu tujuan kegiatan tugas serta masyarakat yang meningkatkan tugas dan kemandirian dan kolaborasi dengan forum – forum non pemerintah yang mempunyai visi sesuai, yaitu meningkatkan kuntitas dan kualitas kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat, memperkuat tugas aktif masyarakat dalam setiap tahap dalam proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraandengan masyarakat ( Laluna A, 2008 )
Faktor – faktor yang mensugesti tugas serta masyarakat
a.    Manfaat kegiatan yang dilakukan
Jika kegiatan yang dilakukan menawarkan manfaat yang kasatmata dan terperinci bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.
b.    Adanya kesempatan
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau seruan untuk berperan serta dan masyarakat melihat memangg ada hal – hal yang mempunyai kegunaan dalam kegiatan yang akan dilakukan.
c.    Memiliki keterampilan
Jika yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperan serta.
d.   Rasa memiliki
Rasa mempunyai sesuatu akan tumbuh kalau semenjak awal kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan kalau rasa mempunyai ini bisa ditumbuhkembangkan dengan baik maka tugas serta akan sanggup di lestarikan.
e.    Faktor tokoh masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh – tokoh masyarakat atau pimpinan kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperan serta ( Depkes RI, 1997 ).

Langkah Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Pembinaan tugas serta masyarakat pada umumnya merupakan ekologi manusia. Manusia didorong biar berupaya membuatkan kemampuannya menyebabkan pelaku upaya kesehatan keluarga di masyarakat.
Secara garis besar langkah membuatkan tugas serta yaitu :
a.       Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui obrolan untuk mendapatkan dukungan.
b.      Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan persoalan kesehatan keluarga dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.
c.       Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui kader yang telah terlatih ( Depkes RI, 1997 ).

A.    Pendataan Sasaran
Adapun sasaran dalam pendataan sasaran ini yaitu :
a.       Semua masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun menengah baik pedesaan maupun perkotaan.
b.      Unsur lintas sektor dan lintas kegiatan yang terkait.
c.       Kader teknis yang tersedia.
d.      Organisasi masyarakat.
e.       Masyarakat umum.
Adapun tahap-tahap dalam pendataan sasaran yang harus dilakukan oleh bidan komunitas, yaitu :
a.       Pengumpulan data
b.      Pencatatan data
c.       Pengolahan data
d.      Pembuatan Grafik PWS KIA

B.     Pencatatan Kelahiran dan Kematian Ibu dan Bayi
a.    Pengertian
Pencatatan yaitu suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, pustu, dan bidan di desa harus di catat. Kematian ibu yaitu kematian seorang perempuan dikala hamil atau dalam 42 ahad sehabis berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi kehamilan, alasannya yaitu aneka macam penyebab yang bekerjasama dengan distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus – kasus kecelakaan atau incidental (Depkes RI, 1998 ).
Angka Kematian Ibu ( AKI ) yaitu jumlah kematian ibu ( 15 – 49 tahun ) per 100.000 perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik resiko kematian ibu hamil dan gres saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada tahun tersebut ( Depkes RI, 1998 ). Angka Kematian Bayi ( AKB ) yaitu jumlah kematian bayi sebelum mencapai umur sempurna satu tahun per 1000 kelahiran hidup ( BPS, 2003 )
b.    Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi menerangkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( Maternal mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatah Indonesia pada tahun 2007 ( SDKI 2007 ). AKI di Indonesia sebesar 228 kematian / 100.000 kelahiran hidup. Target yang ingin dicapai sesuai tujuan MDGs pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian / 100.000 kelahiran hidup.
c.         Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Penyebab Kematian Ibu diantaranya yaitu perdarahan (42%), eklampsia (13%),  aborsi (11%), abses (10%), partus usang (9%), dan lain-lain (15%). Sedangkan AKI menurut BPS (2003) yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup, dengan penyebab gangguan perinatal 34,7%, sistem pernapasan 27,6%,  diare 9,4%,  sistem pencernaan 4,3%,  tetanus 3,4%,  syaraf 3,2%,  dan tanda-tanda tidak terperinci 4,1%.
C.    Penggerakan Sasaran Agar Mau Menerima / Mencapai  Pelayanan KIA
Penggerakan sasaran biar mau mendapatkan atau mencapai pelayanan KIA yaitu dilihat dari tugas bidan komunitas, yang tidak lain  adalah membantu keluarga dan masyarakat biar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal.
a.      Sebagai Pendidik
Berupaya biar sikap dan sikap komuniti di wilayah kerjanya sanggup berubah sesuai dengan kaidah kesehatan.
b.    Sebagai Pelaksana
Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melaksanakan kegiatan bimbingan terhadap kelompok dewasa pra nikah, pemeliharaan kesehatan bumil, nifas, dan masa interval dalam keluarga, pertolongan persalinan di rumah, tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan obstetrik di keluarga, pemeliharaan kesehatan kelompok perempuan dengan gangguan reproduksi dikeluarga, pemeliharaan kesehatan anak balita.
c.    Sebagai Pengelola
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus bisa mengenali kondisi kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
d.        Sebagai Peneliti
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah menyerupai yang dilakukan peneliti professional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui oleh bidan menyerupai pencatatan pengolshsn dan analisis data. Secara sederhana bidan sanggup menawarkan kesimpulan atau hipotesa atas hasil analisisnya. Berdasarkan data ia sanggup menyusun planning dan tindakan sesuai dengn permasalahan yang ditemukan. Bidan juga harus sanggup melaksanakan penilaian atas tindakan yang dilakukannya tersebut.

D.    Pengaturan Transportasi Setempat yang Siap Pakai Untuk Rujukan Kedaruratan
Penyaluran Transportasi Serta Yang Siap Pakai Untuk Rujukan Kegawat daruratan,yaitu:
a.       Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan Upaya Kesehatan ini intinya meneliti acuan kesehatan serta acuan medik yang sanggup bersifat vertical atau horizontal serta timbal balik. Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan.
b.      Bantuan Teknologi
Rujukan ini sanggup berupa permintaan pemberian teknologi tertentu baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan yang bisa menawarkan teknologi tertentu. Teknologi yang diberikan harus sempurna guna dan cukup sederhana dan sanggup dikuasai dan dilaksanakan serta sanggup didanai oleh masyarakat yang brsangkutan. Bantuan teknologi tersebut sanggup berupa:
1)      Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum
2)      Pembuangan air limbah
3)      Penimbangan bayi untuk pengisian kartu menuju sehat
c.       Bantuan Sarana Transportasi
Rujukan ini sanggup berupa permintaan pemberian baik secara tertentu dalam bidang kesehatan maupun sarana yang terrdapat pada sektor-sektor lain.Bantuan sarana transportasi tersebut sanggup berupa obat-obatan, peralatan medis, ambulans guna untuk merujuk pasien yang mengalami kegawat daruratan dari Puskesmas ke Rumah Sakit yang sanggup siap pakai untuk pelaksanaan acuan (Depkes RI,1997).

E.     Pengaturan Biaya
a.         Pengembangan Pembiayaan kesehatan
Dalam rangka mencapai tujuan dan sarana pembangunan kesehatan diharapkan dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat terdapat kecenderungan,bahwa tingginya biaya kesehatan akan menawarkan beban berat kepada pemerintah.oleh alasannya yaitu itu sesuai dengan dasar dasar pembangunan sistem kesehatan nasional dan bahwa upaya kesehatan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
b.         Sumber – sumber pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan akan berasal dari:
1)      Masyarakat termasuk swasta
2)      Pemerintah sentra dan daerah
3)      Dana upaya kesehatan

c.         Cara Pembiayaan
Pengakolasian dana kedalam kegiatan atau kegiatan, hendaknya bukan saja di sesuaikan dengan prioritas yang berorientasi pada manfaat dan  daya guna yang akan tercapai,namun hendaknya di pertimbangkan pula segi-segi kesesuaian dengan budi umum, namun di gariskan dana di arahkan kepada kegiatan atau kegiatan yang di titikberatkan kepada upaya kesehatan dengan kelompok sasaran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan baik biaya berupa biaya berobat, daya sehat maupun asuransi kesehatan merupakan komponenen biaya upaya kesehatan secara menyeluruh ( Depkes RI 1997 ).

F.     Pengorganisasian Donor darah
Pengorganisasian donor darah yaitu sekelompok warga yang siap untuk menjadi donor darah bagi ibu melahirkan yng membutuhkan darah. Para warga dikelompokkan menurut golongan darahnya. Dengan pendataan dan pengelompokkan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonoran, kelompok ini dibantu atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia ( PMI ) terdekat dengan prosedur yang disepakati bersama antara PMI dengan masyarakat.

G.    Pertemuan Rutin GSI dalam Promosi Suami Siaga dan Desa Siaga
Dalam upaya mencapai tujuan Negara untuk mensejahterakan masyarakat telah dilakukan aneka macam upaya pembangunan di tempat hingga tingkat desa/kelurahan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya insan yaitu melalui penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dikala hamil, melahirkan dan masa nifas dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Sejak tahun 1996 telah diluncurkan suatu Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) yang pencanangannya dilakukan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Desember 1996 di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) yaitu gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan utamanya dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penurunan AKI dan AKB berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) tempat dan Negara yang salah satu indikatornya yaitu derajat kesehatan. Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga merupakan akad internasional dalam rangka sasaran mencapai sasaran Millineum Development Goal’s ( MDG’s ). Adapun sasaran penurunan AKB yaitu sebesar dua per tigadan AKI sebesar tiga perempatnya dari 1990-2015.
Dalam pelaksanaan GSI, kecamatan merupakan lini terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sector dan masyarakat dengan pendekatan social budaya secara komprehensif utamanya dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB.
Selain itu juga GSI mempromosikan kegiatan kesehatan di komunitas lainnya menyerupai desa siaga dan suami siaga. Wujud agresi siaga yaitu pembantukan desa siaga, yaitu desa dimana warga, bidan dan pihak-pihak terkait di dalamnya siap-siaga dan bergotong royong melaksanakan upaya-upaya evakuasi ibu dan bayi gres lahir, terutama pada masa kritis 1-7 hari pasca kelahiran, sehingga mendukung upaya-upaya penyiapan insan sehat semenjak dini.
Tujuan yang akan dicapai dari agresi siaga dengan pembentukan desa siaga yaitu untuk membentuk atau membuatkan sistem pencatatan kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi, menumbuhkan dukungan promosi masyarakat dalam perawatan BBL, dan meningkatkan perubahan sikap masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja selama 6 bulan semenjak kelahiran. Di dalam desa siaga terdapat pula unsure desa siaga menyerupai suami siaga, warga siaga dan siaga.
Suami siaga yaitu suami yang telah menyadari dan waspada untuk menjaga kesehatan dan keselamatan istri nya yang sedang hamil hingga dengan persalinan nya. Suami siaga senantiasa siap untuk menawarkan yang terbaik untuk istri dan calon anaknya dan siap untuk memeriksakan kehamilan istrinya dan ikut mempersiapkan persalinan dengan pemberian tenaga medis.





Referensi :
Ilmu kesehatan masyarakat oleh syarifudin, SKM, M. Kes; theresia EVK, SST, SKM; Dra. Jomima, M.Kes 8.4 PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pembinaan Tugas Serta Masyarakat Di Komunitas"

Posting Komentar