Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

KEBUTUHAN DASAR IBU DALAM PROSES PERSALINAN

Ada beberapa kebutuhan dasar ibu selama prose persalinan antara lain :
KEBUTUHAN DASAR IBU DALAM PROSES PERSALINAN KEBUTUHAN DASAR IBU SELAMA PERSALINAN

1.    Dukungan fisik dan psikologis
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.Perasaan takut sanggup meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada hasilnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan ialah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang sanggup mendapatkan amanah serta bisa memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan. Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam acara yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu perempuan yang sedang dalam persalinan.
Dukungan sanggup diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat semenjak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka sanggup menciptakan laporan ihwal kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
Bidan harus bisa mengatakan perasaan kehadiran:
a.    Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melaksanakan observasi
b.    Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
c.    Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap damai dan bisa menenangkan pasien).

Ada lima kebutuhan dasar bagi perempuan dalam persalinan berdasarkan Lesser & Keane ialah:
1)    Asuhan fisik dan psikologis
2)    Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
3)    Pengurangan rasa sakit
4)    Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
5)    Informasi dan kepastian ihwal hasil persalinan yang aman.

Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya tunjangan fisik, emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 perempuan memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
Ø  Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
Ø  APGAR Score <7 lebih sedikit- Hasil kelahiran bertambah baik
Ø  Bersifat sayang ibu.
Ø  Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
Ø  Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka.
Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk tunjangan memiliki keuntungan-keuntungan:
- Sederhana
- Efektif
- Biayanya murah
- Resikonya rendah
- Membantu kemajuan persalinan

2.    Kebutuhan Makanan Dan Cairan
Makanan padat dihentikan diberikan selama persalinan aktif, oleh alasannya ialah makan padat lebih usang tinggal dalam lambung dari pada masakan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat , sanggup juga merangsang terjadinya mual/muntah yang sanggup menjadikan terjadinya aspiraasi ke dalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien sanggup diberikan banyak minum segar(ju buah, sup) selama proses persalinan, namuun jikalau mual/muntah dpt diberikan cairan IV(RL)

3.    Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. Bila pasien tidak sanggup berkemih sendiri sanggup dilakukan keterisasi oleh alasannya ialah kandung kencing  yang penuh akan menghambat penurunan baian terbawah janin, selain itu juga akan mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien alasannya ialah bersama dengan munculnya kontraksi uterus
Rektum yang penuh akan mengganggu penur tandaunan cuilan terbawah janin, namun jikalau pasien mengatkan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan tanda-tanda masuk pada kala II. Bila diharapkan sesuai indikasi sanggup dilakukan lavement

4.    Posisioning Dan Aktifitas
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu kejadian yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu semoga tetap damai dan rileks sedapat mungkin bidan dihentikan memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan ialah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa mengatakan tunjangan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
Bidan memebritahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa persalinanya. Jika ibu sudah semakin frustasi dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting kawasan yang sudah ditentukan (seperti contohnya menyarankan semoga ibu bangun atau berjalan-jalan). Bidan harus mengatakan suasana yang nyaman dan tidak memperlihatkan lisan yang terburu-buru, sambil mengatakan kepastian yang menyenangkan serta kebanggaan lainnya.
          Saat bidan mengatakan tunjangan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk mengatakan tunjangan persalinan., bidan tersebut harus melaksanakan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
1)    Aman, sesuai evidence based, dan memberi sumbangan pada keselamatan jiwa ibu.
2)    Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa didukung dan didengarkan.
3)    Menghormati praktek-praktek budaya, iktikad agama, dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan
4)    Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum menggunakan teknologi canggih.
5)    Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta sanggup dipahami ibu.

Posisi Untuk Persalinan

Posisi Alasan / Rasionalisasi
a.    Duduk atau setengah duduk - Lebih gampang bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati / mensupport perineum.
b.    Posisi merangkak - Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit
- Membantu bayi melaksanakan rotasi
- Peregangan minimal pada perineum
Berjongkok atau bangun - Membantu penurunan kepala bayi
- Memperbesar ukuran panggul: menambah 28% ruang outletnya
- Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi bantuan pada laserasi perineum)
Berbaring miring ke kiri - Memberi rasa santai bagi ibu yang letih
- Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
- Membantu mencegah terjadinya laserasi

Mengapa dihentikan bersalin dalam posisi terlentang / lithotomi?
- Dapat mengakibatkan Sindrome supine hypotensi alasannya ialah tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang menjadikan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi.
- Dapat menambah rasa sakit
- Bisa memperlama proses persalinan
- Lebih sulit bagi ibu untuk melaksanakan pernafasan
- Membuat buang air lebih sulit
- Membatasi pergerakan ibu
- Bisa menciptakan ibu merasa tidak berdaya
- Bisa menciptakan proses meneran menjadi lebih sulit
- Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
- Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.

5.    Pengurangan Rasa Nyeri
Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a.    Mengurangi sakit di sumbernya
b.    Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c.    Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, berdasarkan Varney’s Midwifery:
- Adanya sesorang yang sanggup mendukung dalam persalinan
- Pengaturan posisi
- Relaksasi dan latihan pernafasan
- Istirahat dan privasi
- Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
- Asuhan diri
- Sentuhan dan masase
- Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
- Pijatan ganda pada pinggul
- Penekanan pada lutut
- Kompres hangat dan kompres dingin
- Berendam
- Pengeluaran suara
- Visualisasi dan pemusatan perhatian
- Musik.


Sedangkan Sumarah (2008) mengkategorikan kebutuhan ibu dalam proses persalinan mencakup :
1. Kebutuhan fisiologis
a.   Oksigen.
b.   Makan dan minum.
c.   Istirahat selama tidak ada his.
d.   Kebersihan tubuh terutama genetalia.
e.   Buang air kecil dan buang air besar.
f.    Pertolongan persalinan yang terstandar.
g.   Penjahitan perineum jikalau perlu.

2. Kebutuhan rasa aman
a.   Memilih kawasan dan penolong persalinan.
b.   Informasi ihwal proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan.
c.   Posisi tidur yang dikehendaki ibu.
d.   Pendampingan oleh keluarga.
e.   Pantauan selama persalinan.
f.    Intervensi yang diperlukan.

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
a.   Pendampingan oleh suami/keluarga.
b.   Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
c.   Masase untuk mengurangi rasa sakit.
d.   Berbicara dengan bunyi yang lembut dan sopan.

4. Kebutuhan harga diri
a.   Merawat bayi sendiri dan menetekinya.
b.   Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu.
c.   Pelayanan yang bersifat tenggang rasa dan simpati.
d.   Informasi jikalau akan melaksanakan tindakan.
e.   Memberikan kebanggaan pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri
a.   Memilih kawasan dan penolong sesuai keinginan.
b.   Memilih pendamping selama persalinan.
c.   Bounding and attachment





Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan"

Posting Komentar