Deteksi Dini Komplikasi Pada Abad Nifas

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas

Berikut ialah Deteksi Dini Komplikasi pada masa nifas :

1.      Perdarahan Pervaginam      
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml sesudah bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa problem mengenai defenisi ini :
a.       Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang kala hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam bejana dan di lantai.
b.      Volume darah yang hilang juga bervariasi akhirnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan sanggup mengikuti keadaan terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun sanggup mengalami akhir fatal dari kehilangan darah.
c.       Perdarahan sanggup terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini sanggup tidak dikenali hingga terjadi syok.
Penilaian resiko pada ketika antenatal tidak sanggup memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua perempuan yang bersalin alasannya ialah hal ini sanggup menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan akhir atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2.      Infeksi Masa Nifas
Beberapa basil sanggup menimbulkan infeksi sesudah persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu tubuh panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal sanggup berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum alasannya ialah adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada kanal genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi.

Penyebab infeksi :
bakteri endogen dan basil eksogen

Faktor predisposisi :
nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, SC
Gejala klinis :
endometritis tampak pada hari ke 3 post partum disertai dengan suhu yang mencapai 39 derajat celcius dan takikardi, sakit kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
Manajemen :
ibu harus diisolasi


3.      Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Wanita yang gres melahirkan sering mengeluh sakit kepala mahir atau penglihatan kabur.Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
Penanganan :
·         Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
·         Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jikalau perlu dan jikalau pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per menit.
·         Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.

4.      Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Ini berafiliasi dengan no 3.


5.      Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih.

Organisme yang menimbulkan infeksi kanal kemih berasal dari tumbuhan normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur E. Coli mempunyai pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-eden, 1982).
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akhir stress berat persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akhir rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan terutama ketika infuse oksitosin dilarang terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air yang sering menimbulkan infeksi kanal kemih. 

6.      Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Payudara abuh yang tidak disusu secara adekuat sanggup menimbulkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. B.H yang terlalu ketat, menimbulkan segmental engorgement. Kalau tidak disusu dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.
Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan gampang terkena infeksi.
Gejala :
• Bengkak, nyeri seluruh payudara/ nyeri lokal.
• Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
• Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol)
• Panas tubuh dan rasa sakit umum.
Penatalaksanaan :
·         Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena edema dan sesering mungkin, biar payudara kosong kemudian pada payudara yang normal.
·         Berilah kompres panas, bisa memakai shower hangat atau lap berair panas pada payudara yang terkena.
·         Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football position)
·         Pakailah baju B. H yang longgar
·         Istirahat yang cukup , masakan yang bergizi
·         Banyak minum sekitar 2 liter per hari 
·         Dengan cara-cara ibarat tersebut di atas biasanya peradangan akan menghilang sesudah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi apabila dengan cara-cara ibarat tersebut di atas tidaka da perbaikan sesudah 12 jam, maka diberikan antibiotik selama 5-10 hari dan analgesia.

7.      Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat sesudah persalinan sanggup mengganggu nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan hingga kelelahan itu hilang. Hendaknya sesudah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah masakan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.
8.      Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas sanggup terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9.      Merasa murung atau tidak bisa mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri

Penyebabnya ialah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan perempuan hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akhir kurang tidur selama persalinan dan sesudah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya sesudah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi


DAFTAR RUJUKAN

Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Suheimi. 2006. Dasar-dasar Ilmu Kebidanan. Padang : Andalas University Press
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obsterri. Jakarta : EGC
Pinem, saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media
Jones, Llewellyn. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrat
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Mudah Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.  




Berikut ialah Deteksi Dini Komplikasi pada  Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas
Ibu Nifas










Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Deteksi Dini Komplikasi Pada Abad Nifas"

Posting Komentar