ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
1. Tidurkan bayi bersama ibunya segera sehabis dilahirkan selama beberapa jam pertama.
Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi pemberIbun ASI. Bayi yang normal berada dalam keadaan berdiri dan sadar dalam beberapa jam pertama sehabis lahir. KemudIbun mereka akan memasuki suatu masa tidur pulas. Penting untuk menciptakan bayi mendapatkan ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharusnya dilakukan perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sehabis bayi menyusui untuk pertama kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya dan melekat pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. Jika mungkin lakukan ini paling sedikit 30 menit, alasannya yaitu dikala itulah kebanyakan bayi sIbup menyusu.
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah duduk masalah umum yang timbul.
Ibu harus menjaga supaya tangan dan putting susunya selalu higienis untuk mencegah kotoran dan bakteri masuk ke dalam verbal bayi. Ini juga mencegah luka pada putting susu dan abuh pada payudara. Seorang ibu harus mencuci tangannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci tangannya sehabis buang air kecil atau air besar atau menyentuh sesuatu yang kotor. Ibu juga harus membersihkan payudaranya dengan air higienis satu kali sehari. Ibu dihentikan mengoleskan krim, minyak, alkohol, atau sabun pada putting susunya.
3. Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Posisi menyusui yang benar disini yaitu penting.
i. Berbaring miring, ini posisi yang amat baik untuk dukungan ASI yang pertama kali atau jika Ibu merasa lelah atau mencicipi nyeri.
ii. Duduk, penting untuk memperlihatkan topangan/sandaran pada punggung Ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Ini mungkin sanggup dilakukan dengan duduk bersila di atas kawasan tidur atau di lantai, atau duduk di kursi.
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara yaitu:
1) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada Ibu
2) Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3) Areola tidak akan bias terlihat dengan jelas
4) Bayi terlihat damai dan senang
5) Ibu tidak akan mencicipi nyeri pada putting susu
4. Bayi harus ditempatkan bersahabat ibunya di kamar yang sama (rawat gabung/rooming in).
Dengan demikian Ibu sanggup dengan gampang menyusui bayinya jika lapar. Ibu harus berguru mengenali gejala yang memperlihatkan bahwa byinya lapar. Bila Ibu terpisah tempatnya dari bayi, maka Ibu akan lebih usang berguru mengenali gejala tersebut.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Biasanya bayi gres lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, katakana pada Ibu untuk memperlihatkan ASInya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun, selama dua hari pertama sehabis lahir, beberapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam. Untuk memperlihatkan ASI pada bayi setiap/sesudah 4 jam, yang paling baik yaitu membangunkannya selama siklus tidurnya. Pada hari ketiga setelah lahir, sebagian besar bayi menyusu setiap 2-3 jam.
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
Makanan lain termasuk air sanggup menciptakan bayi saki dan menurunkan persediaan ASI Ibunya alasannya yaitu ibu memproduksi ASI tergantung pada seberapa banyak ASInya dihisap oleh bayi. Bila minuman lain atau air diberikan, bayi tidak akan merasa lapar, sehingga ia tidak akan menghisap.
7. Hindari susu botol dan “dot empeng”.
Susu botol atau kempengan menciptakan bayi resah dan sanggup membuatnya menolak pentil ibunya atau tidak menghisap dengan baik. Mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari prosedur menghisap putting susu pada payudara ibu. Ini akan membingungkan bayi. Bila bayi diberi susu botol atau kempengan, ia akan lebih susah berguru menghisap ASI ibunya.
Selengkapnya mengenai konsep dasar masa nifas klik [DISINI]
Daftar Rujukan
Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/Daftar Rujukan
Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
0 Response to "Dukungan Bidan Dalam Pemberian Asi"
Posting Komentar