Bounding Attachment,Sibling Rivally Dan Respon Ayah Dan Keluarga

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280



RESPON ORANG TUA TERHADAP BBL (Bayi Baru Lahir)


A.    Bonding Attachment
 interaksi orang bau tanah dan bayi secara faktual Bounding attachment,Sibling Rivally dan Respon ayah dan keluarga

a.       Pengertian bounding attachment menurut beberapa ahli,antara lain:

1)  Klausa dan kennel ( 1983): interaksi orang bau tanah dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera sehabis lahir.
2)  Nelson ( 1986): bounding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang bau tanah dan bayi segera sehabis lahir, sedangkan attachment adalah ikatan yang terjalin diantara individu yang mencakup pencurahan perhatian, yaitu kekerabatan emosi dan fisik yang akrab.
3)   Bennet dan Brown (1999): bounding adalah terjadinya kekerabatan orang bau tanah dan bayi semenjak awal kehidupan,sedangkan attachment ialah pencurahan kasih saying di antara individu.
4)  Brozelton ( dalam Bobak,1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang ibarat antara orang-orang  seperti antara orang bau tanah dan anak pada pertemuan pertama.
5) Parmi ( 2000): suatu perjuangan untuk menawarkan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon  antara  orang bau tanah dan bayi lahir.
6)  Perry ( 2002): bounding adalah proses pembentukan attachment atau membangun ikatan , sedangkan attachment  adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam kekerabatan orang bau tanah dan bayi.
7)  Subroto ( cit Lestari, 2002):sebuah peningkatan kekerabatan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang bau tanah dan bayi.


Jadi bounding attachment  adalah suatu ikatan yang  terjadi di antara orang bau tanah dan bayi gres lahir, yang mencakup pertolongan kasih sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik menarik. Selain itu,pengertian bounding attachment ialah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang bau tanah yang bersifat saling mengasihi serta memberi keduanya pementuan emosional dan saling membutuhkan. Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung, dan sanggup dimulai semenjak kehamilan. Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.

b.      Tahap-Tahap Bounding Attachment :
1) Perkenalan (acquaintance), dengan melaksanakan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera sehabis mengenal bayinya.
2)   Bounding (keterikatan)
3)  Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Adapun interaksi yang menyenangkan, contohnya :
1)   Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu.
2)   Sentuhan pada pipi.
Sentuhan ini sanggup menstimulasi respon yang mengakibatkan terjadinya gerakan muka bayi kearah muka ibu atau kearah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap memakai hidung serta menjilat putingnya, dan terjadilah rangsangan untuk sekresi prolaktin.
3)   Tatap mata bayi dan ibu.
Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang, menjadikan perasaan saling mempunyai antara ibu dan bayi.
4)   Tangis bayi.

c.       Keuntungan Bounding Attachment :
1.   Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.   Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

d.      Hambatan Bounding Attachment :
1.      Kurangnya support sistem.
2.      Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.      Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.      Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.


B.     Respon Ayah Dan Keluarga
 interaksi orang bau tanah dan bayi secara faktual Bounding attachment,Sibling Rivally dan Respon ayah dan keluarga
Respon terhadap bayi gres lahir berbeda antara ayah yang satu dengan yang lain. Hal ini tergantung, bisa positif bisa negatif.
a.       Respon positif
Respon positif sanggup ditunjukkan dengan:
1.   Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
2.   Ayah bertambah ulet bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan        baik.   
3.    Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
4.    Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
b.      Respon negatif
Respon negatif sanggup ditunjukkan dengan:
1.    Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga alasannya ialah jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
2.    Kurang berbahagia alasannya ialah kegagalan KB.
3.    Perhatian ibu pada bayi yang hiperbola yang mengakibatkan ayah merasa kurang mendapat perhatian.
4.    Faktor ekonomi menghipnotis perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga alasannya ialah kecemasan dalam biaya hidupnya.
5.    Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga alasannya ialah anak lahir cacat.
6.    Anak yang dilahirkan merupakan hasil kekerabatan zina, sehingga menjadikan rasa malu dan malu bagi keluarga.
Perilaku orang bau tanah yang sanggup menghipnotis ikatan kasih sayang antara orang bau tanah terhadap bayi gres lahir, terbagi menjadi Perilaku memfasilitasi dan Perilaku penghambat.
Ø  Perilaku Memfasilitasi :
1.    Menatap, mencari ciri khas anak.
2.    Kontak mata.
3.    Memberikan perhatian.
4.    Menganggap anak sebagai individu yang unik.
5.    Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
6.    Memberikan senyuman.
7.    Berbicara/bernyanyi.
8.    Menunjukkan pujian pada anak.
9.    Mengajak anak pada program keluarga.
10.  Memahami sikap anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11.  Bereaksi positif terhadap sikap anak.
Ø  Perilaku Penghambat :
1.   Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak.
2.    Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak menawarkan nama pada anak.
3.   Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4.   Tidak menggenggam jarinya.
5.   Terburu-buru dalam menyusui.
6.   Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Respon orang bau tanah terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
1.         Faktor internal.
2.         Faktor eksternal.
1.   Faktor internal
Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, harapan menjadi orang bau tanah yang telah diimpikan dan imbas pembinaan selama kehamilan).

2.    Faktor eksternal
Yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap dan sikap pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang bau tanah selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya

C.    Sibling Rivalry
       Sibling Rivalry sanggup diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak alasannya ialah merasa ada bahaya gangguan yang mengganggu kestabilan kekerabatan keluarganya dengan adanya saudara baru.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan berbagi beberapa keterampilan penting.
2.   Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3.  Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

 interaksi orang bau tanah dan bayi secara faktual Bounding attachment,Sibling Rivally dan Respon ayah dan keluarga
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang bau tanah untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak sanggup bergaul dengan baik, antara lain:
1.      Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2.      Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3.      Menyukai talenta dan keberhasilan bawah umur Anda.
4.      Membuat bawah umur bisa bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5.      Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6.      Mengajarkan bawah umur Anda cara-cara positif untuk mendapat perhatian dari satu sama lain.
7.   Bersikap adil sangat penting, tetapi diubahsuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8.      Merencanakan acara keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9.      Meyakinkan setiap anak mendapat waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10.  Orang bau tanah tidak perlu eksklusif campur tangan kecuali dikala gejala akan kekerasan fisik.
11.  Orang bau tanah harus sanggup berperan menawarkan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
12.  Orang bau tanah dalam memisahkan bawah umur dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13.  Jangan memberi tuduhan tertentu wacana negatifnya sifat anak.
14.  Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari sikap orang bau tanah sehari-hari ialah cara pendidikan bawah umur untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
  1. Membantu membuat terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
  2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk menawarkan respon positif wacana bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan



Daftar Pustaka :

Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Bounding Attachment,Sibling Rivally Dan Respon Ayah Dan Keluarga"

Posting Komentar