Perilaku Sakit

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes


PERILAKU SAKIT

1.3. Perilaku Sakit
2.4.1. Definisi Perilaku Sakit
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya,mendefinisika dan menginterpretasikan tanda-tanda yang dialami, melaksanakan upaya penyembuhan, dan penggunaan system pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit, sikap sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.
Menurut Parsons, sikap spesifik yang tampak bila seseorang menentukan kiprah sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak sanggup disalahkan semenjak mulai sakit, dikecualikan dari tanggungjawab pekerjaan, social dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya dibutuhkan mencari pertolongan biar cepat sembuh.
Menurut Cockerham, meskipun konsep Parsons tersebut tidak berkhasiat untuk memahami kiprah sebagai orang sakit, namun tidak terlalu sempurna untuk :menerangkan variasi sikap sakit, digunakan pada penyakit kronis, keadaan dan situasi yang menghipnotis hubungan pasien-dokter, atau untuk menunjukan sikap sakit masyarakat kelas bawah. Juga berdasarkan Meile, konsep Parsons tersebut tidak cocok digunakan pada orang sakit jiwa.

2.4.2. Penyebab Perilaku Sakit
Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa penyebab sikap sakit itu sebagai berikut :
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Dikenal dan dirasakan nyata tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Anggapan dan gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Frekuensidanpersisten (terus-menerus, menetap) tandadangejala yang dapatdilihat.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti: akomodasi ,tenaga, obat-obatan, biaya, dan transportasi.
Menurut Sri KusmiyatidanDesmaniarti (1990), terdapat 7 sikap orang sakit yang dapatdiamati, yaitu:
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Fearfullness (merasa ketakutan), umumnya individu yang sedang sakit memilik perasaan takut. Bentuk ketakutannya, meliputi takut penyakitnya tidak sembuh, takut mati, takut mengalami kecacatan, dan takut tidak mendapat pengakuan dari lingkungan sehingga merasa diisolasi.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Regresi, salah satu perasaan yang timbul pada orang sakit adalah ansietas (kecemasan). Untuk mengatasi kecemasan tersebut, salah satu caranya adalah dengan regresi (menarikdiri) dari lingkungannya.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Egosentris, mengandung arti bahwa perilaku individu yang sakit banyak mempersoalkan tentang dirinya sendiri. Perilaku ego sentris, ditandai dengan hal hal berikut : Hanya ingin menceritakan penyakitnya yang sedang diderita, Tidak ingin mendengarkan persoalan orang lain, hanya memikirkan penyakitnya sendiri, Senang mengisolasi dirinya baik dari keluarga, lingkungan maupun kegiatan.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Terlalu memperhatikan persoalan kecil, yaitu perilaku individu yang sakit dengan melebih lebihkan persoalan kecil. Akibatnya pasien menjadi cerewet, banyak menuntut, dan banyak mengeluh tentang masalah sepele. Reaksi emosional tinggi, yaitu perilaku individu yang sakit ditandai dengan sangat sensitive terhadap halhal remeh sehingga menyebabkan reaksi emosional tinggi.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Perubahan persepsi terhadap orang lain, karena beberapa factor diatas, seorang penderita sering mengalami perubahan persepsi terhadap orang lain.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Berkurangnya minat,  individu yang menderita sakit di samping memiliki rasa cemas juga kadang kadang timbul stress. Faktor psikologis inilah salah satu sebab berkurangnya minat sehingga ia tidak mempunyai perhatian terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya.

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
a.     Faktor Internal
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Persepsi individu terhadap tanda-tanda dan sifat sakit yang dialami.
Klien akan segera mencari pertolongan kalau tanda-tanda tersebut sanggup mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari.
Misalnya: Tukang Kayu yang menderita sakit punggung, kalau ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan.
Akan tetapi persepsi ibarat itu sanggup pula mempunyai jawaban yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana tanda-tanda relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi aktivitas terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung usang (>6 bulan) sehingga terang sanggup mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada.

b.     Faktor Eksternal
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Gejala yang Dapat Dilihat
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit sanggup menghipnotis Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, lantaran mungkin komentar orang lain terhadap tanda-tanda bibir pecah-pecah yang dialaminya.

Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya ketika melaksanakan SADARI. Kemudian mereka mendiskusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan  untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan sahabat Ny.B mungkin akan menyampaikan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.

Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar  belakang budaya yang dimiliki klien.

Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap tanda-tanda penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.



Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau daerah pelayanan medis lain sering menghipnotis kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar  dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan mekanisme yang rumit.

Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan.

2.4.4. Tahap-tahap Perilaku Sakit
1. Tahap I (Mengalami Gejala)
Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu. Persepsi individu terhadap suatu tanda-tanda meliputi:
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll);
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan menetapkan apakah hal tersebut merupakan suatu tanda-tanda penyakit;
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT        Respon emosional.
Jika tanda-tanda itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan sanggup mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

2.  Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
Terjadi kalau tanda-tanda menetap atau semakin berat. Orang yang sakit akan melaksanakan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari impian terhadap perannya.
Menimbulkan perubahan emosional seperti: menarik diri/depresi, dan juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau sederhana tergantung  beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan asumsi usang sakit.
Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan  akan tetapi kalau tanda-tanda itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melaksanakan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berkembang menjadi seorang klien.

3.  Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari klarifikasi mengenai tanda-tanda yang dirasakan, penyebab  penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang.
Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru menyatakan kalau mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya. Klien bisa mendapatkan atau menyangkal diagnosa tersebut.
Bila klien mendapatkan diagnosa mereka akan mematuhi rencana pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi kalau menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain hingga mereka menemukan orang yang menciptakan diagnosa sesuai dengan keinginannya atau hingga mereka mendapatkan diagnosa awal yang telah ditetapkan.
Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain hingga ia memperoleh diagnosa yang diinginkan
Klien yang semenjak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain  untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter  sebagai perjuangan klien menghindari diagnosa yang sebenarnya.

4.  Tahap IV (Peran Klien Dependen)
Pada tahap ini klien mendapatkan keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan tanda-tanda yang ada. Klien mendapatkan perawatan, simpati, atau proteksi dari banyak sekali tuntutan dan stress hidupnya.
Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan kiprah normalnya, semakin parah sakitnya, semakin bebas.
Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikan dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini terang akan menghipnotis kiprah klien di daerah ia bekerja, rumah maupun masyarakat.

5.  Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
Merupakan tahap tamat dari sikap sakit, dan sanggup terjadi secara tiba-tiba, contohnya penurunan demam.
Penyembuhan yang tidak cepat, menimbulkan seorang klien butuh perawatan lebih usang sebelum kembali ke fungsi optimal, contohnya pada penyakit kronis.
Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama.  Pemahaman terhadap tahapan sikap sakit akan membantu perawat  dalam mengidentifikasi perubahan perubahan perilaku sakit klien dan bahu-membahu klien menciptakan rencana perawatan yang efektif.

2.4.5. Dampak Sakit
1.     Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.
Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan sikap dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam, mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi gampang marah, dan lebih menentukan menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi kalau mengancam kehidupannya.dapat menimbulkan perubahan emosi dan sikap yang lebih luas, ibarat ansietas, syok, penolakan, marah, dan menarikdiri.
Perawat berperan dalam berbagi koping klien dan keluarga terhadap stress, lantaran stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.

2.     Terhadap Peran Keluarga
Setiap orang mempunyai kiprah dalam kehidupannya, ibarat pencari nafkah, pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut sanggup mengalami perubahan.
Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih gampang beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Perubahan jangka pendek : klien tidak mengalami tahap penyesuaian yang berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka panjang : Klien memerlukan proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’.
Peran perawat yakni melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana keperawatan.
3.     Terhadap Citra Tubuh
Citra badan merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan fisiknya. Beberapa penyakit sanggup menimbulkan perubahan dalam penampilan fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut. Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan gambaran badan itu tergantung pada:
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT      Jenis Perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau organ tertentu)
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT      Kapasitas adaptasi
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT      Kecepatan perubahan
Perilaku sakit merupakan sikap orang sakit yang meliputi PERILAKU SAKIT      Dukungan yang tersedia.

4.     Terhadap Konsep Diri
Konsep Diri yakni gambaran mental seseorang terhadap dirinya sendiri, meliputi bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.
Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran badan dan kiprah yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri. Perubahan konsep diri jawaban sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran.
Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri  karena sakitnya mungkin tidak bisa lagi memenuhi harapan  keluarganya, yang akibatnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien.

5.     Terhadap Dinamika Keluarga
Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melaksanakan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melaksanakan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. “Ilmu Perilaku Kesehatan”. Jakarta. Rineka Cipta.
  2. Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
  3. Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
  4. Go Nursing. 2008.  Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar. http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/.
  5. Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  6. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
  7. Tri Kurniawati, Irma. 2008. “ Gambaran Pemanfaatan-Literatur”. www.lontar.ui.ac.id.
  8. http://andhablog.blogspot.com/2009/04/perilaku-sakit
  9. (http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/.
  10. Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  11. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
  12. Tri Kurniawati, Irma. 2008. “ Gambaran Pemanfaatan-Literatur”. www.lontar.ui.ac.id.
  13. http://andhablog.blogspot.com/2009/04/perilaku-sakit
  14. http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar/.
  15. Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  16. Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
  17. Tri Kurniawati, Irma. 2008. “ Gambaran Pemanfaatan-Literatur”. www.lontar.ui.ac.id.
  18. http://andhablog.blogspot.com/2009/04/perilaku-sakit


Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Perilaku Sakit"

Posting Komentar