Protein Urine

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes



2.1 Protein urin
2.1.1 Pengertian Protein Urin
       Proteinuria didefinisikan sebagai terdapatnya protein dalam urin insan yang melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari. Biasanya proteinuria gres dikatakan patologis bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kali investigasi dalam waktu yang berbeda. Ada yang menyampaikan proteinuria persisten jikalau protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit di atas nilai normal (Bawazier, 2006).
2.1.2 Mekanisme Protein Urin
5

        Dinding pembuluh darah dan struktur jaringan yang ada disekitarnya berperan penting sebagai barier terhadap melintasnya makromolekuler menyerupai globulin dan albumin. Hal ini terjadi alasannya yakni tugas dari sel endotel pada kapiler, membran basal dari glomerulus dan epitel viseral. Makromolekular yang melintasi dinding kapiler berbanding terbalik dengan ukurannya. Hal ini tanggapan heparan sulfat proteoglikans yang terdapat pada dinding kapiler glomerulus menjadikan efek kendala negatif pada makromolekuler menyerupai albumin. Adanya proses peradangan pada glomerulus berakibat perubahan ukuran barier dan hilangnya kendala anionik sehingga terjadilah proteinuria. Mikroglobulin, α mikroglobulin, vasopresin, insulin dan hormon paratiroid secara bebas melalui filter glomerulus dan selanjutnya diabsorbsi serta dikatabolisme pada tubulus kontortus proksimalis. Kerusakan pada epitel tubulus proksimalis menjadikan kegagalan untuk mereabsorbsi protein dengan berat molekul rendah yang selanjutnya keluar melalui urin (Jeanida, 2010)
2.1.3 Macam-macam Pemeriksaan Protein Urin
Macam-macam investigasi protein urin yaitu:
1.    Pemeriksaan protein urin dengan metode sulfosalicil 20 %
       Pemeriksaan terhadap protein merupakan investigasi rutin. Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin menurut pada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, oleh alasannya yakni itu dianjurkan menggunakan urin yang jernih dalam investigasi terhadap protein (Gandasaoebrata,2007)
      Adapun prinsip dari investigasi asam sulfosalicil yakni adanya protein dalam urin sanggup dinyatakan dengan penambahan asam sulfosalicil untuk mendekatkan ke titik isoelektris protein, dimana kekeruhan yang timbul dinilai secara semikuantitatif. Tes dengan asam sulfosalicil sangat peka yaitu adanya protein dalam konsentrasi 0,002 % sanggup dinyatakan oleh tes ini. Kalau hasil tes ini negatif tidak perlu memikirkan kemungkinan adanya proteinuria (Gandasoebrata, 2007).
Prosedur investigasi protein urin dengan asam sulfosalicil 20 % :
1.    Alat:
a.    Tabung reaksi.
b.    Spiritus.
c.    Penjepit tabung.
2.    Bahan:
a.    Asam sulfosalicil 20%.
b.    Urin.
3.    Cara kerja:
a.    Siapkan 2 tabung reksi.
b.    Isi tabung 1 dengan urin sebanyak 2 ml.
c.    Isi tabung 2 dengan urin sebanyak 2 ml dan tambahkan 8 tetes asam sulfosalicil.
d.    Kocok dan panaskan di atas nyala api hingga mendidih.
e.    Dinginkan 1-3 menit.
f.     Amati dengan membandingkan pada tabung 1.
g.    Jika tabung 1 dan 2 sama dinyatakan protein dalam urin negatif.
h.    Jika tabung 2 timbul kekeruhan dinyatakan protein dalam urin positif.
4.    Cara penilaiannya:
a.    Negatif (-): tidak ada kekeruhan sedikitpun juga
b.    Positif +1/1+: ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir dalam kekeruhan itu
c.    Positif++/2+: kekeruhan gampang sanggup dilihat dan tampak butir-butir dalam kekeruhan
d.    Positif +++/3+: urin terang keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping
e.    Positif ++++/4+:urin sangat keruh an kekeruhan berkeping-keping besar, menggumpal dan memadat. (Gandasoebrata, 2007).
2.    Pemeriksaan protein urin metode asam asetat 6 %
       Pada investigasi protein urin dengan asam asetat ini protein yang ada dalam koloid dipresipitasikan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektris protein, pemanasan selanjutnya untuk mengadakan denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urin atau yang sengaja ditambahkan ke dalam urin (Gandasoebrata, 2007)
       Percobaan dengan asam asetat  ini cukup peka untuk klinik, yaitu sebanyak 0,004 % protein sanggup dinyatakan dengan tes ini. Asam asetat yang digunakan tidak penting konsentrasinya tiap konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang penting ialah pH yang dicapai dengan dukungan asam asetat, oleh alasannya yakni itu ada yang lebih suka menggunakan larutan penyangga pH 4,5 sebagai pengganti larutan asam asetat, sehingga dengan reagen ini adanya garam-garam untuk mempresipitasikan protein dengan sendirinya terjamin (Gandasoebrata, 2007)
Prosedur investigasi protein urin dengan asam asetat 6%:
1.    Alat:
a.    Tabung reaksi
b.    Api spiritus
c.    Penjepit tabung
d.    Korek api
2.    Bahan:
a.    Asam asetat 6%.
b.    Urin
3.    Cara kerja:
a.    Masukkan urin ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml
b.    Panaskan di atas nyala api dengan menggunakan penjepit tabung hingga mendidih.
c.    Tetesi dengan asam asetat 1-3 tetes.
d.    Diamkan 1-3 menit.
e.    Jika kekeruhan hilang dinyatakan protein dalam urin negatif
f.     Jika kekeruhan tetap ada dinyatakan protein dalam urin positif
4.    cara penilaiannya:
a.    Negatif (-): tidak ada kekeruhan sedikitpun juga
b.    Positif +/1+:ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir dalam kekeruhan itu
c.    Positif++/2+:kekeruhan gampang sanggup dilihat dan tampak butir-butir dalam kekeruhan
d.    Positif +++/3+:urin terang keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping
e.    Positif ++++/4+:urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar, menggumpal dan memadat. (Gandasoebrata, 2007).
3.    Pemeriksaan protein dengan Carik celup
      Banyak investigasi penyaring kini dilakukan dengan menggunakan carik celup. Pemeriksaan yang menggunakan carik celup biasanya sangat cepat dan mudah. Carik celup berupa secarik kertas plastik yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu hingga sembilan kertas isap atau materi peyerap lain yang masing-masing mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada dalam urin. Adanya dan banyaknya zat yang dicari ditandai oleh perubahan warna tertentu pada bab yang mengandung reagen spesifik. Pemeriksaan protein urin dengan carik celup ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor suhu dan cahaya matahari maka carik celup harus disimpan dengan baik (Gandasoebrata, 2007)
Prosedur investigasi dengan cari celup:
1.    Siapkan urin yang akan diperiksa
2.    Kocok urin tersebut semoga urin dengan sedimen sanggup tercampur
3.    Celupkan carik ke dalam urin.
4.    Hilangkan kelebihan urin yang menempel pada carik
5.    Amati perubahan warna yang terjadi
6.    Bandingkan dengan standart warna yang ada pada kit reagen (Gandasoebrata, 2007)
 

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Protein Urine"

Posting Komentar