Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Demam berdarah diyakini merupakan salah satu penyakit yang sudah ada usang di dunia.  Jejak rekam mengenai penyakit dengan tanda-tanda yang serupa telah ditemukan di ensiklopedia medis dari Cina tertanggal tahun 992. Seiiring dengan perkembangan global di bidang pelayaran dan industri pengiriman barang melalui maritim di era ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan bertambah dengan pesat dan membuat kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan nyamuk vektor bagi penyakit demam berdarah. Nyamuk dan virus yang berperan dalam penyakit ini terus menyebar ke banyak sekali tempat gres dan telah mengakibatkan banyak epidemi di seluruh dunia. Salah satu epidemi demam berdarah yang paling pertama terjadi di tempat Asia Tenggara.
Laporan resmi pertama mengenai pasien yang terserang penyakit serupa demam berdarah terjadi pada tahun 1779.
Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue membuat demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian sangat serius secara global.
Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah merupakan salah satu problem kesehatan masyarakat yang perluperhatian serius. Pada januari 2010, Dinkes Kota Bengkulu mencatat 44 kasus DBD dan dua orangdiantaranya meninggal. Penyakit ini ditandai dengan panas mendadak yang sanggup mencapai 38 -40C, selain itu juga ditandai dengan adanya bintik-bintik merah akhir pecahnya pembuluh darah.Jika dilakukan investigasi darah, didapatkan penurunan trombosit yang cukup signifikan.Demam berdarah disebabkan oleh virus dangue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypty 

1.2  Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum:
  1. Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah
Tujuan khusus:
a.       Mengetahui factor agent, host dan environment.
b.      Mengetahui penyebab terjadinya demam berdarah.
c.       Mengetahui cara pengobatan dan pemberantasan.

SASARAN :
Terselesainya makalah ini kami berharap sanggup bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa, dan umum untuk menuju kesuksesannya dalam bidang kesehatan.
1.3  Rumusan Masalah
Menenmukan penyebab, pemberantasan dan pengobatan dari tanda-tanda penyakit demam berdarah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
      Aedes Aegypti jentik nyamuk ini mempunyai ciri yang khasyaitu selalu bergerak aktif di dalam air. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaanair untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah untuk mencari masakan dan seterusnya.Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada disekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembang/berubahmenjadi kepompong. Bentuk kepompong yakni menyerupai koma, gerakannya lamban dan seringberada dipermukaan air. Setelah 1 - 2 hari akan menjadi nyamuk baruPemeriksaan jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, periksalah tempatpenampungan air (bak mandi, wc, drum, vas, ban bekas) yang ada di dalam rumah atau disekitarrumah. Jika tidak ditemukan jentik di permukaan, tunggu selama kurang lebih satu menit karena jika bernafas jentik akan muncul ke permukaan untuk bernafas. Apabila gelap sanggup digunakanbantuan senter untuk melihat kedalam tempat penampungan air. Cocokkan ciri jentik denganuraian di atas. Jika sanggup dipastikan jentik tersebut yakni jentik Aedes Aegypti, maka petugaskesehatan masyarakat atau jumantik akan melaksanakan abatisasi dan pencatatan.Abatisasi yaitu memperlihatkan abate pada tempat penampungan air yang ditemukan jentik,untuk membunuh jentik yang ada. Tentu saja ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kesehatanmasyarakat, semoga terhindar dari bibit penyebab DBD. Sedangkan Pencatatan yang dilakukanmeliputi tanggal investigasi dan kelurahan tempat dilakukan survei pemantauan jentik, namakeluarga dan alamat (lengkap dengan RT/ RW), jumlah semua penampungan air (container) yangdiperiksa, serta jumlah container yang di temukan jentik. Data tersebut akan dipakai untukmenghitung angka bebas jentik.Apabila angka bebas jentik suatu tempat tertentu rendah, maka kemungkinan pendudukdaerah tersebut untuk terkena DBD yakni lebih besar dibanding tempat lain yang angka bebas jentiknya lebih besar. Hasil pencatatan kemudian dilaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) sekitar dan kemudian dilanjutkan ke Dinas Kesehatan. Makara gampang bukan melakukanpemberantasan sarang nyamuk? Jika anak sekolah saja bisa, apalagi kita. Mari ramai-ramai kitacegah demam berdarah dengan berperan aktif menjadi jumantik.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan stress berat maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh lantaran itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu sanggup mengalami stress berat / kematian.
Penyebab demam berdarah memperlihatkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil sanggup mengakibatkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

2.2 Faktor Agent
Nyamuk Aedes aegypti yakni vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Penyebab utama penyakit demam berdarah yakni virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui sanggup mengakibatkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah gres muncul ketika seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami nanah oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam badan sehabis nanah pertama justru akan menimbulkan kemunculan tanda-tanda penyakit yang lebih parah ketika terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang sanggup terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya sanggup menginfeksi satu kali akhir adanya sistem imun badan yang terbentuk.
Virus dengue sanggup masuk ke badan insan melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes menyerupai Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yakni vektor yang paling banyak ditemukan mengakibatkan penyakit ini. Nyamuk sanggup membawa virus dengue sehabis menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi sanggup mentransmisikan virus dengue tersebut ke insan sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga sanggup berbagi virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa simpanse juga sanggup terserang oleh virus dengue, serta sanggup pula berperan sebagai sumber nanah bagi simpanse lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.
Tingkat risiko terserang penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang mempunyai antibodi terhadap virus dengue akhir nanah pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.

2.3 Faktor Host
2.3.1 Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue sanggup bermanifestasi pada beberapa luaran, mencakup demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom stress berat dengue
   2.3.1.1 Demam berdarah klasik
            Demam berdarah memperlihatkan tanda-tanda yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan bawah umur yakni demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, tanda-tanda yang tampak yakni demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali sanggup diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga memperlihatkan pendarahan yang mencakup mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat ketika menstruasi (menorrhagia).
2.3.1.2 Demam Berdarah Dengue ( Hemoragik )
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya memperlihatkan tanda-tanda menyerupai penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat tanda-tanda utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik yakni adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD yakni seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu badan yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien sanggup sembuh dengan cepat sehabis mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD sanggup menimbulkan kematian
2.3.1.3 Sindrom Syok Dengue
Sindrom stress berat yakni tingkat nanah virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh tanda-tanda yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan stress berat (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya sehabis 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di pecahan perut yakni tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom stress berat terjadi biasanya pada bawah umur (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami nanah dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan sanggup berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan sempurna dan cepat. Durasi stress berat itu sendiri sangat cepat. Pasien sanggup meninggal pada kurun waktu 12-24 jam sehabis stress berat terjadi atau sanggup sembuh dengan cepat bila perjuangan terapi untuk mengembalikan cairan badan dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa stress berat akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
2.4 Faktor Enviroment
                 Penyakit demam berdarah ditemukan di tempat tropis dan subtropis di banyak sekali belahan dunia, terutama di demam isu hujan yang lembap
2.Pencegahan
  • Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang homogen seminggu sekali.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
  • Menutup lubang – lubang pada potongan bambu /pohon, dll.
  • Menaburkan bubuk larvasida, contohnya di tempat – tempat yang sulit di kuras atau di tempat yang sulit air.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / kolam – kolam penampung air.
  • Memasang kawat kasa.
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
  • Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
  • Menggunakan kelambu.
  • Memakai obat yang sanggup mencegah gigitan nyamuk.

2.6 Transmisi
Nyamuk Aedes aegypti yakni vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan
            Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah yakni dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut sanggup dilakukan dengan memakai beberapa metode yang tepat, yaitu:
  • Lingkungan
Pencegahan demam berdarah sanggup dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras kolam mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
  • Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue sanggup dikontrol dengan memakai ikan pemakan jentik dan bakteri.
  • Kimiawi
Pengasapan (fogging) sanggup membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air sanggup membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu sanggup juga dipakai larvasida.
Selain itu oleh lantaran nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang sanggup dilakukan yakni memakai senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk sanggup melindungi badan dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum menjelma semakin parah.
3.2 Pemberantasan
             Jentik nyamuk ini mempunyai ciri yang khas yaitu selalu bergerak aktif di dalam air. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaanair untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah untuk mencari masakan dan seterusnya.Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada disekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari jentik itu akan berkembang/berubahmenjadi kepompong. Bentuk kepompong yakni menyerupai koma, gerakannya lamban dan seringberada dipermukaan air. Setelah 1 - 2 hari akan menjadi nyamuk baruPemeriksaan jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, periksalah tempat penampungan air (bak mandi, wc, drum, vas, ban bekas) yang ada di dalam rumah atau disekitarrumah. Jika tidak ditemukan jentik di permukaan, tunggu selama kurang lebih satu menit karena jika bernafas jentik akan muncul ke permukaan untuk bernafas. Apabila gelap sanggup digunakanbantuan senter untuk melihat kedalam tempat penampungan air.
Lakukan 3M ( menguras tempat penampungan air, mengubur barang- barang bekas dan menutup tempat penampungan air)
3.3 Pengobatan
            Obat yang mengandung acetaminofen, contohnya tilenol, sangat disarankan bagi penderita demam berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Sampai ketika ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah yakni pemberian cairan badan (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah kehilangan cairan tubuh akhir demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal menyerupai ibuprofen dan sodium naproxen justru sanggup meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akhir pendarahan yang terjadi.
Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk, lantaran dikhawatirkan sanggup menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Demam berdarah (DB) yakni penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah insan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, contohnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang sanggup mengakibatkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di tempat tropis dan subtropis di banyak sekali belahan dunia, terutama di demam isu hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus nanah virus dengue di seluruh dunia.

4.2 Saran
1.       Bagi Keluarga Pasien
Anda dan keluarga menjaga higienitas lingkungan tinggal Anda
2.       Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sanggup mengerti wacana teori penyakit Demam Berdarah Dengue.

DAFTAR PUSTAKA


  1. Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm. Diakses pada 10 Agustus 2011
  2. World Health Organization (2009) "Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever" World Health Organization http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. Diakses pada 10 Agustus 2011
  3. Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology" Centres for Disease Control and Prevention http://www.cdc.gov/Dengue/epidemiology/index.html. Diakses pada 10 Agustus 2011 
  4.  Vorvick, L (2010) "Dengue hemorrhagic fever" MedlinePlus http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm. Diakses pada 10 Agustus 2011 
  5. National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006) "Dengue Fever" National Institute of Allergy and Infectious Diseases http://www.niaid.nih.gov/topics/DengueFever/Understanding/Pages/Cause.aspx. Diakses pada 10 Agustus 2011 
  6. World Health Organizaton. 1997. Clinical Diagnosis. Diakses pada 10 Agustus 2011
  7.  National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue Fever Symptomps. Diakses pada 10 Agustus 2011.
  8.  Dengue Fever Test and Diagnosis. Diakses 10 Agustus 2011.
  9. Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status. Novartis Found Symp. 277:3-16.
  10.  National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Dengue Fever Treatments. Diakses 10 Agustus 2011.
 
Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah"

Posting Komentar