Masalah Demam Berdarah

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes

MASALAH DEMAM BERDARAH



BAB I
PENDAHULUAN

1.      1 Latar Belakang
Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu duduk kasus kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak- anak. Penyakit Demam Berdarah / Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus “ dengue “ dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan duduk kasus kesehatan lantaran masih banyak tempat yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya merupakan sumber penyebaran penyakit ke wilayah lain. Setiap Kejadian Luar Biasa ( KLB ) DBD umumnya dimulai dengan peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut. Untuk membatasi penyebaran penyakit DBD diharapkan pengasapan ( fogging ) secara massal, abatisa massal, serta pergerakan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) yang terus - menerus. DBD yakni penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk di tempat tropis dan subtropis dunia.
Penyakit demam berdarah dengue mempunyai perjalanan yang sangat penting dan sering menjadi fatal lantaran banyak pasien yang meniggal akhir penanganan yang terlambat. Oleh lantaran itu kami ingin menciptakan makalah perihal demam berdarah dengue.

1.      2 Tujuan Makalah
Dalam makalah ini kami ingin mengetahui tentang:
1)      Definisi Demam Berdarah Dengue
2)      Etiologi Demam Berdarah Dengue
3)      Patogenesis Demam Berdarah Dengue
4)      Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue
5)      Pemeriksaan Penunjang Demam Berdarah Dengue
6)      Diagnosis Banding Demam Berdarah Dengue
7)      Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
8)      Program Peemberantasan Demam Berdarah Dengue
9)      Pencegahan Demam Berdarah Dengue
10)  Tren Isu Demam Berdarah Dengue

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.      1 Definisi Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue ( atau Dengue Haemorrhagic Fever, selanjutnya disingkat DBD ) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan cukup umur dengan tanda-tanda utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk sesudah dua hari pertama.
Penyakit Demam Berdarah / Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus “ dengue “ dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

2.    2 Etiologi Demam Berdarah Dengue
Penyebab utama penyakit demam berdarah yakni virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui sanggup menimbulkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah gres muncul ketika seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami abses oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh sesudah abses pertama justru akan menjadikan kemunculan tanda-tanda penyakit yang lebih parah ketika terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang sanggup terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya sanggup menginfeksi satu kali akhir adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
Virus dengue sanggup masuk ke tubuh insan melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes ibarat Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yakni vektor yang paling banyak ditemukan menimbulkan penyakit ini. Nyamuk sanggup membawa virus dengue sesudah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi sanggup mentransmisikan virus dengue tersebut ke insan sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga sanggup membuatkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa kera juga sanggup terserang oleh virus dengue, serta sanggup pula berperan sebagai sumber abses bagi kera lainnya jikalau digigit oleh vektor nyamuk.
Tingkat risiko terserang penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang mempunyai antibodi terhadap virus dengue akhir abses pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.
Ciri- ciri nyamuk Aedes Aegypti adalah:
-          Sayap dan badannya belang- belang atau bergaris- garis putih
-          Berkembangbiak di air jernih yang tidak beralaskan tanah ibarat kolam mandi, WC, tempayan, drum dan kaleng- kaleng yang menampung air ibarat kaleng, ban bekas, pot flora air, tempat minum burung, dan lain- lain.
-          Jarak terbang ±100 m
-          Nyamuk betina bersifat “ multiple biters” ( menggigit beberapa orang lantaran sebelum nyamuk itu kenyang sudah berpindah tempat.
-          Tahan dalam suhu panas dan tinggi.
2.3  Patogenesis Demam Berdarah Dengue
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus sebagai vektor ke tubuh insan melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali sanggup memberi tanda-tanda sebagai DD. Apabila orang itu menerima nfeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD sanggup terjadi jikalau sesorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, menerima abses berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus- antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem suplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C5a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit fakttor 3 yang merangsang koagulasi intravaskular. Terjadinya aktivasi faktor Hageman akan menimbulkan pembekuan intravaskular yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

2.      4 Gejala dan Tanda Demam Berdarah Dengue
Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang ibarat DD, hingga ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi renjatan yang beraakibat fatal. Masa inkubasi dengue antaara 3- 15 hari, rata- rata 5-8 hari. Pada Pasien DBD sanggup terjadi tanda-tanda perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa ptekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena, dan epitaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit.  
Pasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda- tanda berikut :              
1.      Demam akut, yang tetap tinggi selama 2- 7 hari tanpa alasannya yang jelas, kemudian turun secara lisis. Demam disertai tanda-tanda tidak spesifik, ibarat anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala.
2.      Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel Leede ( + ), mulai dari petekie ( + ) hingga perdarahan impulsif ibarat mimisan, muntah darah, atau berak darah hitam.
3.      Hasil investigasi trombosit menurun ( normal: 150. 000- 300.000 µL ), hematokrit meningkat ( normal: laki-laki < 45, perempuan < 40 ).
4.      Akral dingin, gelisah, tidak sadar
5.      Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikhterus
Kriteria diagnosis ( WHO, 1997 )
a.       Kriteria Klinis
1.      Demam tinggi mendadak tanpa alasannya yang terang da berlansung terus menerus selama 2- 7 hari.
2.      Terdapat manifestasi perdarahan.
3.      Pembesaran hati.
4.      Syok.
b.      Kriteria Laboratoris
1)      Trombositopenia ( < 100. 000/ mm3 ).
2)      Hemokonsentrasi ( Ht meningkat > 20 % ).
Seorang pasien dinyatakan menderita penyakit DBD jikalau terdapat minimal 2 tanda-tanda klinis yang positif dan 1 hasil laboratorium yang positif. Bila tanda-tanda dan tanda tersebut kurang dari ketentuan di atas maka pasien tidak dinyatakan menderita demam dengue.
Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut:
1.      Derajat I ( ringan ), terdapat demam mendadak selama 2- 7 hari disertai tanda-tanda klinis lain dengan manifestasi perdarahan teringan, yaitu uji turniket positif.
2.      Derajat II ( sedang ), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain.
3.      Derajat III, ditemukan tanda- tanda dini renjatan.
4.      Derajat IV, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tak terukur.
Diagnosis klinis perlu disokong investigasi serologi.
2.5 Pemeriksaan Penunjang Demam Berdarah Dengue
1.      Darah. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, sanggup ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII. Pada investigasi kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT, SGPT, ureum, dan pH darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun.
2.      Air seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3.      Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi hiperselular pada hari ke- 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke- 10 sudah kembali normal untuk semua sistem.
4.      Uji serologi
a.       Uji serologi menggunakan serum ganda yaitu serum diambil pada masa akut dan konvalesen yaitu uji pengikatan suplemen ( PK ), uji netralisasi ( NT ), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.
b.      Uji serologi menggunakan serum tunggal yaitu uji dengue blot yang mengukur  antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini dicari yakni ada tidaknya antibodi antidengue.
5.      Isolasi virus, yang diperiksa yakni darah pasien dan jaringan
2.6 Diagnosis Banding Demam Berdarah Dengue
1.      Adanya demam pada awal penyakit daapat dibandingkan dengan abses kuman maupun virus, ibarat bronkopneumonia, kolesistitis, pielonefritis, demam tifoid, malaria.
2.      Adanya ruam yang akut ibarat pada morbili perlu dibedakan dengan DBD.
3.      Adanya pembesaran di hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan leptospirosis.
4.      Pada meningitis dan sepsis terdapat perdarahan di kulit.
5.      Penyakit- penyakit darah ibarat ITP, leukimia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik.
6.      Renjatan endotoksik.
7.      Demam chikungunya.
2.7 Penatalaksanaan  Demam Berdarah Dengue
Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit adalah:
1.      Tirah baring.
2.      Makanan lunak dan jikalau belum nafsu makan diberi minum 1, 5 liter dalam 24 jam ( susu, air dengan gula, atau sirup ) air tawar ditambah garam.
3.      Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia sanggup diberi kompres, sntipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan diberikan asetosal lantaran ancaman perdarahan.
4.      Antibiotik diberikan jikalau terdapat kemungkinan terjadi abses sekunder.
Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan:
1.      Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12- 48 jam sesudah renjatan diatasi.
2.      Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernafasan tiap jam, serta Hb pada Ht pada tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
2. 8 Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
1.      Tujuan
a.       Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit DBD.
b.      Mencegah dan menanggulangi KLB.
c.       Meningkatkan Peran Serta Masyarakat ( PSM ) dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ).
2.      Sasaran
Sasaran nasional ( 2000 ):
a.       Morbiditas di kecamatan endemik DBD < 2 per 10. 000 penduduk.
b.      CFR < 2, 5 %.
3.      Strategi
a.       Kewaspadaan dini
b.      Penanggulangan KLB
c.       Peningkatan ketrampilan petugas
d.      Penyuluhan
4.      Kegiatan
a.       Pelacakan penderita ( penyelidikan epidemiologi, PE ), yaitu aktivitas mendatangi rumah- rumah dari kasus yang dilaporkan ( indeks kasus ) untuk mencari penderita lain dan menyidik angka jentik dalam radius ± 100 m dari rumah indeks.
b.      Penemuan dan santunan penderita, yaitu aktivitas mencari penderita lain. Jika terdapat tersangka kasus DBD maka harus segera dilakukan penanganan kasus termasuk merujuk ke Unit Pelayanan Kesehatan ( UPK ) terdekat.
c.       Abatisasi Selektif ( AS ) atau larvasidasi selektif, yaitu aktivitas menawarkan atau menaburkan larvasida ke dalam penampungan air yang positif terdapat jentik aedes.
d.      Fogging focus ( FF) yaitu aktivitas menyemprot dengan insektisida ( malation, losban ) untuk membunuh nyamuk cukup umur dalam radius 1 RW per  400 rumah per 1 dukuh.
e.       Pemeriksaan jentik terpola ( PJB ) yaitu aktivitas reguler tiga bulan sekali, dengan cara mengambil sampel 100 rumah/ desa/ kelurahan. Pengambilan sampel sanggup dilakukan dengan cara random atau metode spiral ( dengan rumah di tengah sebagai pusatnya ) atau metode zig zag. Dengan aktivitas ini akan didapatkan angka kepadatan jentik atau HI ( House Index ).
f.       Pembentukan kelompok Kerja ( Pokja ) DBD di semua level administrasi, mulai dari desa, kecamatan, hingga tingkat pusat.
g.      Pergerakan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyampuk ) dengan 3M ( menutup dan menguras tempat penampungan air bersih, mengubur barang bekas, dan membersihkan tempat yang berpotensi bagi perkembangbiakan nyamuk ) di tempat endemik dan sporadik.
h.      Penyuluhan perihal tanda-tanda awal penyakit, pencegahan, dan tumpuan penderita
2.9 Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Kegiatan ini meliputi:
a.       Pembersihan jentik
-          Program pemberantasan sarang nyamuk
-          Larvasidasi
-          Menggunakan ikan ( ikan kepala timah, cupang, sepat )
b.      Pencegahan gigitan nyamuk
-          Menggunakan kelambu
-          Menggunakan obat nyamuk ( bakar, oles )
-          Tidak melaksanakan kebiasaan beresiko ( tidur siang, menggantung baju )
-          Penyemprotan
2.10 Tren Isu Demam Berdarah Dengue di Masyarakat
Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi duduk kasus kesehatan besar di Indonesia dengan angka bencana dan kematian yang terus meningkat. Masih banyak orang yang salah memahami perihal DBD. Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue. DBD memang sering terjadi pada anak-anak, tapi bahwasanya DBD sanggup menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Selama ini DBD masih menjadi kasus yang seram dan banyak orangtua yang panik jikalau anaknya mengalami demam tinggi. Dan ternyata banyak salah pemahaman yang beredari di masyarakat.
Ada pula yang perlu diluruskan dalam menangani dan mengobati DBD, antara lain:
- Parasetamol yakni satu-satunya obat penurun demam yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Demam Berdarah Dengue
- Pasien yang demam dan memperlihatkan tanda-tanda Demam Berdarah Dengue jangan diberikan asetil salisilat (aspirin), asam mefenamat, steroid, ibuprofen. Zat kimia ini sanggup berisiko menambah pendarahan pada kasus Demam Berdarah Dengue
-Tidak perlu menawarkan antibiotik, lantaran Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus
- Pengobatan Demam Berdarah Dengue bahwasanya cukup dengan istirahat dan minum cukup air (> 5 gelas sehari)
- Susu, jus buah dan air beras tidak terlalu dianjurkan lantaran tidak banyak membantu. Cukup dengan banyak minum air putih saja.


BAB III
PENUTUP

3.      1 Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah / Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit menular yang disebabkan oleh virus “ dengue “ dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi duduk kasus kesehatan besar di Indonesia dengan angka bencana dan kematian yang terus meningkat. Masih banyak orang yang salah memahami perihal DBD. Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue. DBD memang sering terjadi pada anak-anak, tapi bahwasanya DBD sanggup menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Selama ini DBD masih menjadi kasus yang seram dan banyak orangtua yang panik jikalau anaknya mengalami demam tinggi. Dan ternyata banyak salah pemahaman yang beredari di masyarakat.
3.2  Saran
Diharapkan untuk masyarakat memahami perihal konsep demam berdarah semoga tidak berlanjut dalam suatu kesenjangan persepsi selama ini perihal demam berdarah

DAFTAR PUSTAKA

1.      Widoyono, 2008. Penyakit Tropis. EMS: Jakarta
3.      Salmiyatun, 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah. EGC: Jakarta.
4.      Setiabudi,2011.http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=203130:masalah-dbd-tanggung-jawab-bersama&catid=15:sumut&Itemid=28
5.      Arif, et al, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.
 

Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Masalah Demam Berdarah"

Posting Komentar