Perilaku Kesehatan Dan Cara Pengukurannya

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dr. Suparyanto, M.Kes



PERILAKU KESEHATAN DAN CARA PENGUKURANNYA

1.    Pengertian Perilaku
       Perilaku yaitu suatu kegiatan atau acara organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.Secara singkat, acara insan dikelompokkan menjadi 2 yakni:
a)    Aktivitas-aktivitas yang sanggup diamati oleh orang lain
b)   Aktivitas-aktivitas yang tidak sanggup diamati oleh orang lain

Skinner (1938) spesialis psikologi merumuskan bahwa sikap merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku insan terjadi melalui proses: Stimulus, Organisme, Respons. Teori Skinner disebut teori “S-O-R”.Teori Skinner menjelaskan adanya 2 jenis respons, yaitu:
a)    Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, alasannya yaitu menjadikan respons-respons yang relatif tetap. Respondent respons juga meliputi sikap emosional.
b)    Operan respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, alasannya yaitu berfungsi untuk memperkuat respons.

       Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka sikap insan sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a)    Perilaku tertutup (Covert behavior)
       Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum sanggup diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
b)    Perilaku Terbuka (Overt behavior)
       Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini sanggup diamati oleh orang lain dari luar atau “observable behavior”.

2.    Ilmu-Ilmu Dasar perilaku
          Perilaku terbentuk dari dua faktor yakni:
a)    Faktor eksternal (stimulus) : faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
b)    Faktor Internal (respons) : perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya.
Ilmu sikap dibuat dan dikembangkan dari 3 cabang ilmu yaitu : psikologi, sosiologi, dan antropologi.

3.    Perilaku kesehatan
                 Perilaku kesehatan (health behavior) adalah respons terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) menyerupai lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan.Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a)    Perilaku orang yang sehat biar tetap sehat dan meningkat, sikap ini disebut sikap sehat (healthy behavior), yang meliputi perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab problem , atau penyebab problem kesehatan (perilaku preventif), dan sikap dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).
b)    Perilaku orang sakit atau telah terkena problem kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan problem kesehatannya. Perilaku ini disebut sikap pencarian pelayanan kesehatan (healthy seeking behavior) (Notoatmodjo 2010 : 20-24).

4.    Faktor-faktor Perilaku yang berafiliasi dengan kesehatan
                 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap insan berdasarkan Lawrence Green terdapat 3 faktor utama yaitu:
a)    Faktor Predisposisi (Predisposing factors)
       Faktor yang sanggup mempermudah terjadinya sikap pada diri seseorang. Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosio-demografi.
1)    Umur
       Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental) dan perubahan ini terjadi alasannya yaitu pematangan fungsi organ, pada aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan cerdik balig cukup akal sehingga mempengaruhi sikap dan sikap seseorang dalam melaksanakan tindakan (Mubarak 2011).
2)    Pendidikan
       Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin gampang pula mendapatkan gosip dan pada risikonya pengetahuan yang dimilikinya lebih banyak. Jika seseorang mempunyai tingkat pendidikan rendah maka akan menghambat perkembangan sikap dan sikap seseorang terhadap penerimaan gosip dan nilai-nilai yang gres (Mubarak 2011).
3)    Pekerjaan
      Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu luang untuk mendapatkan gosip sehingga dari gosip yang diperoleh menambah pengetahuan dan menjadikan sikap yang baik (Soekidjo 2003).

b)    Faktor Pemungkin (Enabling factors)
       Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini yang berupa lingkungan fisik, sarana lesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber dan akomodasi kesehatan.
1)    Fasilitas
       Pada ketika hamil ibu harus sering memeriksakan kehamilannya, alasannya yaitu hal tersebut sanggup memantau perkembangan janin yang ada dalam rahim dan bidan juga berhak memperlihatkan konseling wacana kebutuhan ketika hamil. Tugas Utama seorang bidan yaitu mendampingi kaum wanita dalam menjalani kehamilan, mulai dari prakonsepsi sampai masa persalinan (Ibunda prita 2011).
2)    Sumber Informasi
       Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan gosip sekaligus menghasilkan gosip (Kartono 2006). Dengan memperlihatkan gosip akan meningkatkan pengetahuan masyarakat, selanjutnya dengan pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran, dan pada risikonya akan mengakibatkan orang berperilaku sesuai alasannya yaitu didasari pada keadaan mereka sendiri dan bukan pikiran (Heri 2009). Informasi merupakan bentuk  stimulus yang mempengaruhi seseorang, baik yang di dapatkan secara eksklusif dari lingkungan maupun secara tidak eksklusif (Sunaryo 2004).

c)    Faktor Penguat (Reinforcing)
       Faktor yang memperkuat sikap termasuk sikap dan sikap petugas, kelompok referensi, dan tokoh masyarakat (Maulana 2009 : 226-227).

5.    Ranah (Domain) Perilaku
       Perilaku yaitu keseluruhan (totalitas) pemahaman dan acara seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908) spesialis psikologi pendidikan membedakan3 domain sikap yakni :
1)    Kognitif (cognitive)
2)    Afektif (affective)
3)    Psikomotor (psychomotor)
      
Oleh hebat pendidikan di Indonesia ketiga domain ini diterjemahkan kedalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor) atau peri rasa, peri cipta, dan peri tindak.
       Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah sikap sebagai berikut:
1)    Pengetahuan
       Pengetahuan yaitu hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
2)    Sikap
       Sikap yaitu juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Menurut Campbell (1950) dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan tanda-tanda dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan tanda-tanda kejiawaan yang lain. Newcomb, salah spesialis psikologi sosial menyatakan bahwa sikap yaitu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi sikap (tindakan), atau reaksi tertutup.
3)    Tindakan atau praktik (practice)
       Praktik atau tindakan ini sanggup dibedakan menjadi 3 tingkatan berdasarkan kualitasnya, yakni :
a)    Praktik terpimpin (guided response)
            Apabila subjek atau seseorang telah melaksanakan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau memakai panduan.
b)    Praktik secara prosedur (mechanism)
            Apabila subjek atau seseorang telah melaksanakan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
c)    Adopsi (adoption)
            Adopsi yaitu suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau prosedur saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau sikap yang berkualitas (Notoatmodjo 2010 : 26-32).

6.    Cara Pengukuran Perilaku
       Secara garis besar mengukur sikap terbuka atau praktek sanggup dilakukan melalui dua metode, yakni:
a)    Langsung
Mengukur sikap secara langsung, berarti peneliti eksklusif mengamati atau mengobservasi sikap subjek yang diteliti. Peneliti sanggup memakai media instrumen check list dengan skala Guttman.
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memperlihatkan tanggapan yang tegas menyerupai tanggapan dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, baiklah dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat menyerupai cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0dan analisisnya sanggup dilakukan menyerupai skala Likert ( Hidayat 2012 : 103).

b)    Tidak langsung
Pengukuran sikap secara tidak eksklusif ini, berarti peneliti tidak secara eksklusif mengamati sikap orang yang diteliti (responden). eneliti sanggup memakai media angket/kuesioner dengan skala likert  (Notoatmodjo 2010).
       Salah satu skor standar yang biasanya dipakai dalam skala model Likert  adalah skor – T, yaitu:



 Dimana:
X           :Skor responden pada skala sikap Ibu bersalin yang hendak diubah menjadi skor T
X           : Mean skor kelompok
  s            : Deviasi standar skor kelompok

Untuk mencari s dipakai rumus:
Skor mean T = Skor T Responden
                         Jumlah Responden


Untuk kategori evaluasi menjadi:
Perilaku positif         :jika skor T hasil penghitungan > mean T (50)
Perilaku Negatif       :jika skor T hasil perhitungan < mean T (50)
(Azwar 2011 : 156).


DAFTAR PUSTAKA


1.    Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta.

2.    Asri, Dewi H, dan P, Cristine Clervo 2010, Asuhan Persalinan Normal, Nuha Medika : Yogyakarta.

3.    Azwar, Saifuddin 2011, Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Pustaka Belajar : Yogyakarta.

4.    Bobak, Lowdermilk, dan Jensen 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku kedokteran EGC : Jakarta.

5.    Budiarto, Eko 2002, Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,  EGC : Jakarta.

6.    Eniyati, dan Putri Melisa R 2012, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

7.    Hidayat, Aziz Alimul 2007, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta.

8.    Hidayat, Aziz Alimul 2010, Metode Penelitian Kesehatan paradigma Kuantitatif, Health Books Publishing : Surabaya.

9.    Hidayat, Aziz Alimul 2012, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta.

10. Kartono, 2006, Perilaku Manusia, ISBN: Jakarta

11. Manuaba, Ida Bagus Gde 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

12. Maulana, Heri D.J 2009, Promosi Kesehatan, EGC : Jakarta.

13. Mubarak, Wahit Iqbal 2011, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika : Jakarta

14. Momadmin 2011, Mengejan, dilihat 22 februari 2013

15. Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.

16. Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta.

17. Oxorn, Harry dan Forte William R 2010, Ilmu Kebidanan Patologi dan Persalinan, Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.

18. Prawirohardjo, Sarwono 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

19. Prawirohardjo, Sarwono 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

20. Suparyanto 2011, Konsep Persalinan, dilihat 22 februari 2013 <http://jurnalkebidananku.blogspot.com//search?q=konsep-persalinan>

21. Suyanto 2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Nuha Medika : Yogyakarta.



 
Sumber https://dr-suparyanto.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Perilaku Kesehatan Dan Cara Pengukurannya"

Posting Komentar