Model Pembelajaran Student Teams- Achievement Divisions (Stad)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk berhubungan pada suatu kiprah bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk merampungkan kiprah yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif ialah prestasi mencar ilmu akademik siswa meningkat dan siswa sanggup mendapatkan banyak sekali keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.


1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD
1.      Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran memakai sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda (heterogen)

2.      Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif ialah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
3.      Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang sanggup memperbaiki pembelajaran selama ini. Pertama,beberapa penelitian menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif sanggup meningkatkan prestasi mencar ilmu siswa sekaligus sanggup menngkatkan kemampuan kekerabatan sosial,menumbuhkan perilaku mendapatkan kekurangan diri dan orang lain,serta sanggup meningkatkan harga diri.kedua,pembelajaran kooperatif sanggup merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan problem dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.


2.   Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
      a.   Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
b.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
c.   Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi kiprah dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
d.   Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e.   Setiap anggota kelompok (siswa) membuatkan kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk mencar ilmu bersama selama proses belajarnya.
f.    Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

3.   Ciri Pembelajaran Kooperatif
Masih berdasarkan Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai
berikut.
a.   Siswa dalam kelompok secara kooperatif merampungkan materi mencar ilmu sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b.   Kelompok dibuat dari siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c.   Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

4.   Sintaks Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti
berikut.
Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD
Langkah
Indikator
Tingkah laris guru
Langkah 1






Langkah 2


Langkah 3



Langkah 4




Langkah 5






Langkah 6
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa





Menyajikan informasi


Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok- kelompok belajar

Membimbimg kelompok belajar



Evaluasi






Memberikan penghargaan
Guru memberikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta memotivasi siswa

Guru menyajikan gosip kepada siswa

Guru menginformasikan pengelom-pokkan
Siswa

Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru mengevaluasi hasil mencar ilmu tentang
materi pembelajaran yang telah dilaksanakan



Guru memberi penghargaan hasil belajar
individual dan kelompok


Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas pria dan perempuan, berasal dari banyak sekali suku, mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim memakai lembar acara atau perangkat pembelajaran yang lain untuk merampungkan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran melalui diskusi dan kuis.

Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
a. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi kiprah pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok       
     lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh penerima didik. Pada dikala menjawab
    kuis/pertanyaan penerima didik dihentikan saling membantu.
f. Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang mempunyai nilai/poin
    tertinggi.
g. Guru memperlihatkan evaluasi.
h. Penutup.

Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh
kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis.
Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan
pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Skor Kuis
Poin peningkatan
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Hasil tepat (tidak mempertimbangkan skor dasar
5
10
20
30
30

Catatan: Nilai kuis sebelumnya sanggup dipakai sebagai skor dasar
(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)
Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada donasi poin peningkatan
yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin
peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan
kelompok diberikan dengan empat kriteria menyerupai pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok
Kriteria
Nilai Perkembangan

Excellent
The best teams
Good teams
General teams
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5

 (Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)
5.      Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD
A)    Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut Davidson (dalam Nurasma,2006:26) :        
a)      Meningkatkan kecakapan individu
b)      Meningkatkan kecakapan kelompok
c)      Meningkatkan komitmen
d)     Menghilangkan prasangka jelek terhadap sobat sebaya
e)      Tidak bersifat kompetitif
f)       Tidak mempunyai rasa dendam

B)    Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD
a)      Menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007 )yaitu:
b)      Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
c)      Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan lantaran kiprah anggota yang berilmu lebih dominan.  


E.  Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam proses mencar ilmu mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus sanggup membuat kondisi yang sanggup melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian dibutuhkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa menerima motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses mencar ilmu mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.

Pembelajaran kooperatif sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa secara konsisten baik bagi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam acara pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD sanggup menumbuhkan motivasi dan prestasi mencar ilmu siswa. Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memperlihatkan pengalaman-pengalaman sosial alasannya ialah mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan kiprah bersama.

Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, acara model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, lantaran siswa aktif dalam proses mencar ilmu mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STADakan sanggup meningkatkan motivasi dan prestasi mencar ilmu siswa

 Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur kiprah Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)


Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Model Pembelajaran Student Teams- Achievement Divisions (Stad)"

Posting Komentar