Model Pembelajaran Talking Stick

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Model Pembelajaran Talking Stick
A. Sejarah Talking Stick

Talking Stick (tongkat berbicara) yaitu metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk orisinil Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau memberikan pendapat dalam suatu lembaga (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :
The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.
Artinya:

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang memiliki hak berbicara. Pada dikala pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jikalau orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapat giliran berbicara, tongkat itu kemudian dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
Dari klarifikasi di atas sanggup disimpulkan bahwa talking stick digunakan sebagai tanda seseorang memiliki hak bunyi (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

B. Talking Stick Sebagai Model Pembelajaran

Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan sumbangan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru sesudah siswa mempelajari bahan pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan membuat suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-langkah penerapannya sanggup dilakukan sebagai berikut.

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
3. Guru memberikan bahan pokok yang akan dipelajari, kemudian memperlihatkan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari bahan pelajaran.
4. Siswa berdiskusi membahas dilema yang terdapat di dalam wacana.
5. Setelah kelompok selesai membaca bahan pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
6. Guru mengambil tongkat dan memperlihatkan kepada salah satu anggota kelompok, sesudah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya hingga sebagian besar siswa mendapat bab untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
7. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jikalau anggota kelompoknya tidak sanggup menjawab pertanyaan.
8. Guru memperlihatkan kesimpulan.
9. Guru melaksanakan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
10. Guru menutup pembelajaran.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3. Agar lebih ulet mencar ilmu (belajar dahulu).

Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, bingung gulana dan lain2 (becanda).


D. Kesimpulan

1. talking stick digunakan sebagai tanda seseorang memiliki hak bunyi (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun

Sumber http://jurnalbidandiah.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Model Pembelajaran Talking Stick"

Posting Komentar