Pengamatan Janin Intrapartum

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
PEMERIKSAAN KESEHATAN JANIN
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui 2 cara :
  1. Auskultasi berkala dengan fetoskop atau doppler
  2. Pemantauan elektronik janin berkelanjutancontinous electronic fetal monitoring

PEMANTAUAN ELEKTRONIK JANIN BERKELANJUTAN
(Continuous Electronic Fetal Monitoring )
Dikerjakan pada kehamilan resiko tinggi setiap 15 menit pada kala I persalinan dan tiap 5 menit pada kala II persalinan.
Pemantauan sanggup dilakukan dengan 2 cara :
  1. Pemantauan INTERNAL dengan meletakkan elektrode EKG pada kulit kepala janin (selaput ketuban sudah pecah / dipecah).
  2. Pemantauan EKSTERNAL (indirect) dimana DJJ dan kontraksi uterus dipantau melalui transduser yang diletakkan pada dinding abdomen ibu .

Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM

 NON STRESS TEST

Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin yaitu indikasi untuk melaksanakan investigasi kesehatan janin:
  1. Ibu berbaring dan miring kiri.
  2. DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada dinding abdomen ibu.
  3. Ibu diminta memencet tombol khusus ketika mencicipi adanya gerakan janin
  4. Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akhir gerakan janin dan kontraksi uterus: 1) NORMAL: Respon perubahan DJJ ketika ada gerakan janin yaitu > 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya berlangsung selama 15 detik
    2) REAKTIF : Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin dalam keadaan baik
Hasil NST non REAKTIF yaitu indikasi untuk investigasi PROFIL BIOFISIK.
CONTRACTION STRESS TEST
  • CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus). Sekurangnya diharapkan adanya 3 his – kontraksi utrerus dalam 10 menitgar sanggup meng interpretasi test ini.
  • CST NEGATIF : Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil ini meyakinkan)
  • CST POSITIF: terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut pada >  50% his yang terjadi. Hal ini terkait dengan outcome perinatal jelek pada 35 – 40% kasus
    • Tingkat kasatmata palsu mencapai 50%
  • CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 – 72 jam dan lebih dari 80% hasil ulangan menunjukkan hasil negatif  
GRAFIK GERAK JANIN – “KICK CHART”
  • Hasil evaluasi sanggup dipercaya
  • Gerak janin semakin lambat dengan:
    • Usia kehamilan
    • Olgohidramnion
    • Merokok
    • Terapi kortikosteroid
  • Grafik “ kicck chart” : semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama 11 jam.
PROFIL BIOFISIK
Pemeriksaan memakai ultrasonografi dan kardiotokografi dan memilih 5 parameter :
  1. Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak )
  2. Aktivitas janin ( gerakan agresif badan atau ekstrimitas janin)
  3. “Amniotic Fluid Index”
  4. Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin)
  5. Reaktivitas ( “non-stress test” )
Masing masing parameter diberi skore 0 – 1 – 2 dan profil disebut normal jikalau jumlah skore 8 – 10.
Catatan:
  • Skore ≥ 6 , harus dilihat skore AFI ; jikalau kesudahannya baik maka keadaan janin normal
  • Skore 2 , kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar
  • Skore 4 , harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi yang ada ketika itu.
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM


AMNIOTIC FLUID INDEX - AFI
Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru, proteksi terhadap stress berat dan infeksi.
Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya nanah intra uterin oleh lantaran pada 10% pasien kehamilan aterm dengan selaput ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi kuman
AFI ditentukan dalam PBF dan menggambarkan volume cairan amnion.
Perhitungan AFI yaitu dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran, pada masing masing kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran.
Volume cairan amnion normal :
  • Volume pada ahad ke 28 < 800 ml
  • > 28 ahad : jumlah cairan amnion ↓
  • Minggu ke 40 jumlah cairan amnion ± 500 ml
Volume cairan amnion aneh :
  • OLIGOHIDRAMNION : AFI < 5
    • Ketuban Pecah Dini
    • 60% kasus berkaitan dengan PJT
  • (poli) HIDRAMNION : AFI > 20 ( 2 liter )
POLA DETIK JANTUNG JANIN
  • HIPOKSEMIA : kadar oksigen darah < normal
  • HIPOKSIA : kadar oksigen jaringan menurun
  • ASIDEMIA : Kadar ion H+ darah meningkat
  • ASIDOSIS : Kadar ion H+ jaringan meningkat
  • ASFIKSIA : Hipoksia janin disertai dengan asidosis metabolik
REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL
Frekuensi DJJ normal 110 – 160 dpm.
Nilai dasar ( “base line” rate yaitu frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal mempunyai variasi periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai dibawah “base line”).
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL : Terdapat 2 akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit.

POLA DETIK JANTUNG JANIN
Penilaian DJJ tergantung pada contoh nilai dasar dan perubahan periodik yang bekerjasama dengan kontraksi uterus.

PENILAIAN NILAI DASAR DENYUT JANTUNG JANIN
  • Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit ) dan VARIABILITAS.
  • Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini.
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM

Nilai dasar variabilitas sanggup dibagi menjadi interval jangka pendek dan interval jangka panjang :
  1. Variabilitas jangka pendek atau “beat to beat variablity
    • Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal yaitu antara 5 – 25 dpm
    • Fluktuasi < 5 dpm cenderung dikatakan aneh dan jikalau disertai dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat janin berat.
  2. Variabilitas jangka panjang
    • Variabilitas jangka panjang normal yaitu antara 3 – 10 dpm
    • Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit.
PERUBAHAN DENYUT JANTUNG JANIN PERIODIK
Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang bekerjasama dengan kontraksi uterus. Respon terhadap kontraksi uterus sanggup digolongkan sebagai berikut :
  1. Tidak terjadi perubahan
  2. Akselerasi : peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi utrerus (respon normal)
  3. Deselerasi : penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus (respon abnormal) , terbagi menjadi
    1. Dini
    2. Lambat
    3. Variabel
    4. Campuran
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
DESELERASI
Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan ketika terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus.
DESELERASI DINI
  • Saat terjadinya, puncak dan selesai kejadian sejalan dengan kontraksi uterus.
  • Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi .
  • Efek terjadi akhir aktivasi nervus vagus
  • Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala.
  • Tidak memerlukan intervensi
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM

DESELERASI LAMBAT
  • Perhatikan gambar dibawah
  • Kejadian dimulai ketika puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat sehabis kontraksi uterus berakhir
  • Terjadi akhir insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah uteroplasenta) selama kontraksi.
  • Tindakan :
    • Ibu berbaring miring.
    • O2 sungkup.
    • Hentikan oksitosin.
    • Tokolitik.
    • Bila berlangsung > 30 menit periksa pH darah dan pertimbangkan SC
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
DESELERASI VARIABEL
  • Keadaan aneh dan sanggup bersifat sedang atau berat.
  • Terjadi akhir kompresi talipusat/kepala
  • Bila berulang : lilitan talipusat ?
  • Intervensi :
    • Amnioinfusion
    • Merubah posisi ibu : Trendelenburg

 

TAKIKARDIA JANIN

RINGAN = 161 – 180 dpm
BERAT = ≥ 181 dpm
etiologi :
  • Infeksi intrauterin
  • Hipoksia berat janin
  • Penyakit jantung kongenital
“Beat To Beat Variability”
  • Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom : salah satu petunjuk dari intergritas sistem saraf sentra janin.
  • Pada kehamilan < 28 minggu, janin masih “neurologically immature” sehingga sanggup gampang terlihat adanya penurunan variabilitas.
“SHORT-TERM VARIABILITY”
  • Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui imbas simfatis & parasimpfatis.
  • Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 – 40 menit.
  • Penurunan varibilitas sanggup terjadi pada:
    • Pasca pinjaman obat narkotik
    • Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain menyerupai deselerasi lambat, takikardia, bradikardia dan deselerasi variabel yang berat.
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
“LONG-TERM VARIABILITY”
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
  • Bentuk dari “variabilitas jangka panjang” yaitu berupa sayap yang lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit.
  • Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna disebut sebagai akselerasi
  • Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung selama 10 – 20 detik.
  • VJP kadang sanggup ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin selama VT atau dengan stimulasi akustik.
  • Adanya akselerasi DJJ yaitu menunjukkan bahwa janin dalam keadaan sehat dan sanggup mentoleransi lingkungan uterus dengan baik.
BEAT TO BEAT VARIABILITY MENURUN :
  • Asidemia janin dan atau maternal.
  • Asfiksia janin.
  • Obat narkotik.
BEAT TO BEAT VARIABLITY MENINGKAT :
  • Hipoksemia janin ringan.
DESELERASI BERKEPANJANGAN :
  • Akibat pemeriksaan  Vaginal Toucher .
  • Hiperaktivitas uterus.
  • Hipotensi maternal  ---->  hipoksemia transien janin.
  • Kompresi talipusat.
Algorithme Penatalaksanaan Frekuensi DJJ abnormal
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
PEMERIKSAAN DARAH JANIN :
Kardiotokografi yaitu alat skrining untuk melihat apakah janin sedang menderita gawat janin akhir asidosis atau tidak.
CTG sangat sensitif (alat terbaik untuk memilih adanya kasatmata yang sejati) namun dengan spesifisitas yang amat jelek ( terlalu banyak mengandung kasatmata yang palsu).
90% kasus dengan keanehan hasil kardiotokografi namun janin lahir dengan Nilai Apgar yang baik.
Pemeriksaan darah janin yaitu tes diagnostik untuk memilih adanya asidosis janin.
Pengambilan sediaan darah janin dilakukan dengan amnisokop dan ditentukan pH darah dan kelebihan basa dalam darah janin. pH normal darah ibu yaitu 7.38, dan pH normal janin : 7.34 – 7.42.
Akibat hipoksia , akan terjadi kompensasi pada janin melalui glikolisis anerobik sehingga : asam laktat meningkat dan pH darah menurun

Indikasi pengambilan sedian darah janin:
  1. Deselerasi variabel persisten
  2. Takikardia janin persisten
  3. Deselerasi dini yang berkepanjangan dan persisten
  4. Cairan ketuban hijau
  5. Variabilitas hilang
Kontraindikasi :
  1. HIV – hepatitis – herpes genitalis.
  2. Penyakit darah .
  3. Prematuritas.
Tehnik :
  • Ibu dalam posisi litothomi, miring 150 lateral.
  • Insersi amnioskop dengan ukuran yang sesuai dengan dilatasi dipasang.
  • Kulit kepala dikeringkan dan di semprot dengan etilkloride supaya hiperemia.
  • Insisi kecil pada kulit kepala
  • Darah diambil dengan tabung kapiler.
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
Detik jantung janin sanggup dinilai melalui  PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
Sumber https://reproduksiumj.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pengamatan Janin Intrapartum"

Posting Komentar